Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kosmetika
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dituangkan, atau disemprotkan pada, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan
maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat.
Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit. Obat bekerja lebih
kuat dan dalam, sehingga dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh. Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut “ kosmetologi”, yaitu ilmu yang
berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek dan efek samping kosmetika. Dalam kosmetologi berperan berbagai disiplin ilmu terkait yaitu:
teknik kimia, farmakologi, farmasi, biokimia, mikrobiologi, ahli kecantikan, dan dermatologi. Dalam disiplin ilmu dermatologi yang menangani khusus peranan
kosmetika disebut “ dermatologi kosmetik”cosmetic dermatology. Namun ternyata tidak mudah membedakan antara kosmetika dan obat yang
pemakaiannya topical pada kulit semacam salep, krim, bedak, pasta atau losion. Meskipun tidak begitu jelas diutarakan oleh pembuat dan pengguna jasa kosmetika,
kosmetika juga diharapkan untuk menghasilkan suatu perubahan baik dalam struktur maupun faal sel kulit, sekecil apa pun. Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang tua
ke arah yang lebih muda, atau perubahan produksi kelenjar keringat yang membentuk minyak permukaan kulit.
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
Kadang-kadang kosmetika dicampur dengan bahan-bahan yang berasal dari obat tropikal yang dapat mempengaruhi struktur dan faal sel kulit. Bahan-bahan
tersebut, misalnya: anti jerawat sulfur,resorsin, antijasad renik heksaklorofen, anti pengeluaran keringat aluminium klorida, plasenta, atau hormon estrogen. Bahan-
bahan inilah yang kemudian dikenal sebagai kosmedik atau kosmeto- medik.Wasitaatmadja,S.M ,1997
2.2. Kandungan Kosmetika