Pembagian Akhlak Metode Pembinaan Akhlak

27 keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT. Disamping berhubungan dengan sesame makhluk, dan juga alam sekitar. Untuk lebih jelasnya dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Untuk mempertahankan hidup b. Untuk membedakan manusia dengan binatang c. Untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat d. Untuk mendapat ridho Allah SWT

3. Pembagian Akhlak

Dalam ajaran Islam, bahwa akhlak adalah meliputi semua aktifitas manusia dalam segala bidang atau aspek kehidupannya. Namun secara global pembagian akhlak menurut sifatnya terdiri dari dua macam. Pertama, akhlak yang baik, disebut juga akhlak mahmudah terpuji atau juga akhlakul karimah. Kedua, adalah akhlak yang buruk, disebut juga akhlak madzmumah tercela . Berikut penjelasan mengenai kedua akhlak tersebut : a. Akhlak Mahmudah Yaitu merupakan tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman kepada Allah, akhlak yang terpuji dilahirkan dari sifat- sifat terpuji pula. b. Akhlak Madzmumah Yang dimaksud dengan akhlak madzmumah adalah segala perbuatan atau tingkah laku yang tercela yang dapat menjatuhkan 28 martabat manusia. Akhlak madzmumah adalah segala macam akhlak yang bertentangan dengan akhlak mahmudah. Sedangkan pembagian akhlak menurut objeknya atau kepada siapa akhlak itu ditujukan, adalah sebagai berikut : 1. Akhlak kepada Allah, meliputi : ibadah kepada Allah, cinta kepada Allah, cinta karena Allah, beramal karena Allah, takut kepada Allah, tawadhu’ kepada Allah, tawakkal kepada Allah, taubat, dan nadam. 2. Akhlak kepada rasulullah, meliputi antara lain taat kepada Rasulullah dan juga ajarannya, cinta kepada Rasulullah. 3. Akhlak kepada keluarga, meliputi antara lain akhlak kepada ayah dan ibu, saudara kandung, nenek dan kakek, paman, keponakan dan seterusnya. 4. Akhlak kepada orang lain, meliputi antara lain kepada tetangga, atasan, bawahan, sesame muslim, kaum yang lemah dan lain sebagainya. 5. Akhlak kepada lingkungan, meliputi antara lain menyayangi binatang, merawat tumbuhan, dan juga menjaga kelestarian alam. Muhammad Daud Ali dalam bukunya pendidikan agama Islam mengungkapkan bahwa secara garis besarnya akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak terhadap Allah sebagai kholik dan juga akhlak terhadap makhluk. 27 27 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998 h. 352. 29

4. Metode Pembinaan Akhlak

Sebagaimana M. Abdul Quasem Kamil mengutip pendapat al- Ghazali, bahwa akhlak yang baik dapat dicapai melalui usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh- sungguh yaitu dengan metode sebagai berikut : a. I’tiyad pembiasaan , yakni dengan menahan dan melatih diri dalam melakukan amal perbuatan, bersumberkan akhlak yang baik, sehingga menjadi kebiasaan dan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Apabila seseorang itu dibiasakan untuk mengamalkan sesuatu yang baik, ia pasti tumbuh diatas kebaikan. b. Ta’allum belajar dengan cara memperhatikan dan bergaul dengan orang- orang yang baik, ini merupakan factor eksternal yang secara tidak langsung membentuk pribadi yang dapat dilihat dalam tingkah lakunya sehari- hari. Perbuatan yang baik adalah suatu pendorong untuk melahirkan perbuatan yang baik sehingga akan berpengaruh dalam diri seseorang. c. Memberikan latihan- latihan, cara latihan ini adalah meliputi pembiasaan disiplin. 28 Metode lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak adalah : a. Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan belangsung secara berkesinambungan. Pada awalnya pendidikan akhlak yang bersifat 28 M. Abdul Quasem Kamil, Etika Al- Ghazali, Bandung : 1988 h.95. 30 lahiriyah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. b. Melalui keteladanan, penanaman akhlak yang baik tidak cukup dengan hanya dengan pelajaran yang bersifat teoritis, instruksi, dan juga larangan. Akan tetapi yang lebih utama dan tepat sasaran melalui pendidikan dan contoh konkrit nyata mengenai teladan yang baik- baik. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan budi pekerti yang mulia, dalam membina dan membentuk akhlak para sahabatnya dan kaum muslimin. c. Bergaul dan berteman dengan orang- orang yang baik. Jika seseorang bergaul dengan orang- orang yang sholih dalam waktu yang relatif lama, maka dengan tidak sadar akan tumbuh beberapa sifat kebaikan dalam dirinya yang terjadi secara alamiah. d. Selalu menganggap diri ini lebih banyak kekurangan dari pada kelebihannya. Jika seseorang menghendaki dirinya berakhlak mulia, maka hendaknya ia lebih dulu menginstrospeksi kekurangan dan cacat yang dalam dirinya serta membatasi sejauh mungkin untuk tidak melakukan kezhaliman dan kesalahan. e. Pembinaan Secara efektif, dapat pula dilakukan dengan cara memperhatikan faktor- faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Oleh karena itu, seorang pendidik harus mampu mengidentifikasi anak didik atau jamah nya, sehingga kalau ada diantara jamaahnya atau binaannya 31 yang mengalami tekanan batin atau terlalu banyak masalah dapat diberikan bimbingan khusus.

5. Urgensi pembinaan Akhlak