71
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Nilai Slump
Nilai slump selalu dihubungkan dengan kemudahan pengerjaan beton workability, hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
Gradasi dan bentuk permukaan agregat
Faktor air semen
Volume udara pada adukan beton
Karakteristik semen
Bahan Tambahan
Hasil pengujian nilai slump dengan substitusi limbah pabrik pengecoran logam dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Nilai slump untuk berbagai variasi substitusi
Variasi substitusi Nilai slump cm
8,5 10
10 20
11 30
12
Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase pemakaian limbah pabrik pengecoran logam, maka nilai slump semakin naik. Hal ini
disebabkan daya serap air pada limbah pabrik pengecoran logam yang lebih
Universitas Sumatera Utara
72 rendah dari agregat halus yang digunakan. Pengaruh pemakaian limbah pabrik
pengecoran logam terhadap nilai slump dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik nilai slump terhadap variasi limbah pabrik pengecoran
logam
8.5 10
11 12
6 7
8 9
10 11
12 13
10 20
30 Nil
ai Sl um
p cm
Persentase Limbah Pabrik Pengecoran Logam
Persentase Limbah Pabrik Pengecoran Logam terhadap Nilai Slump
Universitas Sumatera Utara
73
4.2 Kuat Tekan Silinder Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 3, 7 ,14 dan 28 hari yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran perkembangan kekuatan tekan beton
dengan menggunakan substitusi limbah pabrik pengecoran logam terhadap agregat halus dan hasilnya dibandingkan dengan beton yang menggunakan pasir
biasa.
Universitas Sumatera Utara
74
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Variasi Subtitusi Limbah Pabrik Pengecoran Logam terhadap Agregat Halus
Variasi Substitusi
Simbol Kuat Tekan Silinder Umur 3
Hari Kuat Tekan Silinder Umur 7
Hari Kuat Tekan Silinder Umur
14 Hari Kuat Tekan Silinder Umur
28 Hari
Berat Rata-
Rata Kg
Kuat Tekan
Mpa Terhadap
B-PB
Berat Rata-
Rata Kg
Kuat Tekan
Mpa Terhadap
B-PB
Berat Rata-
Rata Kg
Kuat Tekan
Mpa Terhadap
B-PB
Berat Rata-
Rata Kg
Kuat Tekan
Mpa Terhadap
B-PB B-PB
12,93 37,37
100 12,76
40,03 100
12,69 46,24
100 12,87
52,28 100
10 B-10GA 12,67
39,63 106,06 12,76 46,43 107,89
12,8 51,15 110,62 12,85
58,32 112,78 20
B-20GA 12,7
43,22 116,04 12,65 49,07 114,03 12,82
55,3 119,6
12,87 62,28 120,44
30 B-30GA 12,73
46,24 123,73 12,95 51,33 119,14 12,98
58,88 127,35 12,87 64,92 125,55
B-PB = Beton dengan menggunakan pasir biasa sebagai agregat halus B-10GA = Beton yang menggunakan limbah pabrik pengecoran logam sebagai substitusi agregat halus sebesar 10
B-20GA = Beton yang menggunakan limbah pabrik pengecoran logam sebagai substitusi agregat halus sebesar 20 B-30GA = Beton yang menggunakan limbah pabrik pengecoran logam sebagai substitusi agregat halus sebesar 30
Universitas Sumatera Utara
75
Gambar 4.2 Grafik kuat tekan beton dengan subtitusi limbah pabrik pengecoran
logam terhadap umur beton Gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil pengujian kuat tekan silinder beton
mengalami kenaikan kuat tekan beton seiring dengan peningkatan persentase substitusi limbah pabrik pengecoran logam. Kuat tekan tertinggi terdapat pada
substitusi limbah pabrik pengecoran logam sebanyak 30, yaitu sebesar 46,24 Mpa pada umur 3 hari; 51,33 Mpa pada umur 7 hari; 58,88 Mpa pada umur 14
hari dan 64,92 Mpa pada umur 28 hari.
37.37 40.03