Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan
demikian, sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di
wilayah Indonesia diperuntukkan sebagai lahan pertanian dan hampir 50 dari total angkatan kerja masih menggantungkan nasibnya bekerja disektor pertanian.
Keadaan seperti ini menuntut kebijakan sektor pertanian yang disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan yang terjadi di lapangan dalam mengatasi berbagai
persoalan yang menyangkut kesejahteraan bangsa. Husodo, 2004 : 23-24 Dalam kerangka pembangunan nasional, mandat utama sektor pertanian
adalah sebagai penyedia bahan pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung perkembangan sektor-sektor lainnya. Pada masa-masa mendatang
mandat tersebut terasa semakin berat karena laju permintaan terhadap hasil-hasil pertanian terus meningkat sejalan dengan laju pertambahan penduduk dan
perbaikan pendapatan per kapita. Permintaan terhadap hasil-hasil pertanian akan meningkat baik dalam jumlah, keragaman maupun kualitasnya.
Suryana, 2003 : 3 Dalam rangka mempercepat laju pembangunan pertanian maka kegiatan
penyuluhan pertanian sangat memegang peranan penting. Dengan adanya penyuluhan pertanian para petani diharapkan mempunyai suatu persepsi yang
Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
positif terhadap suatu teknologi, kemudian dengan persepsi yang positif tersebut diharapkan petani bersedia mengubah sikap dan perilaku dalam pengolahan
usahatani sesuai dengan anjuran teknologi yang hendak diterapkan. Gultom, 1994
Penerapan teknologi yang menguntungkan akan lebih banyak terjadi bila para pengolah usahatani lebih terbuka sikapnya dan mampu melaksanakan anjuran
penggerak perubahan terhadap hal-hal yang baru. Pengolahan usahatani dimana saja dan kapan saja pada hakekatnya akan dipengaruhi oleh perilaku petani yang
mengusahakan usahatani. Perilaku orang yang ternyata tergantung banyak faktor, diantaranya watak, suku, dan kebudayaan dari petani itu sendiri, tingkat
kebudayaan bangsa dan masyarakatnya juga dari kebijakan pemerintah. Ban dan Hawkins, 2000
Kentang termasuk jenis sayuran penting di Indonesia. Nilai ekonomi komoditas ini tergolong tinggi. Diantara jenis sayuran lain, harga kentang relatif
stabil. Kondisi seperti inilah yang membuat komoditas kentang, termasuk produksi bibitnya patut dipertimbangkan sebagai pilihan usaha.
Hartus, 2001 : 1 Meskipun kentang bukan bahan makanan pokok bagi rakyat Indonesia,
tetapi konsumennya cenderung meningkat dari tahun ke tahun karena jumlah penduduk makin bertambah, taraf hidup masyarakat meningkat dan wisatawan
asing atau orang asing yang tinggal di Indonesia meningkat. Sebagai bahan makanan, kentang banyak mengandung karbohiodrat, sumber mineral fosfor, besi
dan kalium, mengandung vitamin B, vitamin C dan sedikit vitamin A. Soelarso, 2001 : 9
Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
Perlu dicatat bahwa kebutuhan kentang tersebut merupakan kebutuhan untuk kentang sayur. Sedangkan dewasa ini ada kecenderungan masyarakat untuk
mengkonsumsi kentang yang lain seperti kentang goreng french fries dan kentang untuk makanan kecil hasil industri makanan. Bila ada perubahan pola
konsumsi masyarakat tersebut, maka kebutuhan akan kentang dapat semakin tinggi. Setiadi dan
Dalam usaha meningkatkan jumlah produksi, perlu dilakukan usaha dengan mencari teknologi yang tepat. Teknologi pembuatan kompos yang
dilaksanakan di Desa Silando dapat menambah ketrampilan petani dalam Nurulhuda, 2000 : 5
Dalam rangka intensifikasi tanaman hortikultura, kentang merupakan salah satu komoditas prioritas yang akan dikembangkan diberbagai daerah, terutama
disentra-sentra produksi kentang dan daerah-daerah pengembangan yang mempunyai agroklimat sesuai dengan tanaman kentang, yakni dataran tinggi dan
medium. Hal ini merupakan langkah konkret dalam mengantisipasi masalah pangan pada masa mendatang yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dan
masyarakat dunia. Soelarso, 2001 : 11 Penelitian sistem usahatani merupakan suatu pendekatan penelitian dan
pengembangan pertanian yang memandang keseluruhan usahatani sebagai suatu sistem yang menitikberatkan pada komponen atau unsur sistem usahatani dengan
lingkungan dan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari sistem usahatani melalui pemanfaatan yang lebih baik dan teknologi yang telah diperbaiki untuk
meningkatkan pendapatan.
Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
melakukan pengelolaan usahatani. Pemakaian kompos pada usahatani kentang dan pengurangan jumlah pupuk kimia dapat meningkatkan jumlah produksi kentang.
Tabel 1 menunjukkan data Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara
berdasarkan luas lahan, produksi dan produktivitas kentang. Tabel. 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kentang Menurut
Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 No
Kecamatan Luas Panen Ha Produksi Ton
Produktifitas TonHa
1 Parmonangan
18 386
21,44 2
Adian Koting -
- 3
Sipoholon 6
128 21,33
4 Tarutung
- -
5 Siatas Barita
- -
6 Pahae Julu
- -
7 Pahae Jae
- -
8 Purba Tua
- -
9 Simangumban
- -
10 Pangaribuan
- -
11 Garoga
11 234
21,27 12
Sipahutar 40
859 21,47
13 Siborong-borong
90 1.929
21,43 14
Pagaran 60
1.283 21,38
15 Muara
13 278
21,38 Jumlah
238 5.097
149,70
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Kecamatan Muara memiliki produksi kentang sebesar 278 ton dan produktivitas kentang sebesar 21,38 tonha.
Data luas lahan, produksi dan produktivitas kentang menurut Desa di Kecamatan Muara dapat dilihat pada Tabel 2.
Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
Tabel. 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kentang Menurut Desa di Kecamatan Muara Tahun 2005
No Desa
Luas Panen Ha Produksi Ton Produktifitas
TonHa
1 Huta Lontung
- -
- 2
Bariba Niaek -
- -
3 Silali Toruan
- -
- 4
Hutana Nagodang -
- -
5 Unte Mungkur
- -
- 6
Batu Binumbun -
- -
7 Simatupang
- -
- 8
Aritonang -
- -
9 Dolok
Martumbur -
- -
10 Sitanggor
- -
- 11
Huta Ginjang 6
127,98 21,33
12 Silando
16 192,40
12,02
13 Papande
- -
- 14
Sibandang -
- -
15 Sampuran
- -
-
Jumlah 22
320,38 33,35
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa Desa Silando merupakan sentra produksi kentang di Kecamatan Muara dengan produksi sebesar 192,40 ton
dan produktivitas kentang sebesar 12,02 tonha.
Pemilihan Kecamatan Muara sebagai daerah penelitian juga dipilih secara sengaja purposive sampling dengan alasan bahwa di daerah tersebutlah
pembuatan kompos dilaksanakan. Faktor sosial ekonomi masyarakat berupa tingkat pendidikan, tingkat
kosmopolitan, pengalaman bertani, luas lahan, total pendapatan, akan
Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan untuk merespon masalah yang dihadapi masyarakat dalam pembuatan kompos.
Menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana sikap masyarakat terhadap pekembangan teknologi pembuatan kompos di Desa Silando, Kecamatan
Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk itu perlu dilakukan penelitian.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan jumlah atau persentase petani kentang yang telah
menggunakan kompos selama tiga tahun terakhir di daerah penelitian ? 2.
Bagaimana sikap petani kentang terhadap teknologi pembuatan kompos di daerah penelitian ?
3. Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi tingkat pendidikan, tingkat
kosmopolitan, lamanya bertani, frekuensi mengikuti penyuluhan, harga pupuk kimia dan total pendapatan petani kentang dengan sikapnya terhadap
teknologi pembuatan kompos ? 4.
Apakah ada perbedaan biaya produksi, produktivitas dan penerimaan antara petani kentang yang menggunakan kompos dan yang tidak menggunakan
kompos ? 5.
Masalah-masalah apa saja yang dihadapi petani kentang dalam pembuatan kompos di daerah penelitian ?
6. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
pembuatan kompos yang dihadapi petani kentang di daerah penelitian ?
Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan jumlah atau persentase petani kentang yang
telah menggunakan kompos selama tiga tahun terakhir di daerah penelitian. 2.
Untuk mengetahui sikap petani kentang terhadap teknologi pembuatan kompos di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi tingkat pendidikan,
tingkat kosmopolitan, lamanya bertani, frekuensi mengikuti penyuluhan, harga pupuk kimia dan total pendapatan petani kentang dengan sikapnya terhadap
teknologi pembuatan kompos. 4.
Untuk mengetahui perbedaan biaya produksi, produktivitas dan pendapatan antara petani kentang yang menggunakan kompos dan yang tidak
menggunakan kompos. 5.
Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi petani kentang dalam pembuatan kompos di daerah penelitian.
6. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah pembuatan kompos yang dihadapi petani kentang di daerah penelitian.
Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
Kegunaan Penelitian
1. Berguna bagi petani kentang agar sikapnya positif terhadap teknologi
pembuatan kompos. 2.
Berguna bagi masyarakat lainnya untuk mempelajari cara membuat kompos. 3.
Berguna bagi pemerintah untuk membuat kebijakan.
Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008.
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA