Metode Pengumpulan Data Metode Pengembangan Sistem

2.10 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan penulis terdiri atas metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

2.10.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh sistem. Metode ini dibagi menjadi 2 dua yaitu studi lapangan dan studi pustaka. 1. Studi Lapangan Dalam studi lapangan, penulis melakukan dua 2 tahapan, yakni observasi dan wawancara. a. Observasi Menurut Jogiyanto 2008 : 89 “Observasi observation merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya”. Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung terhadap sistem yang sedang berjalan. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara narasumber yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Menurut Jogiyanto 2008:111 “Wawancara interview adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.” Pada dasarnya, proses wawancara meliputi empat langkah, yaitu mengidentifikasi stakeholder untuk wawancara, persiapan wawancara, wawancara itu sendiri, dan dokumentasi hasil-hasil di dalam bentuk protokol wawancara Simarmata, 2010 : 209. 2. Studi Pustaka Studi pustaka adalah tahap pengumpulan data dengan mencari informasi yang dibutuhkan dari referensi-referensi yang relevan dengan penelitian untuk dijadikan sebagai landasan teori kegiatan penelitian.

2.10.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem informasi ini, penulis menggunakan Dynamic System Development Method DSDM. DSDM pertama kali diperkenalkan pada Februari 1995. The Dynamic System Development Method DSDM [Sta97] is an agile software development approach that “provides a framework for building and maintaining systems which meet tight time constrains through the use of incremental prototyping in a controlled project environment” [CCS02]. The DSDM philosophy is borrowed from a modified version of the Pareto principle–80 percent of an application can be delivered in 20 percent of the time it would take to deliver the complete 100 percent application. Pressman, 2010 : 84 DSDM mengutamakan keterlibatan pemakai secara berkesinambungan untuk membangun sistem perangkat lunak yang memenuhi kebutuhan bisnis sehingga pelaksanaannya berjalan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran biaya. The DSDM development process consists of 7 phases. The first one is before the project has officially started. Then there are the project studies, which in this document are considered to be one phase. Then there are three more phases that consist of iterative cycles, which are repeated as necessary to complete the project. Then there is the post-project phase, where the project is maintained. [1] Menurut Voight 2004, ‘DSDM terdiri atas 3 tahapan, yaitu sebelum proyek, siklus hidup proyek, dan setelah proyek.’ 1. Sebelum proyek, merupakan tahap dimana dilakukannya analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, identifikasi masalah, dan jaminan pelaksanaan proyek. 2. Siklus hidup proyek, merupakan inti dari DSDM yang terdiri atas 5 lima tahapan, yaitu studi kelayakan, studi bisnis, perulangan model fungsional, perulangan perancangan dan pembuatan, dan penerapan. 3. Setelah proyek, merupakan tahap pemeliharaan sistem agar sistem berjalan secara efektif dan efisien. Gambar 2.5 Tahapan dalam DSDM Sumber : Voight, 2004 : 8

2.11 Penelitian Sejenis