Bangunan dan Fasilitas Peralatan

pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial sehingga memungkinkan melaksanakan tugas secara profesional. 2. Pelatihan Seluruh karyawan yang langsung ikut serta dalam proses produksi obat dan yang karena tugasnya mereka masuk ke dalam daerah pembuatan obat, hendaklah diberi pelatihan mengenai kegiatan tertentu yang sesuai dengan tugasnya maupun mengenai prinsip CPOB secara berkesinambungan sehingga terbiasa dengan persyaratan CPOB yang telah berkaitan dengan tugasnya.

2.4.3 Bangunan dan Fasilitas

Bangunan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki ukuran, rancangan, konstruksi serta tata letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik.Tiap sarana hendaklah memadai, sehingga setiap resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat dapat dihindarkan. Adapun syarat-syarat bangunan dan fasilitas menurut CPOB adalah sebagai berikut : a. Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air. b. Bangunan dan fasilitas hendaklah dibangun, dilengkapi dan dirawat dengan tepat agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya hewan. c. Seluruh bangunan, termasuk daerah produksi, laboratorium, gudang hendaklah dirawat agar senantiasa dalam keadaan bersih dan rapi. Universitas Sumatera Utara d. Bangunan hendaklah mendapat penerangan yang efektif dan mempunyai ventilasi dengan fasilitas pengendali udara termasuk suhu, kelembaban dan penyaring yang sesuai untuk kegiatan dalam bangunan maupun dengan lingkungan sekitarnya. e. Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan : - kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan - pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi personil juga bahan atau produk sebagai tempat penyimpanan bahan.

2.4.4 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat hendaklah memiliki rancang bangun dan konstruksi yang tepat sehingga mutu bagi tiap produk obat terjamin secara bets ke bets serta untuk memudahkan pembersihan dan perawatannya. Adapun syarat-syarat peralatan yang ditentukan CPOB adalah : a. Peralatan hendaklah didesain sesuai dengan tujuannya. b. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku, produk antara, produk ruahan atau obat jadi tidak boleh bereaksi yang dapat mengubah identitas, mutu atau kemurniannya di luar batas yang ditentukan. c. Peralatan hendaknya dapat dibersihkan dengan mudah baik bagian dalam maupun bagian luar. Universitas Sumatera Utara d. Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil kemungkinan pencemaran silang antar bahan di daerah yang sama. e. Peralatan hendaklah ditempatkan dengan jarak yang cukup renggang dari peralatan lain untuk memberikan keleluasaan kerja. f. Peralatan hendaklah dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan baik dengan mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas atau mutu produk. g. Prosedur tertulis untuk perawatan peralatan hendaklah dibuat dan dipatuhi. h. Catatan mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan pemakaian suatu peralatan utama hendaklah dicakup dalam buku catatan harian yang menunjukkan tanggal, waktu, produk, kekuatan dan nomor setiap bets yang diolah dengan peralatan yang bersangkutan. 2.4.5 Sanitasi dan Higiene Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu. a. Personalia 1. Semua personil hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan baik sebelum diterima menjadi karyawan maupun selama bekerja. Universitas Sumatera Utara 2. Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya. 3. Tiap personil yang mengidap suatu penyakit dan dikhawatirkan dapat merugikan kualitas produk harus dilarang menangani bahan-bahan sampai sembuh kembali. 4. Hendaklah dihindari sentuhan langsung antara tangan dengan bahan produk. 5. Hanya petugas berwenang yang boleh memasuki bangunan dan fasilitas daerah terbatas. 6. Tiap personil diinstruksikan agar mencuci tangan sebelum memasuki daerah produksi. 7. Merokok, makan dan minum dilarang di daerah produksi, laboratorium dan daerah lain yang dapat merugikan produk. 8. Prosedur perorangan hendaklah diberlakukan bagi semua orang yang memasuki daerah produksi. b. Bangunan 1. Gedung yang digunakan untuk pembuatan obat hendaklah dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan pelaksanaan sanitasi yang baik 2. Toilet dan ventilasi yang baik tersedia dengan cukup dan mudah dijangkau dan tempat cuci bagi karyawan yang letaknya mudah dicapai dari daerah kerja. 3. Penyimpanan, penyiapan makanan dan minuman hendaklah dibatasi di daerah khusus yang memenuhi standar kebersihan. Universitas Sumatera Utara 4. Sampah tidak boleh menumpuk dan dikumpulkan dalam wadah yang sesuai. c. Peralatan 1. Peralatan hendaklah dibersihkan baik bagian luar maupun bagian dalam sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan serta dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih sebelum dipakai kebersihannya diperiksa lagi. 2. Pembersihan dengan cara vakum atau cara basah lebih dianjurkan. Udara bertekanan dan sikat hendaklah digunakan dengan hati-hati dan sedapat mungkin dihindari karena menambah resiko pencemaran produk. 3. Pembersihan dan penyimpanan peralatan yang dapat dipindah-pindahkan dan penyimpanan bahan pembersih hendaklah dilakukan dalam ruangan yang terpisah dari ruangan pengolahan. 4. Prosedur yang tertulis untuk pembersih dan sanitasi hendaknya dibuat dan dipatuhi.

2.4.6 Produksi

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)Bandung 3 – 28 Oktober 2011

17 118 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Periode 03 – 28 Oktober 2011 Bandung

4 48 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung 03 – 28 Oktober 2011

7 70 101

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara Drs. Roostyan Effendie, Apt.

0 34 86

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung

2 45 105

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Mei 2010 – 31 Mei 2010

0 58 119

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Periode 03 Mei – 31 Mei 2010

0 28 96

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

0 34 102

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

2 36 108

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Angkatan Udara Drs.Roostyan Effendie Bandung

1 58 94