UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2.3 Bakteri Uji
Bakteri yang digunakan antara lain : Staphylococcus aureus
ATCC 6538, Escherichia coli ATCC 8739, Helicobacter pylori
ATCC 43504, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 yang diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi UI.
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Pembuatan simplisia
Sampel kulit batang tanaman kayu jawa Lannea coromandelica diperoleh dari daerah Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dari
peneliti sebelumnya dalam bentuk rajangan. Sebanyak 1 kg kulit batang segar disortasi basah, selanjutnya dicuci dengan air mengalir. Sampel kemudian
dirajang dan dikeringkan dengan cara dikering-anginkan dan selanjutnya disortasi kering dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Simplisia yang telah kering dalam
bentuk rajangan Selanjutnya dihaluskan menggunakan blender hingga diperoleh serbuk simplisia kering sebanyak 600 gram.
3.3.2 Pembuatan Ekstak
Serbuk kering kulit batang kayu jawa Lannea coromandelica ditimbang 600 gram dan diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut
etanol 96. Maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia kulit batang kayu jawa selama 3 hari dengan sesekali diaduk. Prosedur diulangi hingga enam
kali proses maserasi, kemudian disaring menggunakan kapas dan selanjutnya menggunakan kertas saring. Hasil maserasi maserat tersebut dikentalkan
menggunakan alat vacum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental. Kemudian dihitung persen rendeman.
Rendeman ekstrak =
� � � �
i i i
x 100
3.3.3 Parameter ekstrak
a. Identitas Ekstrak
Identitas ekstrak di identifikasi dengan tata nama yang meliputi nama ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan, dan
nama Indonesia tumbuhan Depkes RI, 2000.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Organoleptik Ekstrak
Organoleptik ekstrak di identifikasi menggunakan pancaindera untuk mengetahui bentuk, warna, bau, dan rasa Depkes RI, 2000.
c. Residu Pelarut Etanol
Sebanyak 800 mg ekstrak etanol 70 dilarutkan dalam aquades hingga 10 mL dan di destilasi pada suhu 78,5°C hingga diperoleh destilat sebanyak 2
mL. Destilat ditambahkan aquades hingga 10 mL. Selanjutnya bobot jenis cairan ditetapkan menggunakan piknometer. Persentase residu pelarut
etanol dalam ekstrak dihitung menggunakan tabel bobot jenis dan kadar etanol pada Farmakope Indonesia edisi III Depkes RI, 2000.
d. Kadar Air
Ekstrak ditimbang sebanyak 1 gram, dimasukan ke dalam cawan penguap yang sebelumnya telah dipanaskan dan ditara sampai bobot tetap.
Dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o
C selama 5 jam dan ditimbang. Sebelum dan setiap pemanasan dibiarkan dalam deksikator hingga suhu
kamar. Lanjutkan pemanasan dan timbangan hingga bobot tetap selama 2 hari Depkes RI, 2000.
e. Kadar Abu Total
Penetapan kadar abu total dilakukan dengan cara sebanyak 2 gram ekstrak etanol 96 ditimbang ke dalam krus yang telah ditara dan dipijarkan
perlahan. Suhu dinaikkan secara bertahap hingga 600±25°C. Didinginkan dalam desikator dan ditimbang berat abu. Kadar abu dihitung dalam persen
terhadap berat sampel awal Depkes RI, 2000.
3.3.4 Pemeriksaan Kandungan Kimia kulit batang kayu jawa