Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 33 tahun
Pekerjaan : Polisi WH
Jabatan : Anggota
WH Pendidikan
Terakhir :
Sarjana
9. Nama
: Ira
Yusnita Jenis Kelamin
: Perempuan Usia
: 26 tahun Pekerjaan
: Polisi WH Jabatan :
Anggota WH
Pendidikan Terakhir
: SLTASederajat
10. Nama
: Sayed
Razali Jenis Kelamin
: Laki-laki Usia
: 31
tahun Pekerjaan
: Polisi WH Jabatan :
Anggota WH
Pendidikan Terakhir
: SLTA
4.3. Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Fungsinya Sebagai Kontrol Sosial
Adapun penerapan Syari’at Islam yang fungsinya sebagai kontrol sosial di masyarakat desa Leuge terdapat berbagai respontanggapan dari
responden, sebagaimana respontanggapan dibawah ini: Tabel 14. Distribusi jawaban responden tentang mengetahui
penerapan Syari’at Islam di Aceh
Universitas Sumatera Utara
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Ya
92 97.8
2. Tidak 2
2.1 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 14. dapat dilihat bahwa mayoritas sebanyak 92 responden yaitu 97,3 telah mengetahui penerapan Syari’at Islam, sedangkan
sebanyak 2 responden yaitu 2,1 mengatakan tidak mengetahui penerapan Syari’at Islam. Berarti sosialisasi pelaksanaan Syari’at Islam di Kecamatan
Peureulak Kota desa Leuge sudah terlaksana dengan maksimal dan sebagaimana yang diharapkan meskipun masih ada yang belum
mengetahuinya akan tetapi hanya sebahagian kecil dari keseluruhan jumlah responden
Tabel 15. Distribusi jawaban responden tentang setuju adanya penerapan Syari’at Islam
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Setuju
81 86.1
2. Kurang Setuju
5 5.1
3. Tidak Setuju
8 8.5
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 15. dapat lihat bahwa sebanyak 81 responden atau 86.1
mengatakan setuju, sebanyak 5 respoden yaitu 5.1 mengatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 8 respoden atau 8.5 mengatakan tidak setuju
penerapan Syari’at Islam. Maka dengan demikian pelaksanaan Syari’at Islam diharapakan tidak ada penolakan dan juga dukungan serta partisipasi
masyarakat semakin kuat. Tabel 16. Distribusi jawaban responden tentang adanya petugas khusus
untuk mengawasi perbuatan pelanggaran Syari’at Islam. No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1 Ya 67
71,2 2 Tidak
ada 10
10.6 3 Kadang-kadang
17 18.0
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 16. dapat dilihat bahwa sebanyak 67 responden yaitu 71,2
mengatakan ada, sedangkan 10 responden yaitu 10.6 mengatakan tidak ada sedangkan 17 responden yaitu 18.0 mengatakan kadang-
kadang ada petugas khusus dalam mengawasi perbuatan pelanggaran Syari’at Islam.
Tabel 17. Distribusi jawaban responden tentang hukuman yang dijatuhkan bagi masyarakat yang ketahuan melakukan pelanggaran Syari’at Islam.
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1 Ada
64 68.0
2 Kadang-kadang 21
22.3 3 Tidak
ada 9
9.6 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 17. dapat dilihat bahwa sebanyak 64 responden atau 68.0 mengatakan ada, 21 responden atau 22.3 mengatakan kadang-
kadang, dan 9 9.6 responden atau mengatakan tidak ada hukuman yang dijatuhkan kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran Syari’at Islam.
Tabel 18. Distribusi jawaban responden tentang Wilayatul Hisbah WH sering melakukan razia.
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Ya
55 59.0
2. Tidak 18
19.1 3. Kadang-kadang
21 22.3
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 18. dapat dilihat bahwa 55 responden yaitu 59.0
mengatakan sering melakukan razia, 18 responden yaitu 19.1 mengatakan tidak.dan 21 responden yaitu 22.3 mengatakan kadang-
kadang Wilayatul Hisbah melakukan razia. Pada Tabel 16,17 dan 18 bahwa pengawasan bagi anggota masyarakat
semakin relatif baik sehingga sangat kecil kemungkinan bagi masyarakat
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan kejahatan yang melanggar Syari’at Islam, dan walaupun ada ditemukan pelanggaran Sanksihukuman tetap berlaku mulai dengan
hukuman yang paling ringan sampai dengan hukuman cambuk, denda uang dan kurungan sesuai dengan perbuatan pelanggaran Syari’at Islam,
hukumansanksi yang diberikan kepada orang yang melanggar menjadikan orang tersebut tidak mengulangi ladi perbuatannya dan menjadi peringatan
bagi masyarakat untuk tidak melakukan kejahatan pelanggaran Syari’at Islam.
Tabel 19. Distribusi jawaban responden tentang bersedia keluargatetanggateman melaporkan ke Wilayatul Hisbah apabila setelah
dinasehati masih juga melakukan pelanggaran Syari’at Islam.
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Bersedia
59 63.8
2. Kurang bersedia
24 25.5
3. Tidak bersedia
11 11,7
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 19. dapat dilihat bahwa 59 responden atau 63.8
mengatakan bersedia, sedangkan 14 responden atau 14,8 mengatakan kurang bersedia, dan 24 responden 25.5 mengatakan tidak bersedia
untuk melaporkan ke Wilayatul Hisbah. Maka dengan demikian komitmen dalam pelaksanaan Syari’at Islam sangatlah besar yang dimulai dari keluarga
dan masyarakat, jadi dengan demikian tingkat kontrol dan pengawasan terhadap pelanggaran Syari’at Islam tidak hanya dilakukan oleh petugas
Syari’at Islam, tetapi keluargatetanggateman juga sangat berperan dalam
Universitas Sumatera Utara
mengontrol dan mengawasinya terhadap perbuatan pelanggaran Syari’at Islam.
Tabel 20. Distribusi jawaban responden tentang dayahbalee tempat memberikan informasi perbuatan yang dilarang dan yang wajib dilaksanakan.
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1 Ya
25 26.6
2 Sering 55
58.5 3 Tidak
pernah 14
14.9 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 20. dapat dilihat bahwa 25 responden sekitar 26.6 mengatakan ya, 55 responden sekitar 58.5 mengatakan sering dan 14
responden atau sekitar 14.9 mengatakan Tidak pernah ada peranan dayahbalee sebagai sarana memberikan informasi perbuatan yang dilarang
dan yang wajib dilaksanakan oleh masyarakat menurut qanun Syari’at Islam. Dengan demikian bahwa sosialisasi mengenai penerapan Syari’at
Islam tidak hanya dilakukan oleh petugas Syari’at Islam tetapi juga dilakukan oleh Tengku Gampoeng, Ulama Raja Imum yang berperan
sebagai orang yang membina mendidik para santri merekapeserta didik yang tempatnya di Meunasah, Baleedayah.
Tabel 21. Distribusi jawaban responden tentang rasa aman keluar setelah adanya Wilayatul Hisbah
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Ya
55 58.5
2. Biasa Saja
27 28.7
3. Tidak 12
12.8 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 21. dapat dilihat bahwa 55 responden sekitar 58.5 mengatakan nyaman, 27 responden sekitar 28.7 mengatakan biasa saja
Universitas Sumatera Utara
dan 12 responden atau sekitar 12.8 mengatakan tidak nyaman keluar setelah adanya Wilayatul Hisbah.
Tabel 22. Distribusi jawaban responden tentang kehidupan yang lebih baik setelah diberlakukan Syari’at Islam
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Ya
51 54.3
2. Biasa Saja
26 27.6
3. Tidak 17
18.1 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 22. dapat dilihat bahwa 54.3 responden sekitar 54.3 mengatakan lebih baik, 26 responden yaitu sekitar 27.6 mengatakan
biasa saja, dan 17 18.1 responden mengatakan tidak ada kehidupan sosial yang lebih baik setelah diberlakukannya Syari’at Islam.
Tabel 23. Distribusi jawaban responden tentang razia yang dilaksanakan oleh Wilayatul Hisbah di tempat tempat umum
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1 Sering
42 44.7
2 Jarang 41
43.6 3 Tidak
pernah 11
11,7 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 23. dapat dilihat bahwa 42 responden sekitar 44.7 mengatakan sering, 41 responden 43.6 mengatakan jarang, dan 11
responden sekitar 11,7 mengatakan tidak pernah dilaksanakan razia oleh Wilayatul Hisbah.
Dari Tabel 17, 18, dan 19, dapat dilihat bahwa rasa aman sudah mulai relatif baik, sehingga masyarakat dapat melakukan aktifitasnya tanpa kendala
dan hambatan, Petugas Syari’at Islam juga melakukan razia di tempat-tempat
Universitas Sumatera Utara
umum maka dengan demikian situasi dan kondisi selalu diawasi dari hal-hal yang tidak diinginkan dengan tujuan situasi dan kondisi selalu aman dan
tentram. Tabel 24. Distribusi jawaban responden tentang masyarakat
terjaring hukuman terkait pelanggaran Syari’at Islam. No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Ya 54
57.4 2. Tidak
19 20.2
3. Kadang-kadang 21
22.2 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 24. dapat dilihat bahwa sebanyak 54 responden atau 57.4 mengatakan pernah, sebanyak 19 responden sekitar 20.2 mengatakan
tidak sedangkan sebanyak 21 responden atau 22.2 mengatakan kadang- kadang.
Dengan demikian pada tahab awal permulaan pelaksanaan Syari’at Islam masih ada pelanggaran yang dilakukan masyarakat, hal ini terjadi
karena masih kurangya sosialisasi sehingga masyarakat berani melakukannya.
Tabel 25. Distribusi jawaban responden tentang masyarakat terjaring hukuman terkait pelanggaran Syari’at Islam, menjadi perhatian
bagi masyarakat untuk tidak melakukan. No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Ya 57
60.6 2. Tidak
19 20.2
3. Biasa saja
18 19.1
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 25. dapat dilihat bahwa sebanyak 57 responden atau 60.6
mengatakan ya, sebanyak 19 responden atau 20.2 mengatakan tidak. Dan sebanyak 18 responden atau 19.1 . Dari pendapat responden di atas
Universitas Sumatera Utara
dapat dikatakan bahwa masyarakat mulai menghormati pelaksanaan Syari’at Islam sehingga penerapan Syari’at Islam semakin berfungsi sebagai alat
pengawasan bagi warga masyarakat desa Leuge. Tabel 26. Distribusi jawaban responden tentang keluarganya di hukum
sesuai perbuatannya apabila melanggar hukum Syari’at Islam. No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Setuju 53
56.4 2. Tidak
41 43.6
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 26. dapat dilihat bahwa sebanyak 53 responden atau 56.4
mengatakan setuju, sedangkan sebanyak 41 responden atau 43.6 mengatakan tidak setuju hal ini berarti pada masyarakat desa Leuge sudah
melaksanakan penerapan Syari’at Islam yang dimulai dari keluarga, walaupun masih ada juga yang mengatakan tidak setuju, namun lebih sedikit
dibandingkan dari keluarga yang setuju, hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga dalam hal penerapan Syari’at Islam semakin berfungsi untuk
mengontrol anggota keluarganya dari perbuatan pelanggaran Syari’at Islam. Dari Tabel 25 dan 26 dapat dilihat bahwa sanksihukuman yang
dihukum akibat perbuatan anggota masyarakat itu sendiri, menjadi pelajaran bagi anggota masyarakat yang lain dan bagi anggota masyarakat yang masih
juga melakukan perbuatan haram tersebut apabila ketahuan dan terbukti maka keluarga pun melaporkan kepada petugas jadi dengan demikian
masyarakat terlebih dahulu mempertimbangkan rasa takut dan malu untuk melakukan pelanggaran Syari’at Islam tersebut. Karena sedikit pun tidak
diberikan kesempatan bagi orang yang ingin melakukan perbuatan pelanggaran Syari’at Islam dan bagi orang yang menyediakan fasilitas
tempat judi,mesum, minuman keras pun akan mendapat hukuman. Disini
Universitas Sumatera Utara
masyarakat sudah memiliki rasa solidaritas sesama anggota masyarakat dan dapat dikatakan sudah terintegrasi dengan nilai - nilai agama.
Tabel 27. Distribusi jawaban responden tentang responden orang yang selalu menasehati orang lain menjauhi perbuatan yang di larang hukum Syari’at
Islam. No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Ya 63
67.0 2. Kadang-kadang
23 25.5
3. Tidak 8
8.5 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 27. dapat dilihat bahwa sebanyak 63 responden yaitu 67.0 mengatakan ya, sebanyak 23 responden yaitu 25.5 mengatakan
kadang-kadang dan 8 responden yaitu 8.5 mengatakan tidak, Jadi pelaksanaan Syari’at Islam di sosialisasikan juga secara personal
perorangan , dengan demikian setiap individu adanya rasa tanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai ajaran Agama Islam, mana yang
berhak dan mana yang bathil artinya perbuatan mana yang boleh dilakukan dalam ajaran agama Islam dan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan
dalam ajaran agama Islam. Tabel 28. Distribusi jawaban responden tentang di berlakukannya
Syari’at Islam adalah salah satu faktor keamanan dan ketertiban. No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1 Ya 61
64.9 2 Tidak
33 35.1
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel di 28. dapat dilihat bahwa sebanyak 61 responden sekitar
64.9 mengatakan ya, sedangkan sebanyak 33 responden sekitar 35.1 mengatakan tidak. Hal ini dapat dilihat bahwa hukum Syari’at Islam di desa
Leuge kecamatan Peureulak Kota semakin berfungsi yaitu aman, tentram, dan damai sehingga, jauh dari kemurkaan Allah S.W.T.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 29. Distribusi jawaban responden tentang budaya Da’wah Islamiah sudah melekat di masyarakat dan masih diteruskan.
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1 Ya
91 96,8
2 Tidak 3
3.2 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 29. dapat dilihat bahwa sebanyak 91 responden sekitar 96,8 mengatakan ya, sedangkan sebanyak 3 responden sekitar 3.2,0
mengatakan tidak. Dari penjelasan di atas bahwa budaya da’wah Islamiah masih dilaksanakan oleh masyarakat desa Leuge hal ini juga sebagai wadah
sosialisasi bagi masyarakat megenai Syari’at Islam sehingga mendukung pelaksanaan Syari’at Islam yang berfungsi untuk mengontrol masyarakat
dari perbuatan pelanggaran Syari’at Islam Tabel 30. Distribusi jawaban responden tentang Da’wah Islamiah
memiliki nilai yang positif untuk mendukung pelaksanaan Syari’at Islam. No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Ya 78
83.0 2. Tidak
16 17.0
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 30. dapat dilihat bahwa sebanyak 78 responden sekitar
83.0 mengatakan ya, sedangkan sebanyak 16 responden sekitar 17.0 mengatakan tidak.
Tabel 31. Distribusi jawaban responden tentang keterlibatan Wilayatul Hisbah dalam pelaksanaan da’wah Islamiah
.
No. Uraian
Frekuensi f Persentase
1. Ya 53
56.4 2. Tidak
41 43.6
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 31. dapat dilihat bahwa sebanyak 53 responden sekitar 56.4 mengatakan ya, sedangkan sebanyak 41 responden sekitar 43.6
mengatakan tidak. Dari Tabel 30 dan 31 dapat dilihat pada umumnya di Aceh
Universitas Sumatera Utara
dan khususnya desa Leuge Kecamatan Peureulak Kota, memiliki budaya Da’wah Islamiyah
yang diwariskan oleh tokoh-tokoh agama terdahulu. Da’wah Islamiyah
suatu acara yang dilaksanakan oleh masyarakat yang bertujuan untuk menyerukan masyarakat untuk selalu bertaqwa kepada
Allah dan menjauhi laranganNya serta menghormati, melaksanakan nilai- nilai dan norma-norma Agama Islam mengikuti Syari’at Islam yang
berlaku di desa tersebut. Da’wah Islamiyah
ini juga dihadiri oleh hampir semua masyarakat kecamatan peureulak, sehingga untuk menjaga keamanan dan ketertiban,
dilibatkan polisi Syari’at Islam untuk mencegah pelanggaran yang bekerja sama dengan masyarakat sehingga acara dapat diselenggarakan dengan
aman,tertib dan tentram. Tabel 32. Distribusi jawaban responden tentang kondisi
keamanan desa sebelum dilaksanakan Syari’at Islam. No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Baik 33
35.1 2. Kurang
baik 51
54.3 3. Tidak
baik 10
10.6 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 32. dapat dilihat bahwa sebanyak 33 responden sekitar 35.1 mengatakan baik, sebanyak 51 responden sekitar 54.3
mengatakan kurang, dan 10 responden sekitar 10.6 mengatakan tidak baik kondisi keamanan desa.
Tabel 33. Distribusi jawaban responden tentang keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penerapan Syari’at Islam.
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Ya
51 54.3
2. Kadang-kadang 27
28.7 3. Tidak
16 17.0
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 33. dapat dilihat bahwa sebanyak 51 responden atau 54.3 mengatakan masyarakat ya, sebanyak 27 responden atau 28.7
mengatakan kadang-kadang. Dan 16 responden atau 17.0 mengatakan masyarakat tidak dilibatkan dalam pelaksanaan Syari’at Islam.
Tabel 34. Distribusi jawaban responden tentang hubungan aparatur Syari’at Islam dengan Masyarakat.
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Baik
66 70.2
2. Tidak baik
7 7.4
3. Kurang Baik
21 22.3
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 34. dapat dilihat bahwa sebanyak 66 responden 70.2
mengatakan baik, sebanyak 7 responden yaitu 7.4 mengatakan hubungan aparatur Syari’at Islam dengan masyarakat tidak baik dan 21 responden yaitu
22.3 mengatakan hubungan aparatur Syari’at Islam dengan masyarakat kurang baik.
Tabel 35. Distribusi jawaban responden tentang setelah adanya penerapan Syari’at Islam masyarakat semakin aman dan tentram
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1 Ya
51 54.3
2 Biasa saja
26 27.6
3 Tidak 17
18.1 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 35. dapat dilihat bahwa sebanyak 51 responden sekitar 54.3 mengatakan aman dan tentram, sebanyak 26 responden sekitar 27.6
mengatakan biasa saja, dan 17 responden sekitar 18.1 mengatakan tidak.
Dari Tabel 32,33,34 dan 35 dapat dilihat bahwa keamanan desa sebelum dilaksanakan Syari’at Islam belum yang seperti diharapkan, namun
setelah pelaksaan Syari’at Islam kondisi dan situasi relatif membaik, dalam
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan penerapan Syari’at Islam, masyarakat dilibatkan seperti Geuchik kepala desa, Imum Gampoeng, tokoh adat, dan tokoh pemuda mereka
bekerja sama dengan wilayatul Hisbah, dalam memberantas pelanggaran Syari’at Islam.
Tabel 36. Distribusi jawaban responden tentang masyarakat mengetahui fungsi penerapan Syari’at Islam
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Mengetahui
52 55.3
2. Kurang
mengetahui 37 39.4
3. Tidak mengetahui
5 5.3
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2009 Dari Tabel 36. dapat dilihat bahwa sebanyak 52 responden atau 55.3
mengatakan mengetahui, sebanyak 37 responden atau 39.4 mengatakan kurang mengetahui. Dan sebanyak 5 atau 5.3 responden
tidak mengetahui fungsi penerapan Syari’at Islam. Dengan demikian masyarakat telah banyak yang menerima sosialisasi tentang dan bisa
memahami manfaat adanya penerapan Syari’at Islam.
4.4. Tanggapan Responden Terhadap Frekuensi Pelanggaran Syari’at Islam Setelah Penerapan Syari’at Islam
Setelah pelaksanaan Syariat Islam masyarakat telah mengalami perubahan dimana masyarakat telah banyak yang mendapatkan informasi agar mematuhi
melakukan seusuatu perbuatan baik bersifat perintah Shalat Jum’at, berpakaian Islami maupun larangan khalwat, maisir, khamer. Untuk mengetahui frekuensi
pelanggaran Syari’at Islam dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 37. Distribusi jawaban responden tentang pelanggaran busana pakaian Islami setelah pemberlakuan Syari’at Islam
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Sering
9 9.6
2. Jarang 26
27.7
Universitas Sumatera Utara
3. Tidak pernah
59 62.8
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2010 Dari Tabel 37. dapat dilihat bahwa sebanyak 9 responden atau 9.6
mengatakan sering, sebanyak 26 responden atau 27.7 mengatakan jarang dan 59 responden atau 62.8 mengatakan tidak pernah. Dengan demikian
penerapan Syari’at Islam sebagai alat kontrol bagi masyarakat terlihat berfungsi dengan baik, hal ini dapat dilihat dari 59 responden atau 62.8
mengatakan tidak pernah terjadi pelanggaran pakaian islami setelah penerapan Syari’at Islam, walaupun masih ada yang tidak menggunakan
jilbab tetapi secara diam-diam dan tidak di tempat-tempat umum.
Tabel 38. Distribusi jawaban responden tentang perbuatan khalwat laki-laki dan perempuan berduaan di tempat sunyi tanpa hubungan nikah
setelah penerapan Syari’at Islam No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Sering 5
5.1 2. Jarang
11 11.7
3. Tidak pernah
78 82.9
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2010 Dari Tabel 38. dapat dilihat bahwa sebanyak 5 responden atau 5.1
mengatakan sering, dan sebanyak 11 responden atau 11.7 mengatakan jarang. Sedangkan sebanyak 78 respoden atau 82.9 mengatakan tidak
pernah lagi pelanggaran khalwat terjadi setelah penerapan Syariat Islam Dengan demikian masyarakat desa Leuge telah menerima nilai-nilai Syari’at
Islam dan telah dilaksanakan dengan patuh, sebagaimana masyarakat yang melakukan khalwat telah berkurang, sehingga kita harapakan tidak ada lagi
pelanggaran pelanggaran khalwat. Tabel 39. Distribusi jawaban responden tentang perbuatan judi
maisir setelah penerapan Syari’at Islam
Universitas Sumatera Utara
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Sering
11 11.7
2. Jarang 17
18.1 3. Tidak
pernah 66
70.2 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 39. dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden atau 14,9 mengatakan sering, dan sebanyak 17 responden atau 23,0
mengatakan jarang. Sedangkan sebanyak 46 respoden atau 62,1 mengatakan tidak pernah perbuatan judi maisir terjadi setelah penerapan
Syariat Islam. dengan demikian perbuatan judi juga tidak ditemukan pada masyarakat desa Leuge Setelah penerapan Syari’at Islam hal ini
mencerminkan bahwa masyarakat desa Leuge telah menerima Syari’at Islam sebagai aturan yang di jadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
Tabel 40. Distribusi jawaban responden tentang mengkonsumsi minuman keras khamer setelah penerapan Syari’at Islam
No. Uraian Frekuensi f
Persentase 1. Sering
2 2.1
2. Jarang 14
14.9 3. Tidak
pernah 78
83.9 Jumlah 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2009
Dari Tabel 40. dapat dilihat bahwa sebanyak 2 responden atau 2,1 mengatakan sering, dan sebanyak 14 responden atau 14,9 mengatakan
jarang. Sedangkan sebanyak 78 responden atau 83.9 mengatakan tidak pernah anggota masyarakat mengkonsumsi minuman keras khamer setelah
penerapan Syariat Islam. dengan demikian masyarakat desa Leuge telah mengetahui dan membedakan makanan dan minuman yang halal dan haram
dikonsumsi.
Tabel 41. Distribusi jawaban responden tentang masyarakat
Universitas Sumatera Utara
meninggalkan kewajiban shalat jum’at setelah penerapan Syari’at Islam No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Sering 12
12.7 2. Jarang
16 17.0
3. Tidak pernah
66 70.2
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2010 Dari Tabel 41. dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden atau 12.7
mengatakan sering, dan sebanyak 16 responden atau 17.0 mengatakan jarang. Sedangkan sebanyak 66 respoden atau 70.2
mengatakan tidak pernah lagi masyarakat meninggalkan kewajiban shalat jum’at setelah penerapan Syariat Islam. dengan demikian masyarakat desa
Leuge telah dapat mengetahui kewajibannya sebagai muslim untuk melaksaakan perintah Syari’at sebagai pedoman hidup di tengah-tengah
masyarakat. Sehingga masyarakat dapat hidup rukun damai, aman dan sejahtera.
4.5. Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Berfungngsi Sebagai