Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

pentingnya menentukan pengaruh berbagai faktor lingkungan, cuaca dan kebiasaan hidup terhadap timbulnya penyakit. Sesuai dengan pernyataan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014 di atas, pada musim hujan tentunya lebih banyak penyakit infeksi sehingga penulis tertarik untuk meneliti pengaruh musim terhadap penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana gambaran penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau di Kota Medan tahun 2013? ”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau di Kota Medan tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui distribusi penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau berdasarkan jumlah peresepan antiikroba. 2. Mengetahui distribusi penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau berdasarkan jenis atau golongan antimikroba. 3. Mengetahui distribusi penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau berdasarkan bentuk sediaan antimikroba. 4. Mengetahui distribusi penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau berdasarkan aturan pakai antimikroba. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi masyarakat umum, data hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk selalu menjaga kebersihan agar infeksi oleh bakteri bisa di hindari. 2. Memberikan informasi kepada farmasi agar penyediaan antimikroba cukup jumlah dan jenisnya di apotek. 3. Di bidang akademikilmiah, memperkaya ilmu pengetahuan dan memperkokoh landasan teoritis ilmu kedokteran, khususnya tentang gambaran penggunaan antimikroba pada musim hujan dan musim kemarau di Kota Medan. 4. Di bidang pengembangan penelitian, memberikan masukan data bagi peneliti lain yang ingin menggali dan memperdalam lebih jauh topik-topik tentang penggunaan antimikroba. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antimikroba

Menurut Setiabudy 2011 antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit. Khususnya mikroba yang merugikan manusia. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Saat ini, banyak antibiotik dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.

2.1.1. Mekanisme Kerja Antimikroba

Menurut Brooks et al . 2007 terdapat lima mekanisme kerja antimikroba yaitu: 1. Melalui Toksisitas Selektif yang berarti bahwa obat tersebut berbahaya bagi patogen tanpa membahayakan pejamu. Toksisitas selektif dapat berfungsi sebagai reseptor spesifik yang diperlukan untuk perlekatan obat. 2. Inhibisi Sintesis Dinding Sel. Cedera pada dinding sel, misal karena lisozim atau inhibisi pada pembentukannya dapat menyebabkan sel menjadi lisis. Dinding sel mengandung polimer kompleks peptidoglikan yang khas secara kimiawi, terdiri dari polisakarida dan polipeptida dengan banyak hubungan silang. Polisakarida tersebut biasanya mengandung gula amino N -asetilglukosamin dan asam asetilmuramat. Asam asetilmuramat ditemukan hanya pada bakteri. 3. Inhibisi Fungsi Membran Sel. Sitoplasma semua sel yang hidup diikat oleh membran sitoplasma, yang bekerja sebagai barier permeabilitas selektif, berfungsi sebagai transpor aktif sehingga mengontrol komposisi internal sel. Jika integritas fungsional membran sitoplasma terganggu, makromolekul dan ion dapat keluar dari sel sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel. Universitas Sumatera Utara