Uji Kuat Tekan Beton Uji Kuat Tarik Beton

68

3.7 Pengujian Sampel

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik belah beton.

3.7.1 Uji Kuat Tekan Beton

Pengujian dilakukan pada umur beton 3, 7, 14 dan 28 hari untuk tiap variasi beton sebanyak 3 buah. Sehari sebelum pengujian sesui umur rencana, silinder beton dikeluarkan dari bak perendaman. Sebelum dilakukan uji kuat tekan, benda uji ditimbang beratnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin kompres elektrik berkapasitas 200 ton yang digerakkan secara manual. Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus : = dimana : f’c = Kekuatan tekan kgcm 2 P = Beban tekan kg A = Luas permukaan benda uji cm 2 Gambar 3.2 Uji tekan beton Universitas Sumatera Utara 69

3.7.2 Uji Kuat Tarik Beton

Konstruksi beton yang dipasang mendatar sering menerima beban tegak lurus sumbu bahannya dan sering mengalami rekahan splitting. Hal ini terjadi karena daya dukung beton terhadap gaya lentur tergantung pada jarak dari garis berat beton, makin jauh dari garis berat makin kecil daya dukungnya. Kekuatan tarik belah relatif rendah, untuk beton normal berkisar antara 9-15 dari kuat tekan. Penggujian kuat tarik beton dilakukan melalui pengujian split cilinder. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50-0,60 kali √fc’, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √fc’. Pengujian tersebut menggunakan benda uji silinder beton berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan pada arah memanjang di atas alat penguji kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang silinder. Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah menjadi dua bagian dari ujung ke ujung. Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai split cilinder strength. Besarnya tegangan tarik belah beton tegangan rekah beton dapat dihitung dengan rumus : = 2 dimana : Fct = Tegangan rekah beton kgcm P = Beban maksimum kg L = Panjang silinder cm D = Diameter cm Universitas Sumatera Utara 70 A B Gambar 3.3 Uji split cylinder Universitas Sumatera Utara 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Nilai Slump

Nilai slump selalu dihubungkan dengan kemudahan pengerjaan beton workability, hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain :  Gradasi dan bentuk permukaan agregat  Faktor air semen  Volume udara pada adukan beton  Karakteristik semen  Bahan Tambahan Hasil pengujian nilai slump dengan substitusi limbah pabrik pengecoran logam dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Nilai slump untuk berbagai variasi substitusi Variasi substitusi Nilai slump cm

8,5 10

10 20 11 30 12 Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase pemakaian limbah pabrik pengecoran logam, maka nilai slump semakin naik. Hal ini disebabkan daya serap air pada limbah pabrik pengecoran logam yang lebih Universitas Sumatera Utara