Identifikasi Parasit Prevalensi dan Intensitas

0,85 . Setelah itu diambil potongan dari lembaran insang dan diletakkan diatas kaca objek. Kemudian dikerok dengan menggunakan scalpel dan hasil kerokan diletakkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan NaCl Fisiologis 0,85 dan ditutup dengan kaca penutup. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop. Kabata, 1985.

3.3.5. Pemeriksaan Cacing Parasitik Pada Saluran Pencernaan Ikan

Organ ikan yang akan diperiksa adalah saluran pencernaan usus. Pemeriksaan organ dalam tubuh ikan dilakukan dengan cara membedah bagian tubuh ikan dari kloaka hingga bagian pectoral. Lalu organ usus dikeluarkan dari tubuh ikan dan diletakkan didalam cawan petri berisi NaCl fisiologis 0,85. Pada pemeriksaan usus terbagi menjadi 2 pemeriksaan yaitu:

a. Pengamatan isi usus

Isi usus dikeluarkan dengan cara dibedah atau menggunting usus secara ventrikal. Isi usus diambil sedikit demi sedikit dan diletakkan di atas gelas objek, kemudian ditetesi dengan larutan NaCl fisiologis, lalu ditutup dengan menggunakan kaca penutup. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop. .

b. Pemeriksaan dinding usus ikan

Setelah seluruh isi usus dikeluarkan, selanjutnya dinding usus diletakkan di cawan petri dan ditetesi NaCl fisiologis 0,85 dan diamati seluruh dinding usus dibawah mikroskop, untuk melihat apakah ada parasit yang menempel pada dinding usus. Kabata, 1985.

3.3.6. Identifikasi Parasit

Pengamatan parasit dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan identifikasi parasit dengan menggunakan buku identifikasi Kabata 1985, Dana et., al 1994 Untergasser 1989.

3.3.7. Prevalensi dan Intensitas

Menurut Kusmawan 2012, tingkat infeksi ikan dinyatakan dalam prevalensi. Prevalensi merupakan persentase ikan yang terinfeksi parasit. Untuk menghitung prevalensi dari sampel dapat dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut : Prevalensi = X 100 Sedangkan, untuk menghitung jumlah jenis parasit yang terdapat pada ikan, menggunakan rumus intensitas. Menurut Bush et al. 1997, untuk menghitung intevnsitas dari sampel dapat dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut : Intensitas = Kategori infeksi berdasarkan prevalensi William Bunkley-William,1996 dalam Hariyadi, 2006, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3.1. Kategori Infeksi berdasarkan Prevalensi No Nilai Kategori 1 100-99 Always 2 98-90 Almost always 3 89-70 Usually 4 69-50 Frequently 5 49-30 Commonly 6 29-10 Often 7 9-1 Occasionally 8 1-0,1 Rorely 9 0,1-0,01 Very rorely 10 0,01 Almost never Keterangan: Always : Cacing parasit selalu menginfeksi ikan dan tingkat infeksi kecacingan yang ditimbulkan sangat parah 99-100. Almost always : Cacing parasit hampir selalu menginfeksi ikan dan tingkat infeksi kecacingan yang ditimbulkan parah 98-99. Jumlah ikan yang terserang parasit Jumlah ikan yang diperiksa Jumlah parasit yang menginfeksi Jumlah ikan yang terserang Usually : Cacing parasit biasanya menginfeksi ikan 70-89. Frequently : Cacing parasit tersebut sering kali menginfeksi ikan 50- 69. Commonly : Cacing parasit tersebut biasa menginfeksi ikan 30-49. Often : Cacing parasit tersebut sering menginfeksi ikan 10-29. Occasionally : Cacing parasit kadang-kadang menginfeksi ikan 1-9 Rarely : Cacing parasit tersebut jarang menginfeksi ikan 0,1-1. Very rarely : Cacing parasit tersebut sangat jarang menginfeksi ikan 0,01- 0,1. Almost never : Cacing parasit tersebut tidak pernah menginfeksi ikan 0,01.

3.3.8. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Jenis dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang dan Saluran Pencernaan (Usus) Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

3 51 70

Identifikasi Bakteri dan Cacing Parasitik pada Insang dan Saluran Pencernaan Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus)

2 20 129

Bakteri dan cacing parasitik pada insang dan saluran pencernaan ikan patin (Pangasius sp.)

0 5 101

Jenis dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang dan Saluran Pencernaan (Usus) Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

2 27 70

Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

3 141 72

Cover Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 13

Chapter I Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 3

Chapter II Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 13

Reference Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 4

Appendix Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 11