25
bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak itu dibiasakan terhadap sesuatu perbuatan maka disebut akhlak.
21
Menurut Al- Ghazalii, akhlak adalah :
ْه ْﻦ ةرﺎ ﻖ ﺨ ا ﺎﻬْﻨ رﺪْﺼﺗ ﺔﺨ ار ْﱠﻨ ا ْ ﺔﺌ
ﺔ ْؤرو ﺮْﻜ ﻰﱠإ ﺔﺟﺎﺣ ﺮْﻏ ْﻦﻣ ﺮْ و ﺔ ْﻮﻬ ﺑ لﺎﻌْﻷا
Artinya : “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam- macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
22
Jadi pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat- sifat yang telah meresap dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian hingga dari
situlah timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat- buat dan memerlukan pemikiran.
Dengan demikian, pembinaan akhlak lebih jelasnya dapat disimpulkan sebagai upaya pemberian bimbingan, pengarahan secara
efektif yang dilakukan baik secara individu, organisasi, perkumpulan, maupun lembaga kepada individu atau kelompok agar memiliki akhlak
yang baik atau lebih baik. Pembinaan tersebut menyangkut baik akhlak kepada Allah, sesame manusia, diri sendiri, maupun lingkungan.
2. Tujuan Pembinaan Akhlak
Seacara moralistik, pembinaan akhlak merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang bermoral,
berbudi pekerti yang luhur dan bersusila atau berakhlak terpuji.
23
21
Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1991 h.62.
22
Al- Ghazalii, Ihya ulumuddin, jilid III, Beirut : Dar al- fikr h. 56.
26
Akhlak merupakan pokok esensi ajaran Islam disamping syari’ah dan aqidah. Karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa seseorang
untuk memiliki kemanusiaan yang tinggi, dengan akhlak dapat dilihat corak dan hakiakt manusia yang sebenarnya.
Adapun tujuan akhlak adalah untuk menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakan dari makhluk
lainnya. Akhlak hendak menjadikan orang berakhlak baik, bertindak tanduk yang baik terhadap sesame manusia, terhadap sesame makhluk dan
terhadap Tuhan.
24
Omar Muhammad Al Toumy Al Syaibany mengatakan bahwa tujuan akhlak adalah untuk menciptakan kebahagiaan dua kampong
dunia dan akhirat , kesempurnaan jiwa bagi individu, dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan, dan keteguhan bagi masyarakat.
25
Menurut M. Ali Hufi bahwa tujuan akhlak adalah digantungkan kepada akhlak yang mulia yaitu mewujudkan kebajikan, keadilan yang
tinggi, terciptanya kecintaan dan kedamaian serta mengutamakan orang lain dalam mengerjakan kebajikan dan meningkatkan ketakwaan.
26
Dari pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak pada prinsipnya adalah untuk mencapai kebahagiaan dan
23
Sudarsono S.H, Etika Islam tentang kenakalan remaja, Jakarta: Bina Aksara, 1989 h.151.
24
Anwar Masy’ari, Akhlaq al- Qur’an Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1990 h.4.
25
Omar At Taoumy Al Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung, Jakarta : Bulan Bintang, 1979 h. 346.
26
M. Ali Hufi, Akhlak Nabi Muhammad SAW, Jakarta : BUlan Bintan, 1995 h. 78.
27
keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT. Disamping berhubungan dengan sesame makhluk, dan juga alam sekitar.
Untuk lebih jelasnya dapat dirumuskan sebagai berikut : a.
Untuk mempertahankan hidup b.
Untuk membedakan manusia dengan binatang c.
Untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat d.
Untuk mendapat ridho Allah SWT
3. Pembagian Akhlak