Prosedur Pengujian Mesin Diesel Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

60 9. Menutup kalorimeter dengan penutupnya yang telah dilengkapi dengan pengaduk. 10. Menghubungkan dan mangatur posisi pengaduk pada elektromotor. 11. Menempatkan termometer melalui lubang pada tutup kalorimeter. 12. Menghidupkan elektromotor selama 5 lima menit kemudian membaca dan mencatat temperatur air pendingin pada termometer. 13. Menyalakan kawat penyala dengan menekan saklar. 14. Memastikan kawat penyala telah menyala dan putus dengan memperhatikan lampu indikator selama elektromotor bekerja. 15. Membaca dan mencatat kembali temperatur air pendingin setelah 5 lima menit dari penyalaan berlangsung. 16. Mematikan elektromotor pengaduk dan mempersiapkan peralatan untuk pengujian berikutnya. 17. Mengulang pengujian sebanyak lima kali berturut-turut.

3.7 Prosedur Pengujian Mesin Diesel

Prosedur pengujian mesin diesel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Kalibrasi instrumentasi mesin diesel sebelum digunakan 2. Mengoperasikan mesin dengan cara memutar poros engkol mesin, kemudian memanaskan mesin selama 5-8 menit 3. Mengatur putaran mesin pada 1600 RPM menggunakan tuas kecepatan dan memastikan putaran mesin dengan melihat data analog pada instrumen. 4. Memasang magnet serta menentukan volume bahan bakar yang akan diuji. 5. Menghitung waktu konsumsi bahan bakar 56 ml. 6. Mengulang pengujian menggunakan variasi putaran yang berbeda 1600 Rpm, 1800 Rpm, 2000 Rpm, 2200 Rpm, 2400 Rpm, 2600 Rpm untuk variasi beban 3,5 kg dan 4,5 kg. Untuk lebih ringkasnya prosedur pengujian yang dilakukan dapat dilihat melalui gambar berikut ini : 61 Gambar 3.10 Diagram Alir Pengujian Mesin Catatan: Untuk menentukan komposisi bahan bakar dilakukan dengan beaker glass.

3.8 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

Pengujian emisi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat HESHBON Opacity Smokemeter HD-410 dan HESHBON • Mengukur temperatur oli dan air pendingin • Mencatat temperatur air pendingin dan oli • Mengukur kadar emisi gas buang CO, HC, Opasitas • Mencatat kadar emisi gas buang • Mengulang pengujian dengan putaran mesin, beban statis dan magnet yang berbeda • Menganalisa data hasil pengujian Kesimpulan Selesai  Mengoperasikan mesin dengan memutar poros engkol • Meletakkan beban statis pada dynamometer • Atur putaran mesin : n rpm • Menentukan volume bahan bakar • Kalibrasi instrumentasi mesin diesel • Pasang magnet Mulai 62 Automative Emission Analyzer HG-510. Pengujian ini dilakukan bersamaan dengan pengujian performansi motor bakar diesel dimana gas buang yang dihasilkan mesin pada saat pengujian diukur untuk mengetahui kadar emisinya. Prosedur pengujian dapat dilihat melalui diagram alir berikut ini : Gambar 3.11 Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang • Tekan tombol power yang ada di belakang alat • Biarkan perangkat uji emisi melakukan pemanasan sekitar 5 menit • Tekan zerocal agar perangkat melakukan kalibrasi serta menetralkan sisa-sisa partikulat hasil pengujian sebelumnya. • Setelah nol, pasang probe tester ke ujung knalpot mesin dan tunggu sampai datanya stabil dan kemudian catat atau print hasil pengujian • Mengulang pengujian dengan magnet berbeda, putaran yang berbeda, beban berbeda dan tetap menggunakan bahan bakar solar Kesimpulan Selesai • Menganalisa data hasil pengujian • Menyambungkan perangkat uji emisi ke arus listrik. Mulai • Pemasangan Katalitik Konverter pada mesin diesel 63

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1 Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

Untuk mengetahui nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan, dilakukan pengujian dengan menggunakan Bom Kalorimeter. Nilai kalor bahan bakar didapat dengan melihat perbedaan suhu air sebelum dan sesudah proses pengeboman bahan bakar berlangsung, atau dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut: HHV = T 2 – T 1 – T kp x Cv KJKg Dimana : HHV = Nilai kalor atas High Heating Value T 1 = Temperatur air pendingin sebelum penyalaan C T 2 = Temperatur air pendingin setelah penyalaan C T kp = Kenaikan temperatur kawat penyala 0,05 C Cv = Panas jenis bom kalorimeter 73529.6 kJkg. C Standar nilai kalor solar adalah 44800 kJkg sumber : Enginering toolbok.com, karena dalam pengujian solar menggunakan bom kalorimeter didapat HHV sebesar 58181,818 kJkg, maka pada pengujian ini, digunakan faktor koreksi fk sebesar : fk = 0,77 Pada pengujian nilai kalor bahan bakar solar, diperoleh : T 1 = 24,27 C T 2 = 25,18 C, maka :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 77 88

Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

8 69 88

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 19

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 2

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 5

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 1 27

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 1 2

Cover Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 1 19

Abstract Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 2

Reference Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 1