12
pulp secara semikimia meliputi perlakuan serpih dengan larutan natrium hidroksida NaOH dan defibrasi penggiling akhir Fengel dan Wegener, 1995.
Kertas yang dihasilkan dari proses ini adalah kertas dengan derajat putih yang rendah kecoklatan, memiliki serat yang bersifat kuat, tetapi memiliki kualitas
cetak yang kurang bagus Smook, 1994.
2.1.4. Proses Pembentukan Kertas Forming
Penambahan bahan perekat pada penggunaan kertas seni dilakukan pada saat bubur kertas pulp belum dibentuk menjadi lembaran kertas dengan cara
mencampurkan perekat tapioka. Tanpa penggunaan bahan perekat, serat-serat yang digunakan untuk kertas sebenarnya sudah saling mengkait. Penggunaan
bahan perekat disini adalah untuk menguatkan atau mengawetkan kertas sehingga didapatkan kertas yang berkualitas dengan ketahanan tarik dan ketahanan sobek
yang tinggi Bahari, 1995. Tahap terakhir adalah pembentukan kertas forming, yaitu dengan mencetak bubur kertas sesuai dengan bentuk pada desain yang telah
dibuat. Menurut Malo 2004, pencetakan dimulai setelah pulp siap dengan menyatukan kedua cetakanbingkai secara bersamaan bingkai dengan screen
berada di bawah, sedangkan bingkai kosong berada di atas, kemudian dimasukkan dalam bak berisi bubur kertas sampai tenggelam. Cetakan kosong
diangkat dan cetakan berscreen dengan pulp diatasnya dijemur di bawah terik matahari dengan posisi mendatar.
Untuk mendapatkan kertas dengan derajad putih yang telah ditentukan, maka dibutuhkan proses pemutihan bubur kertas. Secara konvensional, proses
pemutihan bubur kertas menggunakan senyawa khlor, di antaranya gas khlorin Cl
2
, hipokhlorit, khlorat, dan hidrogen peroksida H
2
O2 Raharja, 2007. Tabel 2.1 memaparkan bahan pemutih yang digunakan untuk proses pemutihan pulp
kertas.
13
Tabel 2.1 Zat Pemutih dan Karakteristiknya Bahan Pemutih
Karakteristik
Khlorin Cl
2
Dapat memutihkan kertas dengan baik, namun menghasilkan limbah yang sangat
berbahaya bagi lingkungan.
Kalsium Hidrogen Sulfit CaHSO
3 2
Pemutihan dengan senyawa ini tidak permanen. Warna asli dari bubur kertas
akan kembali jika terkena udara dan cahaya dalam waktu lama karena oksigen
mengoksidasi senyawa ini.
Hidrogen Peroksida H
2
O
2
Senyawa ini
cukup baik
untuk memutihkan kertas, namun derajat putih
yang dihasilkan kecil. Sodium Perboat
NaBO
3
Merupakan bahan
kimia yang
ditambahkan pada detergen. Senyawa ini mengubah molekul air menjadi H
2
O
2
. Ozon O
3
Ozon merupakan bahan pemutih yang ramah
lingkungan, karena
tidak menghasilkan bahan yang berbahaya
seperti senyawa halogen yang dihasilkan khlorin.
Sumber: Othmer, 1992 Hidrogen peroksida mempunyai kemampuan melepaskan oksigen yang cukup
kuat dan mudah larut dalam air. Keuntungan penggunaan hidrogen peroksida sebagai bahan pemutih pulp ini antara lain tidak menghasilkan endapan, larutan
hidrogen peroksida menghasilkan produk yang putih bersih dan bahan organik yang diputihkannya tidak mengalami kerusakan. Selain itu OOH
-
yang berperan dalam oksidasi bersifat ramah terhadap lingkungan, berbeda dengan kaporit yang
harus melalui proses penetralan dan pencucian berulang-ulang. Keuntungan lain dari penggunaan peroksida sebagai bahan pemutih adalah kemudahan dalam
pelaksanaan dan penerapan, serta menghasilkan produk yang relatif tidak beracun dan tidak berbahaya Andra, 2007.
2.2. Pulping
2.2.1. Pengertian Pulping
Pulping adalah usaha untuk mendapatkan serat-serat dengan cara melarutkan
lignin semaksimal mungkin. Tujuan utama dari proses Pulping adalah mendapatkan serat sebanyak mungkin yang diindikasikan dengan nilai rendemen