meninggalkan kewajiban shalat jum’at setelah penerapan Syari’at Islam No. Uraian Frekuensi
f Persentase
1. Sering 12
12.7 2. Jarang
16 17.0
3. Tidak pernah
66 70.2
Jumlah 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2010 Dari Tabel 41. dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden atau 12.7
mengatakan sering, dan sebanyak 16 responden atau 17.0 mengatakan jarang. Sedangkan sebanyak 66 respoden atau 70.2
mengatakan tidak pernah lagi masyarakat meninggalkan kewajiban shalat jum’at setelah penerapan Syariat Islam. dengan demikian masyarakat desa
Leuge telah dapat mengetahui kewajibannya sebagai muslim untuk melaksaakan perintah Syari’at sebagai pedoman hidup di tengah-tengah
masyarakat. Sehingga masyarakat dapat hidup rukun damai, aman dan sejahtera.
4.5. Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Berfungngsi Sebagai
Kontrol Sosial Menurut Jenis Kelamin, Usia, Jenjang pendidikan, dan Pekerjaan
Masyarakat desa Leuge diharapakandapat bersikap dan berprilaku sesuai dengan budaya Islam dan disesuaikan dengan nilai-nilai agama dan
adat yang di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga jauh dari segala bentuk penyimpanganpelanggaran. Syari’at Islam diterapkan
guna untuk berfungsi sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat. Berikut tanggapan responden tentang berfungsinya Syari’at Islam sebagai kontrol
sosial bagi masyarakat desa Leuge:
Universitas Sumatera Utara
4.5.1. Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Berfungsi Sebagai
Kontrol Sosial Menurut Jenis Kelamin
Tanggapan responden mengenai penerapan Syari’at Islam menurut jenis kelamin tentunya berbeda-beda, perbedaan ini lazim terjadi di tengah-
tengah masyarakat karena memiliki pandangan menurut kepentingan individu, namun pada masyarakat desa Leuge, pandangan penerapan Syari’at
Islam masih memahami bahwa penerapan Syari’at Islam sangat befungsi bagi masyarakat, untuk mengetahui komposisi responden menurut jenis
kelamin yang menilai syari’at Islam befungsi bagi masyarakat dapat dilihat pada Tabel 40.
Tabel 42. Tanggapan responden berdasarkan jenis kelamin No.
Jenis Kelamin
Tanggapan responden bahwa penerapan Syari’at Islam berfungsi sebagai kontrol sosial
Jumlah Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
F F F F 1.
Laki-laki 44 46.8
1 1.1 3 3.2 48 51.0 2.
Perempuan 37
39.3 4 4.3 5 5.3 46 48.9
Jumlah 81
86.2 5 5.4 8 8.5 94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2010 Dari Tabel 42. dapat dilihat bahwa 3 responden atau 3.2 bedasarkan
jenis kelamin laki-laki mengatakan Syari’at Islam tidak berfugsi, sedangkan berdasarkan jenis kelamin perempuan berjumlah 5 responden atau 5.3 .
responden yang mengatakan Syari’at Islam tidak berfungsi di dominasi oleh perempuan. hal ini karena kaum perempuan merasa tidak bebas, dan ruang gerak
mereka terbatas. seperti ungkapan alasan responden berikut ini: “ Peraturan Syari’at Islam hanya berlaku untuk perempuan sementara
bagi laki-laki tidak, sehingga kami perempuan selalu disalahkan, misalnya memakai celana panjang tidak boleh, baju lengan pendek pun tidak boleh, jadi
kalau mau keluar bikin repot aja, karena harus menggantikan pakaian.” Wawancara Masthura. 2009.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu responden yang kurang setuju berfungsinya penerapan Syariat Islam sebagai alat kontrol sosial berdasarkan jenis kelamin laki-laki
berjumlah 1 1,1 , dan perempuan 4 4,3 . Hal ini menunjukkan masih ada keraguan pada masyarakat mengenai fungsi penerapan Syari’at Islam.
Sebagaimana ungkapan informan biasa dibawah ini: “ Syaria’t Islam nyo-nyo ken, aleh keupu tujuan. Pedahai dari urojeh
Syari’at Islam kana. Tapih jino kana lom aleh pu maksud..? nyang yo teuh lepah pdeng Syari’at Islam ureng metamah batat, mennyo metamah jroh nyang
Alhamdulillah. Syari’at Islam belum ada kepastian, untuk apa tujuannya, padahal dari dulu sudah ada, tapi sekarang muncul lagi, untuk apa..? yang kita
takutkan masyarakat semakin jahat setelah diberlakukanya lagi Syari’at Islam, akan tetapi cenderung kelebih baik Alhamdulilah wawancara dengan Sayed
Razali. 2009
Sedangkan pendapat yang setuju berdasarkan jenis kelamin laki-laki
berjumlah 44 46.8 , perempuan berjumlah, 37 39.3 , hal ini menunjukkan bahwa penerapan Syari’at Islam sangat berfungsi bagi masyarakat, diantaranya
menurunnya tingkat pelanggaran baik Busana, Khalwat, judi, Khamer,dan Shalat Jum’at. Sebagai mana ungkapan Informan”
‘’ Dengan adanya penerapan Syari’at maka masyarakat tidak berani melakukan pelanggaran karena takut di tangkap Wh, apalagi di cambuk,
sehingga pelanggaransegala bentuk maksiat pun sudah mulai bekurang, Wawancara dengan Iswandi 2009.
Dengan demikian dapat dikatakan penerapan Syari’at Islam memiliki
nilai yang positif yaitu berfungsi sebagai alat kortol bagi masyarakat yang ingin melakukan perbuatan pelanggaran.
4.5.2. Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Berfungngsi Sebagai Kontrol Sosial Berdasatkan Tingkat Pendidikan.
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan dan kepatuhan masyarakat yang berasumsi penerapan Syari’at Islam memiliki fungsi bagi
masyarakat, untuk mengetahui komposisi responden mengenai fungsi penerapan Syari’at Islam bersadarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 41.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 43. Tanggapan responden berdasarkan tingkat pendidikan No Tingkat
Pendidikan Tanggapan responden bahwa penerapan Syari’at Islam
berfungsi sebagai kontrol sosial Setuju
Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah F F F F
1.
Tidak Tamat SD
6 6.4
2 2.1
2 2.1
10 10.6
2.
Tamat SDSederajat
7 7.4 1 1.1 3 3.2 11 11.7
3.
Tamat SLTPSederajat
15 16.9 3 3.2 2 2.1
20 21.3
4.
Tamat SLTASederajat
37 39.3
- - - - 37
39.4 5.
Tamat PTD3
16 17.0
- - - - 16
17.0 Jumlah 81
86.2 6
6.4 7
7.4 94
100 Sumber : Data Primer kuesioner 2010
Dari Tabel 43. dapat dilihat bahwa sebanyak 81 86.2 responden yang mengatakan setuju adanya fungsi penerapan Syari’at Islam, dan sebanyak
6 6,4 responden mengatakan kurang setuju, serta 7 7,4 responden mengatakan penerapan Syari’at Islam tidak berfungsi, yaitu tidak tamat
SDsederajat 2 respoden, tamat SDsederajat 3 respoden dan tamat SLTPsederajat 2 respoden. Sebagaimana ungkapan informan berikut:
“ Karena penerapan Syari’at Islam tidak bebas bagi masyarakat untuk mengunakan pakaian, setiap berlangsungnya pelaksanaan shalat jum’at aktifitas
wajib dihentikan, sehingga kita jadi mengikat dengan peraturan tersebut, Wawancara dengan Asri Novita 2009.
Pandangan perbedaan fungsi penerapan Syari’at Islam sering terjadi pada masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan berbeda pula, namun
demikian masyarakat merasakan bahwa penerapan Syari’at Islam telah berfungsi walaupun hanya beberapa responden mengatakan tidak berfungsi, Adapun
tingkat pendidikan tamat SLTAsederajat dan
Tamat PTD3 tidak ada yang mengatakan Syari’at Islam tidak berfungsi
jadi masyarakat diharapkan agar dengan berfungsinya Penerapan Syari’at Islam maka pelanggaranpun berkurang. Seperti
ungkapan. Informan berikut. “ Dengan berkurangnya pelanggaran Syari’at Islam maka penerapan
Syari’at Islam semakin berfungsi bagi masyarakat, sehingga masyarakat lebih
Universitas Sumatera Utara
yakin agar ketentraman dan keamanan tetap terjaga. Wawancara dengan Muazzir 2009 .
4.5.3. Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Berfungngsi
Sebagai Kontrol Sosial Berdasarkan Usia.
Tingkat usia juga mempengaruhi pengetahuan, reaksi dan prilakunya terhadap penerapan Syari’at Islam, usia juga mempengaruhi kematangan
seseorang untuk memahami setiap konstruksi hukum yang akan diterapkan, untuk mengetahui komposisi masyarakat mengenai berfungsinya penerapan
Syari’at Islam berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 44.
Tabel 44. Tanggapan responden berdasarkan usia No Tingkat
Usia Tanggapan responden bahwa penerapan Syari’at Islam
berfungsi sebagai kontrol sosial Setuju
Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah F F F F
1. 21-30 tahun
7 7.4 4 4.2 5 5.3 16
17.0 2. 31-35
tahun 12 12.7
2 2.1
1 1.1
15 15.9 3. 36-40
tahun 27 28.7
- - 1
1.1 28
29.7 4. 41-50
tahun 24 25.5
- - - - 24
25.5 5. 50-keatas
11 11.7
- - - - 11
11.7 Jumlah
81 86.0 6 6.3 7 7.5
94 100
Sumber : Data Primer kuesioner 2010 Dari tabel 44. dapat dilihat bahwa, 81 responden setuju bahwa
penerapan Syari’at Islam berfungsi sebagai kontrol sosial yang didominasi berasal dari usia 36-40 tahun sebanyak 27 responden, usia 41-50 tahun
sebanyak 24 respoden, usia 31-35 tahun sebanyak 16 responden, 50 tahun-
Universitas Sumatera Utara
keatas sebanyak 11 respoden dan yang terendah 21-30 tahun sebanyak 7 respoden. Sedangkan yang berpendapat bahwa penerapan Syari’at Islam tidak
berfungsi sebagai kontrol sosial didomonasi oleh usia 21-30 tahun. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut mereka belum memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak mengenai Syari’at Islam sehingga belum bisa memahami Syari’at Islam dengan sempurna.
Walaupun masih ada yang berpendapat bahwa Penerapan Syari’at Islam tidak memberi manfaat berfungsi, itu hanya sebagian kecil dari responden,
namun 81 responden berpendapat bahwa dengan adanya penerapan Syari’at Islam telah dapat mengurangi pelanggaran Syari’at Islam seperti Khalwat,
maisir, khamar, dan meningkatnya jumlah wanita menggunakan jilbab, serta masjid semakin ramai pada waktu shalat jum’at. Seperti ungkapan informan
berikut: “ karena penerapan Syari’at Islam menjadikan masyarakat tahu akan
hukum-hukum Islam dan melaksanakannya serta mejauhi larangannya, sehingga menjadikan kehidupan sosial yang lebih baik. Wawancara dengan
Mahlil.2009.
4.5.4. Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Berfungngsi Sebagai
Kontrol Sosial Berdasatkan Pekerjaan.
Penerapan Syari’at Islam sangat mempengaruhi aktifitas pekerjaan masyarakat, dimana aktifitas pekerjaan memiliki keterbatasan pada hari-hari
tertentu, untuk mengetahui komposisi masyarakat mengenai berfungsinya penerapan Syari’at Islam berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 44.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 45. Tanggapan responden berdasarkan pekerjaan No Jenis
Pekerjaan Tanggapan responden bahwa penerapan Syari’at Islam
berfungsi sebagai kontrol sosial Setuju
Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah F F F F
1. Petani 21 22.3
2 2.1
- -
23 24.4
2. Nelayan
17 18.0 2 2.1 1 1.1
20 21.2
3. Pedagang
15 15.9 1 1.1 1 1.1
17 18.0
4. PNSTNIPOLRI
11 11.7
- - - - 11
11.7 5. Mahasiswa 11
11.7 - - - -
11 11.7
6. Lain-lain
6 6.4 1 1.1 5 5.3 12
12.7 Jumlah
81 86.0 6 6.4 7 7.5
94
Sumber : Data Primer kuesioner 2010 Dari Tabel 45. dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis pekerjaan
PNSTNIPOLRI sebanyak 11 responden dan mahasiswa sebanyak 11 responden memahami bahwa Syari’at Islam sangat berfungsi sebagai alat
kontrol sosial bagi masyarakat, hal ini dapat dilihat bahwa dari jumlah responden tersebut diatas hampir tidak ada yang berpendapat bahwa Syari’at
Islam tidak berfungsi bagi masyarakat. Dengan demikian dari pihak keamanan dan mahasiswa telah
beranggapan positif tehadap penerapan Syari’at Islam dan didominasi oleh 21 responden dari petani, 17 responden dari pedagang, 15 responden dari nelayan,
serta 6 responden dari jenis pekerjaan tidak tetap lain-lain, maka diharapkan penerapan Syari’at Islam di Desa Leuge Kecamatan Peureulak kota dapat
berfungsi dengan maksimal yaitu dengan adanya solidaritas dan ukwah Islamiyah yang semakin baik, kondisi keamanan membaik, ketentraman, serta
jauh dari segala bentuk pelanggaran Syari’at Islam.
4.6. Tanggapan Informan Terhadap Frekuensi Pelanggaran Hukum Syari’at