Perbandingan Metode Pengembangan Sistem

memperoleh informasi seputar Posyandu Cempaka II, penggunaan dan cara kerja Sistem Informasi Posyandu yang ada saat ini, kendala yang muncul saat pengisian SIP dan pembuatan laporan, dan fitur-fitur yang diharapkan ada dalam sistem yang baru. Hasil wawancara dapat dilihat pada tahap sebelum proyek di sub bab 4.2 dan tahap studi bisnis di sub bab 4.3.2. Wawancara selengkapnya disajikan pada Lampiran A.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam mengembangkan sebuah sistem, penulis menggunakan sebuah metode pengembangan sistem sehingga kegiatan yang dilakukan menjadi lebih teratur dan terstruktur.

3.2.1 Perbandingan Metode Pengembangan Sistem

Terdapat banyak metode pengembangan sistem yang ada saat ini. Berikut adalah perbandingan dari beberapa metode pengembangan sistem tersebut. Tabel 3.1 Perbandingan Metode Pengembangan Sistem Metode Kelebihan Kekurangan Penggunaan Secara Umum Waterfall Mudah diaplikasikan. Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya kaku dan membutuhkan waktu yang lama. Biasanya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar di mana proyek dikerjakan di beberapa tempat berbeda dan dibagi menjadi beberapa sub proyek. Prototyping Prototype yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun sistem lebih cepat. Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, kualitas, kemudahan, dan kecocokan dengan Biasanya harus terdapat kesepakatan antara pengembang dan klien bahwa prototype yang dibangun merupakan alat untuk mendefinisikan lingkungan yang sebenarnya. kebutuhan sistem. Rapid Application Development RAD Bila kebutuhan lengkap dan jelas maka waktu pengerjaan menjadi lebih singkat. Proyek dapat gagal bila melebihi batas waktu yang ditentukan. Cocok untuk proyek skala kecil dan berisiko rendah. Incremental Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel. Terkadang terjadi kesulitan dalam memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment. Biasanya digunakan dalam proyek kecil tidak lebih dari 200.000 coding dan bila terdapat kekurangan orang dalam tim pengembang. Spiral Pengembang dan klien dapat memahami sistem yang dibangun karena setiap kemajuan yang dicapai selama proses dapat diamati dengan baik. Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar dalam pengerjaan sistem. Baik digunakan pada proyek skala besar dan berisiko tinggi. Component-based Development Model Mampu mengurangi waktu pengerjaan hingga 70 dan biaya produksi hingga 84. Sangat berkaitan dengan teknologi berorientasi objek. Dapat digunakan pada proyek skala besar maupun kecil. Extreme Programming XP Klien terlibat langsung dalam pemrograman dan pengujian sistem. Pengembang harus mengetahui pendekatan berorientasi objek. Biasanya digunakan untuk proyek skala besar. Adaptive Software Development ASD Terdapat tahap evaluasi yang mendalam terhadap sistem dan kinerja tim pengembang. Kebutuhan sistem diserahkan secara berkala. Biasanya digunakan untuk membangun sistem yang kompleks. Dynamic System Development Method DSDM Tahapan yang harus dilakukan jelas, fleksibel, dan mudah dipahami serta melibatkan pengguna. Intensitas perubahan pada sistem sangat tinggi karena seringnya pertemuan dengan klien. Dapat digunakan pada proyek skala besar maupun kecil yang waktu pengerjaannya singkat dan biayanya terbatas.

3.2.2 Alasan Pemilihan Metode