Abdul Rahman : Jawa Shakai De No Ruwatan Gishiki No Dentou, 2010.
dekatnya dengan kematian. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, bencana dapat dihindarkan dengan melakukan acara ruwatan. Jika bencana tetap
datang, kemungkinan akan menelan korban jiwa yang sedikit jika di bandingkan tidak melakukan ruwatan.
2.3 Ruwatan Pada Masyarakat Jawa
Ruwatan merupakan ritual khusus yang wajib dilakukan pada zaman dahulu oleh masyarakat Jawa. Pada zaman sekarang, ruwatan sudah jarang
dilakukan karena masyarakat Jawa sebagian merasakan hal ini tidak diperlukan lagi. Pandangan modern menjadikan kebudayaan ini tersingkir dari kehidupan
masyarakat Jawa. Tidak hanya ritual ruwatan saja yang mengalami pergeseran, tetapi masih banyak lagi ritual-ritual lain yang tersingkir dari kehidupan
masyarakat Jawa. Hal ini karena dirasakan acara-acara yang berhubungan dengan dunia spiritual ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal dan sesuatu yang sia-sia
untuk dilakukan. Namun dari berbagai kalangan yang ada dalam masyarakat Jawa, memiliki pendapat yang bermacam-macam sebagai perwujudan dari daya
imajinasi dan daya pikir mereka masing-masing. Masyarakat Jawa yang senantiasa mengilhami dan mempercayai mitos –
mitos tersebut kemudian menjadikan acara ruwatan sebagai acara yang wajib dilakukan dalam menghubungkan diri manusia dengan Tuhan dan dunia gaib.
Namun pelaksanaan ritual ruawatan yang ada di dalam masyarakat Jawa sudah sangat jarang dilakukan pada zaman sekarang ini. Masyarakat jawa sekarang
berpikir realistis, tetapi bukan berarti masyarakat Jawa pada zaman dahulu tidak berpikir secara realistis. Banyak masyarakat Jawa pada zaman sekarang ini telah
meninggalkan adat istiadat Jawa yang dianggap sebagai suatu hal yang terlalu
Abdul Rahman : Jawa Shakai De No Ruwatan Gishiki No Dentou, 2010.
rumit untuk dijalankan. Sebagai contoh banyak orang Jawa tidak lagi mengenal aksara Hanacaraka yaitu huruf atau aksara Jawa yang mempunyai nilai tinggi
dalam budaya. Dari beberapa kebudayaan yang ditinggalkan oleh masyarakat Jawa adalah kebudayaan yang bersifat spiritual.
Para pelaku ritualpun beranggapan bahwa acara ruwatan merupakan hal yang logis. Sehingga hal ini ditinggalkan sebagai bentuk kepercayaan,
kebudayaan dan ritual. Tetapi bagi masyarakat Jawa yang masih memiliki kepercayaan tentang Bethara Kala dan Sukerta pelaksanaan ruwatan masih
penting.
Abdul Rahman : Jawa Shakai De No Ruwatan Gishiki No Dentou, 2010.
BAB III RITUAL RUWATAN
Dalam masyarakat Jawa, ritual ruwat dibedakan dalam tiga golongan besar yaitu :
1. Ritual ruwat untuk diri sendiri
2. Ritual ruwat untuk lingkungan
3. Ritual ruwat untuk wilayah
Dalam masyarakat Jawa, ruwatan tergantung pada siapa yang melaksanakannya. Jika ruwatan dilakukan oleh orang yang memang memiliki
kemampuan ekonomi yang memadai, maka biasanya dilakukan secara besar – besaran yaitu dengan mengadakan pegelaran pewayangan. Pegelaran pewayangan
ini berbeda dengan pegelaran yang pada umumnya dilakukan. Pagelaran pewayangan dilakukan pada siang hari dan khusus dilakukan oleh dalang ruwat.
3. 1 Ruwatan Diri Sendiri