Komite Farmasi dan Terapi

2.6 Komite Farmasi dan Terapi

Komite Farmasi dan Terapi KFT adalah organisasi yang berada di bawah komite medik rumah sakit yang diketuai oleh dokter dan dibantu seorang sekretaris yaitu apoteker dari IFRS. Anggota KFT terdiri dari dokter yang mewakili Staf Medik Fungsional SMF dan apoteker yang mewakili farmasi serta tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit Siregar, 2004. Menurut Kepmenkes No. 1197MenkesSKX2004, Komite Farmasi dan Terapi KFT adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara staf medik dan staf farmasi. Anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi- spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya. KFT diketuai oleh seorang dokter dan dibantu seorang sekretaris yaitu apoteker dari IFRS. Anggota KFT terdiri dari dokter yang mewakili tiap Staf Medik Fungsional SMF dan apoteker yang mewakili farmasi serta tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit. KFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 dua bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali. Rapat Panitia Farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun luar rumah sakit yang dapt meberikan masukan bagi pengelolaan KFT. Menurut SK Menkes No. 1197MenkesSKX2004 fungsi dan ruang lingkup KFT diantaranya ádalah sebagai berikut: a. mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya. Pemilihan obat untuk dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga Universitas Sumatera Utara harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama. b. Komite Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat yang diusulkan oleh anggota staf medis. c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk dalam kategori khusus d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan perturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional e. Melakukan tinjauan terhadap pengunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan estándar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat secara rasional. f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.

2.7 Sistem Formularium