Tingkat Pendidikan Tingkat Kosmopolitan Lama Bertani

Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008. USU Repository © 2009 • Polindes • Posyandu 1 1 5 Gereja 4 Sumber : Kantor Kepala Desa Silando Dari keadaan sarana dan prasarana di Desa Silando maka dapat dilihat bahwa kebutuhan masyarakat masih belum dapat terpenuhi dengan baik seperti dibidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian. Karakteristik Petani Sampel Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini terdiri dari tingkat pendidikan petani, tingkat kosmopolitan, lamanya bertani, frekuensi mengikuti penyuluhan, harga pupuk kimia dan total pendapatan petani yang memakai kompos dan yang tidak memakai kompos. Karakteristik dari kedua sistem penggunaan pupuk tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini. Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Kentang di Desa Silando Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007 No Karakteristik Rata-rata Rentang Pemakai Kompos Tidak Pemakai Kompos Pemakai Kompos Tidak Pemakai Kompos 1 Tingkat Pendidikan 9,80 10,40 6-12 6-12 2 Tingkat Kosmopolitan 34,80 29,27 17-47 14-45 3 Lama Bertani 15,53 8,83 4-30 2-40 4 Frekuensi Mengikuti Penyuluhan 25,27 20,73 16-30 10-30 5 Harga Pupuk Kimia 716.400 860.666,67 554.000- 924.000 634.000- 1.060.000 6 Total Pendapatan 24.727.993.33 14.439.253.33 21.210.000- 27.471.500 12.340.000- 18.177.600 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola usahatani. Pendidikan formal juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008. USU Repository © 2009 petani dalam hal menerima dan menyerap teknologi dan informasi untuk mengoptimalkan usahataninya. Dari tabel 7 diketahui bahwa rentang tingkat pendidikan formal antara petani yang menggunakan kompos dan petani yang tidak menggunakan kompos adalah sama yaitu antara 6-12 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa dari kedua jenis sampel memiliki rentang tingkat pendidikan yang sama tetapi berbeda pada rata-rata pendidikannya.

b. Tingkat Kosmopolitan

Petani yang memiliki kemauan untuk mengetahui informasi dari surat kabar, majalah, siaran radio, TV dan buku-buku pertanian, akan lebih mudah dalam menerapkan informasi baru. Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kosmopolitan petani yang memakai kompos adalah 34,80 dengan rentang 17-47. Sedangkan rata-rata tingkat kosmopolitan petani yang tidak memakai kompos adalah 29,27 dengan rentang 14-45. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kosmopolitan petani sampel yang memakai kompos lebih tinggi dibandingkan dengan petani sampel yang tidak menggunakan kompos.

c. Lama Bertani

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan pengelolaan usahatani adalah lama bertani. Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa rata-rata lama bertani petani sampel yang memakai kompos adalah 15,53 tahun dengan rentang 4-30 tahun. Sedangkan rata-rata lama bertani petani sampel yang tidak memakai kompos adalah 8,83 tahun dengan rentang 2-40 tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa lama bertani petani sampel yang memakai kompos lebih lama dan lebih Irene S. : Sikap Petani Kentang Terhadap Teknologi Pembuatan Kompos Studi Kasus : Desa Silando, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara , 2008. USU Repository © 2009 banyak dibandingkan dengan lama bertani petani sampel yang tidak menggunakan kompos.

d. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan