Ketahanan Sobek Tearing Strength

20 Ada dua jenis pisang kepok, yaitu pisang kepok kuning dan pisang kepok putih. Secara kasat mata dari luar bentuk pisang hampir sama. Hanya daging buah pisang kepok kuning berwarna kekuningan, sedangkan kepok putih lebih pucat. Rasa kepok kuning lebih manis, sedangkan yang kepok putih lebih asam. Padahal nilai gizi yang terkandung dalam pisang kepok putih sama dengan pisang kepok kuning. Dunia industri membudidayakan pisang kepok ini untuk tepung, kripik, cuka, bir, dan puree Rumpis, 2011. Kandungan senyawa dalam kulit pisang dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Kandungan Senyawa dalam Kulit Pisang No. Senyawa Kandungan g100 g berat kering 1. Protein 8,6 2. Lemak 13,1 3. Pati 12,8 4. Abu 15,3 5. Serat total 50,3 Sumber: Yosephine, dkk 2012

2.5. Sifat Mekanik dan Fisik Kertas

Sifat fisik pulp merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas pulp Sixta, 2006. Kriterianya tergantung pada jenis produk yang diinginkan. Secara sederhana sifat-sifat tersebut menurut Casey 1991, meliputi:

2.5.1. Ketahanan Sobek Tearing Strength

Didefinisikan sebagai gaya dalam satuan gram gaya atau gram force gf atau miliNewton mN, yang diperlukan untuk menyobek lembaran pulp pada kondisi standar SNI 0436 : 2009. Faktor sobek adalah jumlah desimeter persegi lembaran kertas yang beratnya dapat menyobekkan kertas tersebut. Factor sobek dapat dihitung dari ketahanan sobek dalam gram gaya dibagi dalam gramatur dikalikan seratus. Dalam hal ini nilai kekuatannya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain Browyer dan Haygreen, 1999: 21 a. Panjang serat Secara umum ketahanan sobek lembaran pulp meningkat seiring dengan peningkatan panjang serat. Hal ini terjadi karena serat-serat panjang dapat menyebarkan daerah perusakan ikatan yang lebih besar daripada serat pendek saat dilakukan penyobekan. b. Jumlah serat yang berperan saat penyobekan Masing-masing serat yang menyusun suatu lembaran pulp pada gramatur tertentu massa lembaran pulp dalam gram per satuan luasnya dalam meter persegi turut menyumbangkan energy terhadap keseluruhan energy yang dibutuhkan untuk penyobekan. Sehingga lembaran pulp dengan jumlah serat lebih banyak akan memiliki ketahanan sobek lebih tinggi. c. Ikatan antarserat Ikatan antarserat turut berpengaruh terhadap ketahanan sobek lembaran pulp. Dalam hal ini kekuatan ikatannya sangat tergantung pada proses fibrilasi penguraian mikrofibril serat yang terjadi pada saat pulping yang kemudian disempurnakan melalui proses refining. Didalam refiner sebagian mikrofibril serat akan mengalami pemipihan dan penguraian sehingga luas permukaan yang berpotensi membentuk ikatan hydrogen bertambah, akibatnya ikatan antarserat makin kuat. Ketahanan sobek lembaran pulp meningkat seiring dengan peningkatan ikatan antarserat sampai pada batas tertentu saat masing-masing serat mengalami tarikan yang sangat kuat sehingga ikatan antarkeduanya mudah putus. Perhitungan yang diperlukan dalam mengukur ketahanan sobek kertas tersebut adalah sebaai berikut: Ketahanan Sobek rata-rata = ………………………………………........ 1 dengan: A = Pembacaan skala rata-rata N B = Jumlah lembaran yang diperlukan pada saat pengujian

2.5.2. Indeks Sobek Kertas