BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan pengawet termasuk bahan tambahan pangan. Pemakaian bahan pengawet cukup menguntungkan karena dapat membebaskan bahan pangan dari
kehidupan mikroba, baik yang  bersifat  patogen maupun  yang  nonpatogen Cahyadi, 2008.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722MenkesIX1988, asam borat dan senyawanya merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan pangan
yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Karena asam borat dan senyawanya merupakan senyawa kimia yang mempunyai sifat karsinogen.
Meskipun boraks berbahaya bagi kesehatan ternyata masih banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bahan tambahan makanan, karena selain berfungsi sebagai
pengawet, boraks juga dapat memperbaiki tekstur bakso dan kerupuk hingga lebih kenyal dan lebih disukai konsumen Mujianto, 2003.
Pemeriksaan boraks natrium tetraboraks secara kualitatif dapat dilakukan dengan  beberapa cara antara lain  menggunakan kertas kurkuma yang telah
diasamkan  dengan asam klorida encer,  kemudian dikeringkan sehingga memberikan hasil warna merah kecoklatan dan bila  kertas tersebut dialkaliskan
dengan amonia encer berubah menjadi hitam kehijauan Dtijen POM, 1979, uji nyala  dengan  dibakar  menggunakan asam sulfat pekat dan metanol disebut uji
nyala Svehla, 1979. Berbagai metode penetapan kadar natrium tetraboraks  terdapat  di dalam
literatur antara lain titrasi volumetrik asam basa Ditjen POM, 1979, spektrofotometri sinar tampak menggunakan pereaksi kurkumin Herlich, 1990,
Universitas Sumatera Utara
dan spektrofotometri serapan atom Herlich, 1990.  Dalam hal ini, penulis membandingkan dua metode yaitu menggunakan titrasi volumetri  asam basa dan
Spektofotometri Sinar tampak dengan tujuan membandingkan kadar yang diperoleh dalam penentuan kadar natrium tetraboraks dalam bakso.
Berdasarkan hal di atas, penulis ingin mengetahui besarnya kandungan boraks  dalam  sampel bakso  dengan menggunakan kedua metode penetapan
kadar di atas.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah natrium tetraboraks tidak  ada  digunakan sebagai pengawet pada
bakso daging sapi. 2.
Apakah  kadar  natrium tetraboraks  pada bakso  daging sapi  dengan menggunakan metode spektrofotometri sinar tampak  dan menggunakan
titrasi asam basa volumetri memberikan  hasil yang sama.
1.3 Hipotesis