Kualifikasi dan Validasi CPOB

menyelidiki dan menganalisis obat yang dikembalikan serta menetapkan apakah obat tersebut dapat diproses kembali atau harus dimusnahkan. d. Pencatatan Pelaksanan penanganan terhadap obat kembalian dan tindak lanjut yang dilaksanakan hendaklah dicatat dan dilaporkan. Untuk setiap pemusnahan obat kembalian hendaklah dibuat berita acara yang ditandatangani oleh pelaksana pemusnahan dan saksi.

2.4.10 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang meliputi spesifikasi prosedur, metode dan instruksi, catatan dan laporan serta jenis dokumen lain yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembuatan obat. Dokumentasi bermanfaat untuk memastikan setiap petugas mendapat instruksi secara jelas dan rinci mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakan sehingga memperkecil resiko terjadinya kekeliruan yang biasanya timbul hanya karena mengandalkan komunikasi lisan. Sistem dokumentasi harus menggambarkan riwayat lengkap dari setiap bets suatu produk sehingga memungkinkan penyelidikan serta penelusuran terhadap bets produk yang bersangkutan.

2.4.11 Kualifikasi dan Validasi

Kualifikasi terdiri dari : Kualifikasi Desain Kualifikasi Desain adalah unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas, sistem atau peralatan baru. Universitas Sumatera Utara Kualifikasi Instalasi Kualifikasi Instalasi hendaklah dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang dimodifikasi. Kualifikasi Operasional Kualifikasi Operasional hendaklah dilakukan setelah Kualifikasi Instalasi selesai dilaksanakan, dikaji dan disetujui. Kualifikasi Kinerja Kualifikasi Kinerja hendaklah dilakukan setelah Kualifikasi Instalasi dan Kualifikasi Operasional dilaksanakan, dikaji dan disetujui. Validasi. Validasi adalah suatu tindakan pembuktikan dengan cara yang sesuai bahwa setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam proses produksi dan pengemasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. Validasi dilakukan pada titik-titik kritis dalam proses produksi misalnya, pada tahap penimbangan dan pencampuran. Perencanaan Validasi adalah sebagai berikut : 2 Seluruh kegiatan validasi hendaklah direncanakan. Unsur utama program validasi hendaklah dirinci dengan jelas dan didokumentasikan di dalam Rencana Induk Validasi RIV atau dokumen setara. 3 RIV hendaklah merupakan dokumen yang singkat, tepat dan jelas. 4 RIV hendaklah mencakup sekurang-kurangnya data sebagai berikut: 1. Kebijakan validasi. 2. Struktur organisasi kegiatan validasi. 3. Ringkasan fasilitas, sistem, peralatan dan proses yang akan divalidasi. Universitas Sumatera Utara 25 4. Format dokumen, format protokol dan laporan validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan. 5. Pengendalian perubahan 6. Acuan dokumen yang digunakan. 5 RIV terpisah mungkin diperlukan untuk suatu proyek besar. Sasaran dalam validasi adalah menjamin prosedur produksi yang aman, menjamin reproduksibilitas dari proses yang dihasilkan dan menekan sekecil mungkin kesalahan yang terjadi. Secara umum prosedur yang dilakukan untuk pengujian produk akhir meliputi tiga tahap pokok yaitu: 1. menetapkan spesifikasi dan karakteristik kinerja sediaan 2. penilaian metodologi, proses dan peralatan untuk menjamin agar produk memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. 3. pengujian produk akhir menggunakan metode analisa yang sudah di validasi agar dapat memenuhi spesifikasi. Empat tahap penunjang validasi adalah: • Kalibrasi, verifikasi dan perawatan peralatan yang digunakan. • Kualifikasi dan validasi peralatan yang digunakan • Pemeriksaan, pemantauan atau cuplikan dari tahap yang sudah diketahui. • Rekualifikasi bila ada perubahan yang bermakna dalam proses atau produk. Universitas Sumatera Utara

BAB III KEGIATAN DI LEMBAGA FARMASI TNI ANGKATAN LAUT

3.1 Struktur Organisasi

Lafial mempunyai struktur organisasi yang baik. Secara struktural Lafial adalah suatu Unsur Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Angkatan Laut Diskesal sedangkan secara operasional adalah di bawah Detasemen Markas Besar Angkatan Laut Denma Mabesal. Pembentukan organisasi Lafial berdasarkan atas surat keputusan KSAL Kep No.117KI1984 tanggal 11 November 1984, tentang organisasi dan prosedur Lembaga Farmasi Angkatan Laut. Organisasi Lafial terdiri dari unsur pimpinan, unsur pelayanan dan unsur pelaksana.

3.1.1 Unsur Pimpinan

Sebagai unsur pimpinan di Lafial adalah Kepala Lembaga Farmasi Angkatan Laut Kalafial yang dijabat oleh seorang Perwira Menengah yang berpendidikan Apoteker. Kalafial adalah pembantu dan pelaksana Kadiskesal di bidang kefarmasian dengan tugas dan kewajiban dalam penyelenggaraan pembinaan Lafial, pengendalian semua unsur di bawahnya dengan pengendalian program kerja Lafial untuk menjamin sasaran program di bidang produksi dengan menerapkan CPOB. Kalafial juga mempunyai tanggungjawab mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program. Guna menjamin pencapaian sasaran

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)Bandung 3 – 28 Oktober 2011

17 118 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Periode 03 – 28 Oktober 2011 Bandung

4 48 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung 03 – 28 Oktober 2011

7 70 101

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara Drs. Roostyan Effendie, Apt.

0 34 86

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung

2 45 105

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Mei 2010 – 31 Mei 2010

0 58 119

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Periode 03 Mei – 31 Mei 2010

0 28 96

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

0 34 102

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

2 36 108

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Angkatan Udara Drs.Roostyan Effendie Bandung

1 58 94