BAB III TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI
MEDAN 3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tanggal 11 Agustus 1928 dengan nama
GEMENTA ZIEKEN HUIS dan semenjak tanggal 27 Desember 2001 telah diserahkan kepemilikannya dari Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara kepada
Pemerintahan Kota Medan. Pada tanggal 6 September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ditetapkan menjadi Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan. Sesuai Peraturan Daerah Pemerintahan Kota Medan No. 3 Tahun 2009,
sejak tanggal 4 Maret 2009 Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit kelas B Pendidikan
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas, dan beberapa subspesialis.
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan terletak di Jalan Prof. Haji Mohammad Yamin No. 47, Kelurahan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur.
Kepegawaian RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis, dan tenaga non medis.
3.2 Struktur Organisasi
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 orang wakil direktur yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. wakil direktur bidang administrasi umum.
2. wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan.
3. wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan.
Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan juga dibantu oleh Staf Medik Fungsional yang bertanggung jawab kepada Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan serta berbagai Instalasi yang bertanggung jawab pada Direktur melalui Wakil Direktur Bidang Administrasi Umum dan Wakil Direktur Bidang
Pelayanan Medis dan Keperawatan. Salah satu instalasi tersebut adalah Instalasi Farmasi yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan semua kegiatan
kefarmasian di rumah sakit. Struktur organisasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.3 Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan salah satu unit fungsional bersifat swakelola yang dipimpin oleh seorang Apoteker dan
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Bidang Administrasi Umum RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Motto instalasi farmasi
adalah ”Obat yang Bermutu dan Terjangkau Adalah yang Utama”. Instalasi Farmasi dibagi menjadi empat bagian sub instalasi, yaitu: Sub
Instalasi Administrasi, Sub Instalasi Perbekalan, Sub Instalasi Distribusi, dan Sub Instalasi Farmasi Klinis. Struktur Instalasi Farmasi dapat dilihat di Lampiran 2.
3.3.1 Sub Instalasi Administrasi
Sub instalasi administrasi merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian di Instalasi
Universitas Sumatera Utara
Farmasi. Dalam melaksanakan tugasnya sub instalasi administrasi dibagi dua, yaitu:
1. Umum, kepegawaian dan rumah tangga
Tugasnya antara lain: a.
mencatat surat-surat yang masuk ke Instalasi Farmasi dan mengarsipkannya. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk dicatat: tanggal, asal surat, isi
ringkas, nomor surat dan sebagainya. b.
mencatat surat-surat yang keluar dari Instalasi Farmasi dan menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggungjawaban yang jelas dan
mengarsipkannya. c.
mengarsipkan data dan mengatur mutasi pegawai di Instalasi Farmasi. d.
membalas surat yang masuk ke Instalasi Farmasi. e.
mengarsipkan resep dan kuitansi penjualan resep. f.
mengurus permintaan keperluan rumah tangga di Instalasi Farmasi misalnya alat tulis, dan mengurus kerusakan alat-alat rumah tangga.
2. Akuntansi, Laporan dan Statistik
Tugasnya antara lain: a.
mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan dan alat kesehatan.
b. melakukan pemeriksaan silang cross check dengan gudang dan sub
instalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan Kartu Administrasi Persediaan Farmasi.
c. membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep
setiap bulan.
Universitas Sumatera Utara
d. membuat laporan pengeluaran obat-obatan dan alat kesehatan yang
dikeluarkan Instalasi Farmasi dalam bentuk laporan tahunan. e.
menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan resep yang akan disetor ke Bagian Keuangan Instalasi Farmasi setiap hari.
f. membuat neraca rugi laba berdasarkan data dari semua bagian IFRS tiap
akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun.
Selain itu, sub instalasi administrasi juga bertugas membuat, mengatur, dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan
oleh IFRS untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya
seperti reagen, kapas, plester, dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan
rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus: a.
Pasien rawat jalan
bulan setiap
berkunjung pasien
jumlah bulan
setiap n
dikeluarka yang
farmasi perbekalan
biaya jumlah
farmasi perbekalan
cost Unit
=
Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan berturut-turut kemudian dihitung rata-ratanya.
b. Pasien rawat inap
bulan setiap
rawatan hari
Jumlah bulan
setiap n
dikeluarka yang
farmasi perbekalan
biaya Jumlah
farmasi perbekalan
cost Unit
=
Biaya unit cost untuk pasien Askes dan Umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini di input ke komputer, kemudian dihitung jumlahnya oleh
Universitas Sumatera Utara
petugas Instalasi Farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh Instalasi Farmasi ke bagian keuangan Rumah Sakit.
Neraca RugiLaba untuk unit cost setiap bulan dapat dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika mengalami kerugian, yaitu dengan
menaikkan tarif unit cost. Contoh biaya yang termasuk Unit Cost serta tindakannya:
Tabel 1. Perhitungan Unit Cost Partus Normal Pasien Askes Medan Sehat dan Jamkesmas
No. Nama Perbekalan
Farmasi Kemasan
Harga Satuan
Pemakaian Harga
Pemakaian 1.
Lidokain Amp
Rp 863,- 2 amp
Rp 1.726,- 2.
Kapas 1 kg
Rp 31.460,- 1 ons
Rp 3.146,- 3.
Iodin Povidon 60 cc Botol
Rp 3.500,- ¼ botol
Rp 875,- 4.
Chromic 20 Sachet
Rp 11.477,- 2 sachet
Rp 22.954,- 5.
Gelang bayi dan Ibu Pcs
Rp 1.320,- 1 pasang
Rp 2.640,- Jumlah
Rp 31.341,-
3.3.2 Sub Instalasi Perbekalan
Sub instalasi perbekalan farmasi dipimpin oleh seorang apoteker. Sub instalasi ini bertugas membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah
Sakit dalam hal perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit.
Sub instalasi perbekalan farmasi dibagi atas dua bagian, yaitu: 1.
Unit perencanaan dan pengadaan. Unit perencanaan dan pengadaan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di
dalam rumah sakit. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan data pemakaian
Universitas Sumatera Utara
periode yang lalu, sisa persediaan, data catatan medik, Daftar Obat Esensial Nasional DOEN, Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi
Rumah Sakit, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus penyakit, dan rencana pengembangan, kemudian ditambahkan sebesar 10.
b. Memesan dan menyediakan perbekalan farmasi sesuai permintaan untuk
kebutuhan rumah sakit. Bahan-bahan obat dan alat kesehatan di pesan oleh bagian perencanaan
dan pengadaan untuk kebutuhan selama satu bulan berdasarkan permintaan dari gudang kecuali ada permintaan kebutuhan khusus yang mendesak.
Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai sesuai dengan
formularium yang berlaku di rumah sakit tersebut. Proses pengadaan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap berikut:
a. Sub instalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan
formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Jika barang yang diminta hampir habis dilihat
dari kartu stok gudang maka gudang akan membuat permohonan pembelian barang dengan menggunakan Formulir P1 Lampiran 4 dan
menyerahkannya pada unit pengadaan. b.
Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi dengan menggunakan surat pesananorder pembelian kepada Pedagang Besar Farmasi PBF setelah
disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi. Untuk pemesanan obat-obat Askes harus sesuai dengan DPHO Daftar Plafon
Harga Obat dan disetujui oleh petugas Askes.
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti Codein, Pethidin dan
Fentanyl dilakukan oleh unit pengadaan dengan menggunakan surat pesanan form N-9 Lampiran 5 kepada PT. Kimia Farma yang
ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi atau apoteker yang ada ditempat. Sedangkan obat psikotropika seperti Diazepam dan Luminal
dapat dipesan dari PBF lainnya selain PT. Kimia Farma. Contoh formulir pemesanan obat psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 6.
d. Barang pesanan kemudian diantar oleh PBF ke gudang dengan membawa
faktur pembelian dan diperiksa oleh petugas gudang. Sebelum jatuh tempo pihak PBF akan datang untuk penagihan. Pada saat penagihan PBF
membawa faktur asli beserta kuitansi, surat pesanan, SSP PPh, dan SSP PPN. Pembayaran dilakukan apabila berkas penagihan telah disetujui oleh
Direktur Rumah Sakit Lampiran 7-13. 2. Unit Gudang
Unit gudang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi ke seluruh unit pelayanan yang ada di rumah sakit.
Unit gudang dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a.
Gudang obat-obatan Bertugas membuat permohonan pembelian obat, menerima, menyimpan,
dan menyalurkan perbekalan farmasi berupa obat-obatan. Gudang obat terbagi dua yaitu gudang obat Askes dan gudang obat swakelola. Gudang obat Askes
khusus mengelola obat-obatan yang termasuk dalam DPHO Daftar Plafon dan Harga Obat, sedangkan gudang swakelola mengelola obat-obat umum.
Universitas Sumatera Utara
b. Gudang alat kesehatan habis pakai
Bertugas membuat permohonan pembelian alat kesehatan, menerima, menyimpan, dan menyalurkan alat kesehatan habis pakai seperti kapas, infus set,
plester dan lain-lain. Bahan-bahan cairan seperti alkohol, formalin, dan hidrogen peroksida juga disimpan dan didistribusikan oleh gudang alat kesehatan habis
pakai. Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan
prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus yang terkunci. Obat-
obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum, vaksin, insulin, albumin, antitetanus dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin. Untuk
obat-obat kanker ada yang disimpan di lemari tertutup dan ada juga yang disimpan di lemari pendingin dengan suhu 5-6
o
C, tergantung dari suhu penyimpanannya. Untuk obat bentuk salep, tetes mata, psikotropika, obat semprot
hidung, injeksi, krim, disimpan di lemari tertutup. Obat-obat bentuk tablet, kapsul, larutan, injeksi bentuk serbuk disimpan di lemari terbuka. Untuk barang-barang
yang dalam kotak, disusun di atas valet kayu sehingga obat tidak bersentuhan dengan lantai.
Seluruh perbekalan farmasi yang ada di gudang alat kesehatan dan gudang obat disalurkan ke:
1. Pelayanan farmasi rawat inaprawat jalan
2. Pelayanan farmasi JamkesmasMedan SehatPemprovsu
3. Pelayanan farmasi rawat inap Askes, Medan Sehat, Pemprovsu
4. Pelayanan farmasi ruangan
Universitas Sumatera Utara
5. Pelayanan farmasi IBS Instalasi Bedah Sentral
6. Pelayanan farmasi IGD
Seluruh permintaan tersebut dilayani sekali seminggu yakni pada hari Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran
Farmasi. Apabila ada perbekalan farmasi yang persediaannya hampir habis, pihak
gudang akan mencatat dan memintanya ke unit pengadaan sebulan sekali yang ditulis dalam lembar Permohonan Pembelian Barang Medis Formulir P.1.
Permintaan perbekalan farmasi ke pengadaan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam sebulan jika kebutuhan rumah sakit meningkat dibandingkan biasanya.
Setelah Permohonan Pembelian Barang Medis dikirim ke pengadaan, maka pengadaan akan membuat order pembelian dan memesannya ke PBF.
Perbekalan farmasi yang telah dipesan selanjutnya akan diantar oleh PBF ke bagian gudang. Adapun prosedur penerimaan dan penyimpanan perbekalan
farmasi di gudang instalasi farmasi yaitu: 1.
Perbekalan farmasi masuk ke gudang disertai dengan faktur pembelian. 2.
Petugas gudang memeriksa perbekalan farmasi, meliputi: a.
Petugas memeriksa kesesuaian perbekalan farmasi yang terdapat di dalam faktur dengan order pembelian
b. Nama perbekalan farmasi sesuai order pembelian
c. Jumlah sesuai order pembelian
d. Bentuk sediaan sesuai dengan permintaan
e. Dosis sediaan sesuai permintaan
Universitas Sumatera Utara
f. Bentuk fisik sediaanperbekalan farmasi
g. Tanggal kadaluwarsa
3. Petugas gudang memeriksa tanggal faktur tidak mendahului tanggal surat
pesanan 4.
Petugas gudang menandatangani faktur pembelian sesuai tanggal terima faktur. Terdiri dari dua faktur, satu lembar untuk pengadaan, dan satu lembar
lagi untuk gudang Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku barang
masuk disertai potongan harganya, lalu dicatat di kartu stok gudang dan dimasukkan ke komputer oleh petugas gudang. Harga di buku barang masuk
gudang sudah disesuaikan dengan Harga Pokok Penjualan HPP yaitu harga modal ditambah PPN 10. Jika barang yang diterima tidak sesuai dengan faktur
dan surat pesanan maka barang akan dikembalikan. Keluar masuknya perbekalan farmasi dari gudang harus dicatat dalam
buku besar barang masuk dan barang keluar kemudian dicatat dalam kartu stok gudang yang dapat dilihat pada Lampiran 14 serta dimasukkan ke komputer oleh
petugas gudang. Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub Instalasi Distribusi dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan
Pengeluaran Farmasi. Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan
menghitung jumlah dan kondisi kadaluwarsa perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sub Instalasi Distribusi
Sub Instalasi Distribusi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang Apoteker. Distribusi perbekalan farmasi obat-obatan dan alat kesehatan
habis pakai merupakan salah satu fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang
benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis. Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien umum rawat inap dilakukan
berdasarkan resep perorangan Individual Prescription. Untuk pasien rawat inap ASKES, Jamkesmas, dan Medan Sehat dilakukan berdasarkan One Day Dose
Dispensing ODDD. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak perbekalan farmasi pada sore dan malam hari emergency dengan sistem floor
stock. One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi dimana
obat dikemas untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker dalam memonitor penyampaian perbekalan farmasi kepada pasien sehingga tercapai
penggunaan obat yang rasional dan efektif. Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada
sub instalasi distribusi adalah sebagai berikut: 1.
Sub instalasi distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang berdasarkan besarnya kebutuhan rumah sakit dengan menggunakan formulir B2
Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. 2.
Sub instalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya berdasarkan permintaan melalui resep dan kartu obat.
Universitas Sumatera Utara
Keluar masuknya perbekalan farmasi dari sub instalasi distribusi dicatat dalam kartu stok apotek yang dapat dilihat pada Lampiran 15. Sistem pengawasan
terhadap pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke sub instalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan sub instalasi administrasi setiap bulan.
Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan pendistribusian perbekalan farmasi dan pelayanan kepada pasien, maka distribusi perbekalan farmasi dilaksanakan
melalui: 1.
Pelayanan Farmasi Rawat InapRawat Jalan 2.
Pelayanan Farmasi untuk pasien AskesJamkesmasMedan SehatPempropsu Rawat Inap
3. Pelayanan Farmasi untuk pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu Rawat
Jalan 4.
Pelayanan farmasi Instalasi Gawat Darurat IGD 5.
Pelayanan farmasi Instalasi Bedah Sentral IBS 6.
Distribusi Ruang PerawatanPoliklinik.
3.3.2.1 Pelayanan Farmasi Rawat InapRawat jalan
Pelayanan farmasi rawat jalan melayani pasien umum dan pasien kredit. Permintaan obat dengan menggunakan resep. Pasien umum ini berasal dari
poliklinik seperti poliklinik THT, gigi, paru, mata, neurology, obstetric and ginecology, jantung dan lain-lain. Pasien kredit yaitu pasien yang berasal dari
perusahaan yang bekerja sama dengan rumah sakit yaitu PJKA Perusahaan Jawatan Kereta Api, Kantor Pos dan PLN. Untuk Pasien kredit ini tidak dipungut
biaya langsung, tetapi pihak rumah sakit akan menagih biaya tersebut pada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang bersangkutan dan penagihan ini dilakukan setelah pasien pulang. Bagi pasien umum dan kredit pemilihan obat sesuai dengan permintaan dokter.
Prosedur pelayanan farmasi pasien umum rawat jalan: 1.
Pasien memberi resep kepada Apoteker 2.
Petugas instalasi farmasi memasukkan permintaan perbekalan farmasi ke komputer lalu mengecek harga, kemudian memberitahukan kepada pasien
3. Apabila pasien menyetujui harga perbekalan farmasi, maka petugas mencetak
kuitansi serta menagih biaya kepada pasien. Kemudian perbekalan farmasi disiapkan.
4. Petugas instalasi farmasi akan memberi nomor yang sama pada resep dan
kuitansi. Kuitansi rangkap dua dimana lembar asli diberikan pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek.
5. Penyerahan obat disertai dengan pemberian informasi obat. Umumnya
pemberian informasi yang diberikan masih pada tahap cara pemakaian obat. 6.
Setelah obat diserahkan pada pasien disertai kuitansi asli, resep asli yang masuk tersebut disatukan dengan kuitansi copy masing-masing resep. Nomor
kuitansi harus sesuai dengan nomor yang tertera di dalam resep. Setiap resep yang masuk dibukukan dalam buku besar beserta kuitansi, tiap hari
dikumpulkan kemudian diarsipkan dan dibuat keterangan, pada keesokan harinya juru pungut akan memberikannya berikut uang hasil penjualan ke
bagian administrasi. Prosedur pelayanan farmasi pada pasien kredit :
1. pasien menyerahkan resep rangkap tiga disertai surat keterangan dari
perusahaan yang sudah disetujui oleh bagian keuangan rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
2. apotekerasisten apoteker memeriksa kelengkapan resep.
3. semua perbekalan farmasi yang tertera dalam resep diinput ke komputer dan
obat disiapkan serta diberi etiket. 4.
obat diserahkan kepada pasien disertai informasi yang dibutuhkan. 5.
pasien menandatangani resep sebagai bukti telah menerima obat. 6.
Semua biaya perbekalan farmasi untuk pasien kredit ditagih oleh bendahara rumah sakit ke perusahaan.
7. Petugas keuangan farmasi menagih biaya perbekalan farmasi ke bendahara
rumah sakit. Prosedur pelayanan farmasi pada pasien rawat inap langsung:
1. Keluarga pasien datang dengan membawa kartu obat yang disertai dengan
barcode dan menyerahkannya kepada apoteker. 2.
Petugas farmasi memasukkan permintaan perbekalan farmasi ke komputer dan dicetak kuitansi.
3. Obat disiapkan dan diberi nomor yang sama pada kartu obat dan kuitansi.
4. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan resep dan disertai tanda tangan
pasien pada lembar kuitansi. Prosedur pelayanan rawat inap tidak langsung melalui telepon:
1. Perawat ruangan menelepon perbekalan farmasi ke farmasi rawat jalan
2. Petugas farmasi memasukkan permintaan perbekalan farmasi ke komputer
sesuai dengan nama dan nomor MR lalu kuitansi dicetak. 3.
Perbekalan farmasi disiapkan dan diberi nomor yang sama pada kartu obat dan kuitansi.
Universitas Sumatera Utara
4. Petugas farmasi mengantar perbekalan farmasi ke ruangan dan
menyerahkannya ke keluarga pasien. Pelayanan farmasi rawat jalanrawat inap juga melayani obat bagi pasien
HIVAIDS. Disini yang membedakan adalah pasien HIVAIDS tidak hanya membawa kertas resep yang berasal dari poliklinik VCT RSUD Dr. Pringadi Kota
Medan tetapi juga membawa kartu pasien berwarna biru. Kemudian obat langsung diserahkan tanpa pembayaran, tetapi terlebih dahulu pasien harus mengisi buku
dokumentasi pengambilan obat dan menandatangani. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan pengobatan gratis bagi pasien
HIVAIDS. Pemakaian obat golongan narkotika untuk pasien rawat inap dicatat ke
Formulir Pemakaian Obat Golongan Narkotika Lampiran 16 yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan sebagai bukti pertinggal di Sub
Instalasi Distribusi untuk keperluan administrasi dan pelaporan narkotika. Dimana pada Formulir Pemakaian Golongan Obat Narkotika tertera nama pasien,
alamat pasien, nomor rekam medik pasien, ruang rawat, nama dokter, jumlah dan jenis narkotika yang digunakan.
3.3.2.2 Pelayanan Farmasi untuk Pasien AskesJamkesmasMedan
SehatPemprovsu Rawat Inap
Pasien Askes adalah pasien yang berasal dari Instansi Pemerintahan yaitu PNS Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga yang meliputi istri dan 2 orang anak.
Jaminan untuk anak maksimum sampai umur 21 tahun kecuali disertai surat aktif kuliah, maka jaminan berlaku sampai umur 25 tahun.
Jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas adalah suatu program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini
Universitas Sumatera Utara
diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
Peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga yang termasuk dalam kartu keluarga yang dinyatakan miskin oleh lurah setempat.
Untuk pasien Jamkesmas, pemberian obat berdasarkan formularium Jamkesmas. Penagihan biaya dilakukan satu bulan sekali ke bagian keuangan
rumah sakit setelah semua berkas dan data-data terkumpul dan telah diperiksa oleh apoteker dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi serta tim verifikasi.
Ada beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Jamkesmas diantaranya: 1.
kertas resep rangkap tiga. 2.
membawa fotokopi kartu Jamkesmas. 3.
memiliki Surat Jaminan Perawatan SJP. 4.
protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium. Medan Sehat adalah salah satu program pemerintah daerah kota Medan
untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga kota Medan yang tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun seperti Jamkesmas atau Askes. Jika pasien
berasal dari keluarga yang mampu, maka tidak diperbolehkan mengikuti program Medan Sehat ini. Pemberian obat pasien Medan Sehat adalah sesuai formularium
Jamkesmas. Penagihan biaya juga sama ketentuannya seperti pasien Jamkesmas. Beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Medan Sehat diantaranya:
1. pasien membawa resep.
2. membawa fotokopi kartu peserta Medan Sehat.
3. memiliki Surat Jaminan Perawatan SJP.
4. protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
Program Kesehatan Pempropsu adalah salah satu kebijakan pemerintah Propinsi Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Sumatera
Utara yang tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun seperti Jamkesmas, Medan Sehat, atau Askes. Setiap warga Sumatera Utara berhak menjadi peserta
program ini, tetapi harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Pemberian obat pasien Pempropsu juga disesuaikan dengan formularium
Jamkesmas. Penagihan biaya juga sama ketentuannya seperti pasien Jamkesmas. Beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Pempropsu diantaranya:
1. pasien membawa resep.
2. surat permohonan bantuan pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan
Propinsi Sumatera Utara. 3.
surat keterangan kurang mampu dari kelurahan yang diketahui oleh Camat. 4.
membawa surat rujukan dari puskesmasdokterspesialisRS Daerah. 5.
protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium. Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien Askes:
a. perawat membawa kertas resep rangkap tiga beserta status pasien ke
bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap AskesJamkesmasMedan SehatPempropsu.
b. petugas Askes memeriksa kesesuaian resep dengan status pasien dan
memeriksa kelengkapan resep tanda tangan dokter dan kepala ruangan. c.
obat yang diresepkan harus sesuai dengan DPHO dan jumlah maksimum 3 hari pemakaian untuk obat oral dan satu hari pemakaian untuk obat injeksi.
Untuk obat-obat tertentu harus disertai protokol terapi dan hasil laboratorium Lampiran 18
Universitas Sumatera Utara
d. petugas Askes menyetujui jika syarat sudah terpenuhi dan resep diberikan
kepada tim legalisasi untuk diperiksa rasionalisasi penggunaan obatnya. e.
resep dinomori dan dicatat lalu disiapkan obat-obat sesuai dengan resep. f.
dibuat Catatan Pemberian Obat CPO sesuai dengan obat yang diresepkan. Form Catatan Pemberian Obat dapat dilihat pada Lampiran 18.
g. obat diantar ke ruangan oleh petugas dan diperiksa oleh perawat.
Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu:
1. Resep dan kartu obat dari ruangan dibawa perawat ke farmasi disertai
kelengkapan persyaratan Rekam medik, kartu obat, protokol terapi dan hasil pemeriksaan laboratoriom jika perlu.
2. Resep diperiksa oleh petugas farmasi, dilihat kelengkapan resep dan kartu.
3. Setelah diperiksa, perawat akan menyerahkan resep ke Tim legalisasi pelayanan farmasi yaitu apoteker. Apoteker akan melegalisasi dengan
memeriksa kerasionalan obat yang diresepkan melalui rekam medik tiap pasien.
4. Resep yang telah dilegalisasi diserahkan oleh perawat ke petugas farmasi
untuk dinomori, selanjutnya dicatat ke buku pasien sesuai status JamkesmasMedan SehatPemprovsu. Resep digabungkan dengan Catatan
Pemberian Obat CPO pasien tersebut. 5.
CPO dan resep diserahkan ke bagian peracikan. Obat disiapkan oleh petugas farmasi selanjutnya diserahkan ke petugas CPO untuk mengisi obat yang
diminta ke dalam lembar CPO tersebut
Universitas Sumatera Utara
6. Obat diserahkan ke perawat kemudian CPO ditandatangani oleh pasien.
Resep ditinggal di farmasi sebagai dokumentasi ke bagian verifikator Jamkesmas.
Adapun prosedur penagihan biaya pasien JamkesmasMedan SehatPemprovsu dilakukan dengan cara :
1. Semua resep direkap per hari sesuai dengan urutan tanggal resep
2. Semua data dalam resep tersebut diketik kembali dan dicetak
3. Data akan diperiksa ulang oleh apoteker dan diparaf, kemudian
ditandatangani kepala instalasi farmasi 4.
Lampiran resep yang berwarna merah jambu serta data rekapan yang telah diprint diberikan kepada bagian verifikasi resep setiap sebulan sekali
dimana untuk pasien Jamkesmas diverifikasi oleh Tim verifikasi independent sedangkan untuk Medan SehatPemprovsu disebut verifikasi
internal rumah sakit. 5.
Hasil dari verifikasi diserahkan ke farmasi dan bagian keuangan rumah sakit
6. Kemudian bagian keuangan rumah sakit mengklaim ke Menkes untuk
pasien Jamkesmas, Pemko untuk Medan sehat dan Gubernur untuk Pemprovsu
7. Farmasi akan menagih ke bagian keuangan rumah sakit, lalu semua dana
yang masuk tersebut diserahkan ke bendahara tim swakelola Instalasi Farmasi.
3.3.3.3 Pelayanan Farmasi untuk Pasien JamkesmasMedan
SehatPemprovsu Rawat Jalan.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan farmasi ini khusus melayani pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu rawat jalan. Pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu ini
berasal dari berbagai poliklinik di rumah sakit. Prosedur pelayanan farmasi pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu
rawat jalan: 1.
Pasien datang ke farmasi membawa kartu JamkesmasMedan Sehat, kertas resep rangkap dua dilampiri dengan surat keabsahan peserta
JamkesmasMedan Sehat, protokol terapi dan hasil laboratorium untuk obat- obat khusus.
2. Petugas farmasi menyesuaikanmencocokkan nomor peserta
JamkesmasMedan Sehat dengan kartu kendali obat pasien Lampiran 19. 3.
Petugas farmasi memberi nomor antrian dan mengembalikan kartu JamkesmasMedan Sehat kepada pasien. Kemudian memberi nomor resep,
menulis nama pasien, asal poliklinik, dan nomor kartu kendali di pembukuan. 4.
Apoteker memeriksa kerasionalan obat yang diresepkan dan melegalisasi resep yang diberikan dokter sudah sesuai dengan formularium Jamkesmas,
kemudian resep ditandatangani oleh apoteker. 5.
Petugas farmasi menyiapkan obatnya, memberi etiket dan menulis obat yang diresepkan oleh dokter tersebut di kartu kendali obat, kemudian mencek ulang
kebenaran obat tersebut. 6.
Obat diserahkan ke bagian penerimaan resep dan dilakukan cros chek. Kemudian obat diserahkan kepada pasien dengan sistem panggil sesuai nomor
antrian.
Universitas Sumatera Utara
7. Pasien memberikan nomor antrian dan mengembalikan kepada petugas
farmasi. 8.
Petugas farmasi menyerahkan obat sambil menyampaikan informasi tentang cara pakai obat, kemudian pasien menandatangani lembar resep.
Alur pelayanan farmasi untuk pasien Pemprovsu sama halnya dengan pasien JamkesmasMedan Sehat. Tetapi ada beberapa persyaratan yang harus
dilengkapi yaitu: 1.
Foto copy KTP 2.
Foto copy kartu keluarga 3.
Surat dari lurah 4.
Surat dari dinas kesehatan 5.
Surat rujukan dari Puskesmas Penagihan biaya dilakukan satu bulan sekali setelah semua berkas dan
data-data terkumpul dan telah diperiksa oleh apoteker dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi. Kemudian bagian keuangan rumah sakit akan mengklaim ke
Menteri Kesehatan untuk peserta Jamkesmas, Pemko untuk Medan Sehat dan Gubernur untuk Pemprovsu. Jika sudah selesai pengklaiman, farmasi akan
menagih ke bagian keuangan rumah sakit. Kemudian semua dana yang masuk tersebut diserahkan ke bendahara tim swakelola Instalasi farmasi. Obat-obat yang
diberikan biasanya untuk pengobatan selama tiga hari, sedangkan untuk penyakit kronis diberikan selama lima belas hari.
3.3.3.4 Pelayanan Farmasi di Instalasi Gawat Darurat IGD
Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi di IGD selama 24 jam dilayani oleh petugas yang terbagi atas 3 shift yaitu
Universitas Sumatera Utara
pagi, siang dan malam hari. Pada setiap pergantian shift dilakukan serah terima barang dan uang. Pengadaan barang dari unit gudang dengan menggunakan
formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Tugas dan fungsi dari pelayanan farmasi di IGD:
1. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk dari IGD, baik pada
jam kerja maupun diluar jam kerja dan hari libur. Melayani pasien umum, pasien Askes, pasien Jamkesmas, pasien Medan Sehat, pasien Pempropsu,
pasien kredit dan pasien yang tidak diketahui identitasnya Mr.Mrs. X. 2.
Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang memerlukan tindakan bedah di KBE Kamar Bedah Emergensi, yaitu tindakan bedah yang dilakukan 24
jam untuk yang tidak terjadwal. 3.
Pasien yang membutuhkan Observasi ODC One Day Care 4.
Fungsi ODC One Day Care yaitu sebagai tempat observasi pasien yang memerlukan penanganan khusus seperti pasien jantung, hipertensi.
Pemantauan keadaan pasien di ODC ini dilakukan 1 hari 12 jam. Jika pasien tidak diperbolehkan untuk pulang lebih dari 12 jam maka pasien dimasukkan
ke ruang rawat inap. Perbekalan farmasi diterima dari IGD, bila dua jam kemudian ada terapi tambahan maka petugas ruangan mengambil perbekalan
farmasi di instalasi rawat inap. Prosedur pelayanan farmasi di IGD:
a. Pasien Umum
1. Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kartu
obat Lampiran 20 dan di resep sementara Lampiran 21 . 2.
Perawat IGD membawa kartu obat dan resep tersebut ke pelayanan
Universitas Sumatera Utara
3. Petugas pelayanan farmasi IGD memberikan perbekalan farmasi yang
diminta dan menginput ke komputer pada pelayanan obat pasien umum. 4.
Pembayaran langsung dipungut oleh juru pungut IGD untuk pasien PBJ Pulang Berobat Jalan. Sedangkan untuk pasien rawat inap dipungut oleh
juru pungut ruangan. Selanjutnya juru pungut instalasi farmasi akan menghitung dan mengklaim jumlah biaya perbekalan farmasi yang
dipakai ke pihak RSUD Dr. Pirngadi kota Medan. 5.
Pada resep bebas petugas farmasi IGD memberi harga dan menginformasikan pada keluarga pasien. Bila keluarga pesien setuju
maka petugas IGD menyiapkan perbekalan farmasi dan menginput ke komputer pada penjualan langsung dan mencetak kuitansi. Kuitansi asli
diberikan pada keluarga pasien bersamaan dengan menyerahan perbekalan farmasi setelah pembayaran perbekalan farmasi.
b. Pasien Askes
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien Askes yaitu pasien harus membawa kartu Askes. Perbekalan farmasi yang diberikan untuk pasien Askes
harus sesuai dengan DPHO Daftar Plafon Harga Obat. Prosedur pelayanan pasien Askes:
1. Dokter menulis perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada resep sementara
yang dibawa oleh perawatkeluarga pasien ke pelayanan farmasi IGD. 2.
Obat yang diresepkan harus sesuai DPHO. Jika diluar DPHO, maka petugas farmasi IGD mengkonfirmasikan ke dokter untuk mengganti obat
yang sesuai dengan DPHO.
Universitas Sumatera Utara
3. Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada
perawatkeluarga pasien. 4.
Jika pasien tidak membawa kartu Askes, maka pasien dianggap pasien Calon Askes dan resep diinput di komputer pada pelayanan obat pasien
umum. Apabila dikemudian harinya pasien menyerahkan fotokopi kartu Askes, maka petugas IGD merubah status pasien ke komputer menjadi
pelayanan obat pasien Askes. Pelayananan farmasi IGD 5.
Penagihan biaya obat dilakukan oleh bagian keuangan apotek dengan mengarsipkan kuitansi dan copy resep, untuk diberikan kepada bagian
keuangan rumah sakit. Oleh bendahara tim swakelola farmasi dilakukan pengklaiman ke perusahaan yang bersangkutan PT. Askes.
c. Pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu
Persyaratan yang dipenuhi oleh pasien Jamkesmas yaitu pasien harus membawa kartu Jamkesmas dan pasien Medan Sehat yaitu pasien harus membawa
kartu Medan Sehat sedangkan untuk Pempropsu harus melampirkan kelengkapan persyaratan. Perbekalan farmasi yang diberikan harus sesuai dengan formularium
Jamkesmas. Prosedur pelayanan pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu: 1.
Dokter menulis perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada resep sementara yang dibawa oleh perawatkeluarga pasien ke pelayanan farmasi IGD.
2. Obat yang diresepkan harus sesuai formularium Jamkesmas. Jika diluar
Formularium Jamkesmas, maka petugas farmasi IGD mengkonfirmasikan ke dokter untuk mengganti obat yang sesuai dengan Formularium
Jamkesmas.
Universitas Sumatera Utara
3. Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada
perawatkeluarga pasien. 4.
Jika pasien tidak membawa kartu JamkesmasMedan Sehat atau kelengkapan syarat peserta Pempropsu, maka pasien dianggap pasien
Umum dan resep diinput di komputer pada pelayanan obat pasien Umum. Apabila dikemudian hari 3 x 24 jam kerja pasien menyerahkan
kelengkapan jaminan kesehatan, maka petugas farmasi IGD merubah status pasien di komputer menjadi pelayanan obat sesuai dengan jaminan
kesehatan pasien tersebut. d.
Pasien Mr.Mrs. X Untuk pasien Mr.Mrs. X perbekalan farmasi yang diberikan sama seperti
pada pasien Jamkesmas. Biaya perbekalan farmasi dimasukkan ke komputer pada pelayanan obat pasien umum dan akan ditagih ke bagian keuangan rumah sakit
setelah pasien meninggalkan rumah sakit. Jika pasien tidak mampu membayar, maka petugas farmasi IGD melaporkan ke bagian pelayanan medis agar membuat
surat keterangan miskin yang ditandatangani oleh direktur rumah sakit, sehingga pasien tersebut tidak perlu membayar biaya pengobatan dan perbekalan farmasi
yang digunakan. Penagihan biaya dilakukan pada bagian keuangan rumah sakit. e.
Pasien KBE 1.
Petugas KBE akan mencatat semua kebutuhan operasi ke dalam lembar pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi.
2. Obat dan alat kesehatan disiapkan, petugas farmasi IGD akan menghitung
setiap pengeluaran. Jika operasi selesai maka perawat petugas akan
Universitas Sumatera Utara
menginput total pengeluaran farmasi ke komputer pada pelayanan obat pasien berdasarkan status pasien tersebut.
3. Untuk obat golongan narkotika, petugas farmasi IGD mencatat ke formulir
pemakaian narkotika yang dilengkapi nama dokter, nama pasien dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan untuk keperluan pelaporan
narkotika setiap bulannya. Pembuatan laporan seluruh narkotika yang digunakan di rumah sakit dilakukan oleh bagian administrasi instalasi
farmasi rumah sakit RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
3.3.3.5 Pelayanan Farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS
Pelayanan farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS melayani kebutuhan perbekalan farmasi untuk operasi yang terencana. Untuk pasien umum,
pembiayaan obat dan alat kesehatan yang digunakan dalam operasi di tanggung sendiri. Untuk pasien Askes, biaya penggunaan obat-obat operasi ditanggung oleh
PT. Askes dan obat yang digunakan harus sesuai DPHO. Sedangkan untuk pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu, biaya penggunaan obat-obat ditanggung
oleh pemerintah dan obat yang digunakan harus sesuai formularium Jamkesmas. Bagi pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan Pempropsu harus memenuhi
persyaratan terlebih dahulu, yaitu: a.
Kartu AskesJamkesmasMedan Sehat; kecuali untuk pasien Pempropsu b.
Surat Jaminan Perawatan SJP; kecuali untuk pasien Pempropsu c.
Protokol terapi yang dapat dilihat pada Lampiran 22 untuk penggunaan alat-alat yang mahal, narkotik, yang melebihi batas ketentuan DPHO
d. Resep
Adapun alur pelayanan farmasi IBS yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Pasien Askes. Jamkesmas, Pemprovsu, Medan Sehat:
1. Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah
2. Perawat menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat-
obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 23 3.
Petugas farmasi menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang ada di form tersebut.
4. Perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form
pemakaian obat-obat dan alat kesehatan untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang menyerahkan.
5. Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan
dikembalikan oleh perawat ke apotek. 6.
Dokter bedah dan dokter anestesi menandatangani form tersebut. 7.
Petugas farmasi menuliskan perbekalan farmasi yang digunakan sesuai dengan DPHO Jamkesmas ke resep sementara Lampiran 24, kemudian
menempelkannya di status pasien untuk dibuatkan resep AskesJamkesmas.
8. Perawat di ruangan memindahkan resep sementara tersebut ke resep asli
dan melampirkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan seperti yang telah disebutkan di atas.
9. Keluarga pasien membawa resep asli tersebut beserta kelengkapannya ke
pelayanan farmasi IBS dan petugas farmasi menginput perbekalan farmasi ke komputer.
10. Petugas farmasi menyerahkan resep tersebut ke pelayanan Askes,
Jamkesmas, Medan Sehat dan Pempropsu rawat inap untuk diklaim.
Universitas Sumatera Utara
11. Untuk perbekalan farmasi yang masuk paket operasi seperti benang-
benang, ETT, elektroda dan Prostigmin dibuat harganya di form pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi, lalu form
tersebut diserahkan ke bagian administrasi instalasi farmasi untuk diklaim ke bagian keuangan rumah sakit.
2. Pasien Umum
1. Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah
2. Petugas farmasi meminta keluarga pasien untuk membayar biaya
perbekalan farmasi sejumlah tertentu ke Bank Bukopin sebagai panjar 3.
Perawat menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat- obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 23
4. Petugas farmasi menginput data obat ke sistem SIRS sesuai dengan nama
dan nomor MR pasien. Kemudian menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang ada di form tersebut.
5. Perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form
pemakaian obat-obat dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang menyerahkan.
6. Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan
dikembalikan oleh perawat ke apotek. 7.
Dokter bedah dan dokter anestesi menandatangani form tersebut. 8.
Semua biaya perbekalan diiput ke komputer dan ditagih ke bendahara rumah sakit oleh petugas keuangan farmasi.
Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi IBS adalah obat- obatan sediaan injeksi terutama obat anestesi dan alat kesehatan habis pakai.
Universitas Sumatera Utara
Obat-obat dan alat-alat kesehatan habis pakai di pelayanan farmasi IBS ini berasal dari gudang instalasi farmasi yang diminta sekali seminggu dengan menggunakan
Formulir Permintaan dan Pengeluaran Farmasi Formulir B2. Pemakaian obat narkotika di kamar bedah dicatat dalam formulir
Pemakaian Obat Golongan Narkotika dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi. Ini
akan memudahkan instalasi farmasi rumah sakit untuk mengetahui jumlah pemakaian obat narkotik sehingga mudah untuk membuat laporan penggunaan
obat-obat golongan narkotik. Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam Buku Pemasukan dan
Pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan di cross check dengan sub instalasi administrasi setiap bulan. Setiap akhir bulan petugas apotek melakukan
stock opname.
3.3.3.6 Distribusi Ruangan
Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik rawat jalan dan ruang perawatan rawat inap. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke
poliklinik dan ruang perawatan adalah perbekalan farmasi yang termasuk ke dalam unit cost. Obat dan alat kesehatan habis pakai yang didistribusikan dari
distribusi ruangan ke poliklinik dan ruangan perawatan merupakan kebutuhan rutin seperti kapas, alkohol, plester, dan sebagainya.
Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang rawatan adalah berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2
Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi yang dapat dilihat pada Lampiran 25. Permintaan ini dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari senin.
Universitas Sumatera Utara
Pengadaan barang berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya diamprah pada hari Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan
dan Pengeluaran Farmasi. Pemasukan barang dari gudang dan pengeluaran ke ruangan
didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu apotek dengan sistem alfabet untuk tiap jenis barang.
3.3.4 Sub Instalasi Farmasi Klinis
Instalasi farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sub instalasi farmasi klinis yang dipimpin oleh seorang apoteker, yang merupakan koordinator
farmasi klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat.
3.3.4.1 Pelayanan Informasi Obat PIO
Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi,
diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat
pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. Adapun formulir PIO dapat dilihat pada
Lampiran 26. Apoteker juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit
PKMRS yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat PIO yaitu di ruang tunggu Apotek Rawat Jalan JamkesmasMedan SehatPempropsu dan
Poliklinik THT dengan materi:
Universitas Sumatera Utara
a. Cara penggunaan sediaan tetes mata, tetes telinga, tetes hidung dan semprot
hidung. b.
Penggunaan sendok takar yang benar dalam farmasi. c.
Penggunaan Obat Batuk.
3.3.4.2 Pencampuran Obat Sitotoksik
Pelayanan farmasi di ruang sitotoksik dipimpin oleh apoteker sebagai penanggung jawab. Sebelumnya pencampuranpengoplosan obat suntik
dilaksanakan oleh perawat di ruang perawat non aseptis, jadi tidak terjamin sterilitas produk akhir sitostatikanya. Sekarang sudah ada perubahan paradigma
yang baru bahwa pada pencampuranpengoplosan obat suntik dilaksanakan oleh apoteker atau asisten apoteker di instalasi farmasi di ruang aseptis, jadi bukan
perawat lagi yang mencampurnya. Disini peran apoteker dan asisten apoteker yang diminta dalam menyiapkan obat sitotoksik dan dilakukan di ruang aseptis
sehingga memberikan hasil akhir yang terjamin sterilitasnya. Prosedur kerja di ruang pencampuran sitotoksik yaitu:
a. Petugas pencampuran obat kanker masuk ke dalam ruang steril dengan
memakai alat pelindung khusus yaitu baju pelindung, topi, masker, sarung tangan dan sepatu khusus.
b. Matikan lampu UV ultra violet dan nyalakan exhaust system, AC dan
lampu penerang ruangan sitotoksik. c.
Gunakan desinfeksi untuk kotak aseptis dengan menyemprotkan alkohol 70 ke seluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut.
d. Pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker,
pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis, setelah selesai
Universitas Sumatera Utara
mencampur, kotak tersebut dibersihkan, lalu alas kemoterapi bekas dan desinfeksi dengan menyemprot alkohol 70.
e. Sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang dibagi dalam dua
tempat, tong sampah khusus untuk tempat pembuangan sampah bekas obat sitostatika, tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang
tidak berbahaya. f.
Matikan exhaust system, AC dan lampu penerang kemudian hidupkan lampu UV.
g. Tutup pintu dan antar sampah yang berbahaya dalam bag ke IPAL untuk
dibagi dalam incenerator. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitotoksik berlaku bagi pasien
umum, Askes dan Jamkesmas. Sementara itu, pasien Medan Sehat dan Pempropsu tidak mendapatkan pelayanan sitotoksik. Prosedur pelayanannya adalah sebagai
berikut: 1.
Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kertas resep. Bagi pasien Askes pemilihan jenis obat berdasarkan standar DPHO,
sedangkan pasien Jamkesmas pemilihan jenis obat berdasarkan formularium Jamkesmas.
2. Perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh
apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker. 3.
Apoteker menuliskan kembali di lembar formulir nama obat-obat sitostatika, kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur
obat sitotoksik di lantai enam dengan diawasi oleh apoteker.
Universitas Sumatera Utara
4. Setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitotoksik ke perawat ruangan
untuk diberikan pada pasien. 5.
Perawat ruangan menyerahkan kuitansi asli kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung bagi pasien umum sedangkan
pasien Askes dan Jamkesmas tidak dipungut biaya.
3.4 Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sendiri telah memiliki instalasi CSSD sebagai pusat sterilisasi rumah sakit. Sejak tahun 2005 CSSD terpisah dari
instalasi farmasi dan berdiri sendiri. Instalasi CSSD dipimpin oleh kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan. Kepala instalasi CSSD RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah seorang apoteker yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga lain seperti
asisten apoteker, perawat, administrasi dan teknisi. Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu:
a. Sistem titipan
Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkannya kembali dalam keadaan steril kepada
ruangan yang bersangkutan. Ruangan yang dilayani adalah poliklinik atau ruang perawatan yang membutuhkan.
b. Sistem distribusi
Memproses penyediaan dan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah dimulai dari pencucian, pengeringan, pengepakan, sterilisasi, penyimpanan dan
pendistribusian. Kamar bedah yang dilayani adalah IBS, KBE Kamar Bedah Emergensi, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di CSSD dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
1. Alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan air
mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat 2.
Direndam dengan larutan desinfektan selama 30 menit 3.
Dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih 4.
Direndam di alat ultrasonik dengan larutan scabimit selama 30 menit 5.
Dibilas di alat ultrasonik dengan air panas 6.
Dikeringkan di alat ultrasonik 7.
Alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi 8.
Diberi tanda indikator paper 9.
Sterilkan pada suhu 132
o
C, selama 15 menit 10.
Didistribusikan ke bagian yang membutuhkan 11.
Selama proses sterilisasi dilakukan uji kualitas sterilitas yaitu dengan menggunakan: 3M Bowie-Dick Test Pack 1233, 3M Bowie-Dick Test Sheet
1227, 3M Attest BI Steam 1262 atau 3M Autoclave Tape untuk steam.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KEGIATAN DI RUMAH SAKIT DAN PEMBAHASAN
4.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Profesi PKP farmasi rumah sakit mahasiswa Program Pendidikan Profesi Apoteker P3A Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan berlangsung selama satu bulan, yaitu dari tanggal 13 Desember 2010 – 20 Januari 2011. Kegiatan
dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu dengan alokasi waktu 5 jam per hari, mulai pukul 08.30-14.30 WIB.
4.2 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan PKP dimulai dengan pengarahan umum pada tanggal 13-15 Desember 2010. Pengarahan tersebut merupakan pembekalan bagi mahasiswa
untuk melaksanakan kegiatan PKP. Pengarahan yang diberikan adalah mengenai profil RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dan Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan serta kegiatan pelayanan yang disediakan oleh Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Selain itu juga dilakukan orientasi ke setiap unit
pelayanan farmasi di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan untuk memperlancar kegiatan PKP mahasiswa. Selama kegiatan pengarahan berlangsung, mahasiswa
didampingi langsung oleh Kepala Instalasi Farmasi beserta stafnya. Dalam pelaksanaan kegiatan PKP, mahasiswa dibagi menjadi dua
kelompok. Selanjutnya disusun jadwal pelaksanaan kegiatan bagi setiap kelompok sehingga secara bergiliran dapat mengunjungi semua unit pelayanan.
Praktek pelayanan farmasi minimal ini dilaksanakan dalam waktu tiga minggu dengan sistem kunjungan bergilir ke setiap unit pelayanan farmasi yang
Universitas Sumatera Utara