Sistem Internal Kontrol Atas Aktiva Tetap Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
TUGAS AKHIR
SISTEM INTERNAL KONTROL ATAS AKTIVA TETAP FAKULTAS EKONOMI SUMATERA UTARA
Diajukan Oleh :
DIAN PUTRI ARIANTINI
082102043Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakutlas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Iskandar Muda, SE, MSi, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM. Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Bapak M. Simba Sembiring, SE, MSi selaku Kasubbag Bagian Perlengkapan dan Umum Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan meluangkan waktu untuk memberikan penjelasan terhadap data yang dibutuhkan.
(5)
6. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Arifin Hutasuhut dan Ibunda Supartini yang telah memberikan segalanya kepada ananda, dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
7. Untuk teman-teman ku Mita Noviana, Rika Amelia, Eva Susanti, Theodora Novalina, Fadly Heriadi.
Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.
Medan, 6 November 2010
Penulis,
Dian Putri Ariantini
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 4
D. Sistematika Penelitian ... 4
1. Jadwal Penelitian ... 4
2. Rencana Isi ... 5
BAB II. PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU...7
A. Sejarah Singkat ... 7
B. Struktur Organisasi ... 8
C. Job Description ... 11
D. Jaringan Usaha/ Kegiatan ... 11
E. Kinerja Usaha Terkini ... 12
F. Rencana Kerja ... 13
BAB III. TOPIK PENELITIAN ... 14
(7)
B. Tujuan Sistem Internal Control ... 25
C. Penggolongan Aktiva Tetap ... 28
D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap... 40
BAB IV. PENUTUP ... 44
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA
(8)
DAFTAR TABEL
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU...12 Gambar 3.1 Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap ... 42
(10)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk itu setiap perusahaan harus membuat keputusan bisnis yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sistem internal control untuk mengarahkan kegiatan operasional perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah dibentuk oleh perusahaan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada.
Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan industri dalam menjalankan kegiatan operasionalnya menggunakan sejumlah akiva tetap selain aktiva-aktiva lainnya. Aktiva tetap merupakan asset perusahaan yang sangat penting yang merupakan komponen terbesar dibandingkan dengan perkiraan-perkiraan lain dari harta perusahaan secara keseluruhan yang menyebabkan pos aktiva tetap menjadi suatu komponen yang cukup penting dalam laporan keuangan.
Internal Control terhadap aktiva tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan pengamanan terhadap aktiva tetap agar dana yang diinvestasikan kedalam aktiva tetap memperoleh manfaat yang maksimum sesuai dengan jangka
(11)
waktu pemakaiannya, serta untuk menghindari ketidakwajaran pelaporan biaya dalam satu periode akuntansi.
Semua aktiva tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar dapat digunakan sesuai dengan rencana, dan hal itu dapat diwujudkan dengan adanya internal control yang baik. Aktiva tetap sangat berpengaruh tehadap berbagai kegiatan operasional perusahaan demi tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian internal (internal control) yang begitu besar terhadap aktiva tetap, untuk menjaganya.
Control tersebut dilakukan untuk melindungi aktiva dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Internal control juga dapat memberikan jaminan terhadap informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan usaha, serta mengupayakan agar karyawan perusahaan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam perusahaan.
Dengan adanya Internal control tersebut maka perusahaan dapat mengikhtisarkan seluruh aktiva tetap yang dimilikinya yang dapat memberikan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak melakukan Internal control terhadap aktiva tetap perusahaan maka akan mengalami kerugian bagi perusahaan tersebut.
Fakultas Ekonomi USU juga memiliki berbagai macam aktiva tetap seperti tanah, gedung, kendaraan, komputer, mesin fotokopi, mesin genset, AC, mesin penghancur kertas dan peralatan lainnya. Fakultas Ekonomi tidak dapat menjalankan kegiatan operasional tanpa adanya aktiva tetap tersebut, karena
(12)
aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan suatu perusahaan, maka diperlukan penanganan yang cermat serta pengawasan terhadap aktiva tetap tersebut dengan menggunakan sistem Internal Control.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat jelas begitu besar peran sistem internal control atas aktiva tetap bagi suatu perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul ”Sistem Internal Control atas Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.
B. Rumusan Masalah
Dalam ilmu akuntansi, pembahasan masalah mengenai aktiva tetap dan dalam ilmu auditing mengenai Internal Control sangatlah luas, sehingga penulis merasa perlu merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini penulis hanya akan membahas tentang ”apakah sistem internal control atas aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah berjalan dengan baik?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui apakah sistem internal control atas aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah berjalan dengan baik.
(13)
Penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Fakultas Ekonomi USU diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi Fakultas Ekonomi USU, dan bagi peneliti lain.
a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan jika suatu saat peneliti dimintai pendapat mengenai sistem internal control atas aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi USU.
b. Bagi Fakultas Ekonomi USU yaitu sebagai bahan masukan untuk memperbaiki penerapan sistem internal control atas aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi USU yang sudah berjalan selama ini.
c. Bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.
D. Sistematika Penelitian 1. Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jl. T.M Hanafiah Kampus USU Medan. Jadwal penelitian ini terdiri dari nomor, kegiatan dan waktu (minggu).
Tabel 1.1 Jadwal Survei dan Penulisan Laporan Tugas Akhir
NO KEGIATAN
Oktober November
IV I II III IV
1. Pengajuan Judul
2. Pengajuan Dosen Pembimbing
3. Pengumpulan Data
(14)
5. Penyusunan Tugas Akhir
6.
Bimbingan dan Penyempurnaan Tugas Akhir
7. Pengesahan Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling
berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian tugas akhir yang terdiri dari jadwal penelitian dan rencana isi.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN / PERUSAHAAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan usaha / kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan Fakultas Ekonomi USU.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai pengertian sistem internal control aktiva tetap, penggolongan aktiva tetap, cara
(15)
perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, dan penggantian aktiva tetap.
BAB IV : PENUTUP
Sebagaimana akhir dari tugas ini, maka penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada Fakultas Ekonomi USU dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi Fakultas Ekonomi USU.
(16)
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI
A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr. Teuku Iskandar. Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan. Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu teknik operasional pendidikan berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).
Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan memperoleh status negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan RI No. 64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 01 Oktober 1961.
(17)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 131/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987, dan No. 26/DIKTI/Kep/1987 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata -1 dan Program Pendidikan Diploma III.
Program Pendidikan Strata -1 meliputi 3 (tiga) departemen, yaitu : 1. Departemen Ekonomi Pembangunan
2. Departemen Manajemen 3. Departemen Akuntansi
Sedangkan Program Diploma III terdiri dari : 1. Jurusan Kesekretariatan
2. Jurusan Keuangan 3. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima mahasiswa/i pada bulan Agustus 1961.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan
(18)
ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar berikut ini :
(19)
Gambar 2.1 :Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Rektor dan Pembantu
Dekan dan Pembantu
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Dewan Pertimbangan
Kepala Bagian Tata Ketua dan
Sekretaris
Kepala Sub Bagian Tata Kepala
Lab/Studio/ Ketua Program
Studi Intra Ketua Program
(20)
C. Job Description
Berikut ini adalah job description pada bagian perlengkapan Fakultas Ekonomi USU yaitu :
1. Sub bagian perlengkapan
Tugas sub bagian perlengkapan adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian,
b. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan,
c. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan,
d. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat dibidang kerumahtanggaan dan perlengkapan,
e. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan keamanan lingkungan,
f. Melakukan urusan pengelolahan barang perlengkapan,
g. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.
D. Jaringan Usaha/ Kegiatan
Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian / pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademika. Fakultas Ekonomi USU merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada
(21)
perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Fakultas Ekonomi USU lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penyelenggaraan pendidikan, pengadaan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing dilapangan kerja nantinya.
E. Kinerja Usaha Terkini
Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ilmiah yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan
(22)
masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.
Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Idul Fitri, Isr’a Mi’raj, Natal, Paskah dll) sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalankan hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
F. Rencana Kerja
Rencana Kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap / ganjil, b. Perkuliahan semester genap / ganjil,
c. Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil, d. Wisuda mahasiswa.
(23)
BAB III
TOPIK PENELITIAN
A.Pengertian Sistem Internal Control Aktiva Tetap
Sistem internal control merupakan istilah yang telah umum dan banyak digunakan berbagai kepentingan. Internal control mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
Menurut Romney dan Steinbart (2006; 2) menyebutkan bahwa defenisi sistem sebagai berikut: “sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama atau bisa dikatakan sebuah sistem merupakan kumpulan sumber daya yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada”.
Menurut Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara internal control adalah pengawasan terhadap kegiatan/aktivitas yang ada dalam suatu wilayah kerja apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam wilayah kerja tersebut.
(24)
Menurut Romney dan Steinbart (2006; 229) menyebutkan bahwa defenisi internal control adalah: “internal control adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”.
Menurut Warren, Reeve dan Fees (2006; 235) “internal control adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”.
Menurut Jerry, Donald dan Paul (2007; 454) pengertian internal control adalah: “internal control mencakup rencana organisasi serta metode-metode terkait dan pengukuran yang diadopsi perusahaan untuk: 1. “melindungi aset” dari pencurian, perampokan dan penyalah gunaan oleh karyawan, 2. Meningkatkan keakuratan dan kebenaran pencatatan akuntansi. Hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan resiko kesalahan (kesalahan yang tidak disengaja) dan tidak keteraturan (kesalahan yang disengaja dan kesalahpahaman) dalam proses akuntansinya”.
Menurut Nugroho Widjajanto (2001; 18) pengertian internal control adalah sebagai berikut: “suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: 1. Mengamankan aktiva perusahaan, 2. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, 3. Meningkatkan efisiensi, 4. Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi”
(25)
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;29) Internal Control adalah : “Internal Control meliputi organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungiharta milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan”.
Sedangkan pengertian Internal Control menurut Mulyadi (2002;180), yaitu : Internal Control merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian pada tiga tujuan, yaitu :
a. Laporan keuangan yang dapat diandalkan
b. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku c. Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan
Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.
Pada dasarnya tujuan sistem pengawasan intern aktiva tetap bagi suatu perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda perusahaan, mendapatkan data akuntansi tepat dan dapat dipercaya serta mendorong tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pihak manajemen.
Pimpinan bertanggungjawab penuh dalam usaha pengawasan intern terhadap aktiva tetap. Manajemen perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar
(26)
pelaksanaan prosedur – prosedur pengawasan dapat dilaksanakan sebaik mungkin. Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi.
Dari uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengertian internal control adalah evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan cara membandingkan antara prosedur-perosedur yang telah dibuat oleh manajemen suatu oraganisasi dengan keadaan yang sebenarnya yang telah dilaksanakan oleh organisasi tersebut, apakah kegiatan operasional telah dilaksanakan dengan baik atau terdapat penyimpangan yang dapat merugikan organisasi.Pengawasan internal meliputi dua hal, yaitu :
1) Pengendalian Akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai.
2) Pengendalian Administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian ini pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi.
Beberapa tujuan dari pengawasan internal aktiva tetap lainnya adalah :
1. Membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan.
(27)
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
3. Menetapkan prosedur – prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap.
4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.
6. Melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan.
7. Menetapkan tanggungjawab yang wajar untuk aktiva tetap.
8. Merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal.
Ada tiga jenis Internal control atas aktiva tetap yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Pengawasan Administrasi
Pengawasan ini meliputi pengawasan sistem dan prosedur penyelenggaraan inventaris serta yang berhubungan dengan masalah teknik dan materi inventarisasi. Misalnya, induk barang atau buku lainnya. 2. Pengawasan Fisik
(28)
Pengawasan ini meliputi penyesuaian keadaan fisik aktiva tetap di lapangan dengan laporan yang terdapat dalam daftar inventaris maupun administrasi inventarisasinya.
3. Pengawasan Penggunaan
Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktiva tetap digunakan dengan memperhatikan efisiensi penggunaannya atau tidak.
Menurut Fakultas Ekonomi USU pengertian aktiva tetap adalah harta berwujud yang dimiliki perusahaan ataupun fakultas yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak untuk dijual kembali yang memiliki manfaat bagi suatu organisasi atau departemen tersebut.
Menurut Soemarso S.R (2005; 20) “aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar”.
Menurut Jerry, Donald dan Paul (2007; 566) menyebutkan bahwa defenisi aktiva tetap adalah sebagai berikut: “aktiva tetap adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen. Aktiva ini biasa dinamakan dengan properti, pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment); atau aktiva tetap (fixed assets)”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004), “aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi milik perusahaan yang dipergunkan secara terus-menerus dalam kegiatan
(29)
perusahaan, baik dalam penjualan barang, penjualan aktiva lain atau pembelian aktiva lainnya yang bukan untuk dijual”.
Sistem internal control meliputi evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Misalnya meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasional penyimpangan dan pencataan, serta pengawasan fisik atas kekayaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kebenaran data akuntansi, mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya, dalam upaya menggalakkan efisiensi usaha, serta mondorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan.
Elemen-elemen internal control : 1) Lingkungan pengendalian 2) Penilaian resiko
3) Informasi dan komunikasi 4) Aktivitas pengendalian 5) monitoring
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukan internal control atas aktiva tetapnya sebagai berikut :
1. Pengendalian melalui persetujuan (authorization control)
Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU.
(30)
Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi , maka Fakultas Ekonomi USU melakukan sejumlah prosedur–prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya. Misalnya, terdapat aktiva yang telah rusak, maka akan dilaporkan kepada Bagian Perlengkapan Fakultas Ekonomi USU untuk perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun biasanya, aktiva yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh teknisi.
3. Pemberian nomor urut
Aktiva tidak diberikan nomor urut, melainkan diberi cap Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara agar internal control baik dokumen maupun aktiva dapat berjalan efektif.
4. Prosedur atas internal control
Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU melakukan bimbingan ataupun lokakarya bagi seluruh staf-staf berupa prosedur-prosedur dan pelatihan-pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Fakultas mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat departemen, sehingga proses akuntabilitas atas pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik.
(31)
Fakultas melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaan fakultas dengan membandingkan aktiva yang dihitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai control dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.
Internal control atas aktiva tetap meliputi penjagaan dan pencatatan akuntansi aktiva tetap yang memadai yang dimiliki organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
Fakultas Ekonomi USU menjaga dan melindungi asetnya dengan cara : 1. Memberikan tanggung jawab kepada seseorang atas aktiva tetap tersebut, 2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang melakukan
pencatatan aktiva tetap tersebut,
3. Memiliki asuransi aktiva tetap terhadap kejadian –kejadian tertentu seperti kebakaran, pencurian, dan lain-lain,
4. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan aktiva tetap tersebut agar mereka dapat secra benar engoperasikan aktiva tetap tersebut, 5. Adanya program pemeliharaan dan perbaikan yang teratur,
6. Melindungi aktiva tetap dari hujan, panas, dan sebagainya,
7. Mempertinggi keamana di wilayah tersebut,misalnya orang-orang yang tidak berhubungan tidak diperbolehkan masuk ke daerah tersebut.
Manfaat yang didapatkan apabila Internal Control bagi Fakultas Ekonomi bila direncanakan dan dilaksanakan dengan baik adalah:
(32)
1. Masalah-masalah internal kontrol dapat diidentifikasi dan diperbaiki dengan segera,
2. Menghasilkan informasi yang lebih akurat dan reliabel sebagai dasar pengambilan keputusan,
3. Membantu mempersiapkan laporan keuangan secara akurat dan tepat waktu, 4. Melakukan evaluasi dan penilaian mengenai efektivitas internal control.
Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi USU : 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
2. Minta kepada data kepada Pembantu Dekan II serta Supporting Schedule aktiva tetap yang berisikan : Saldoawal, penambahan dan pengurangannya, saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau sub general ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan dan pengurangan aktiva tetap tersebut. Untuk penambahan lihat approvalnya dan kelengkapan supporting schedulnya. Untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya ada laba atau rugi atas penjualan aktiva tetap tersebut.
5. Periksa fisik dari aktiva tetap tersebut dan periksa kondisi dan nomor kode dari aktiva tetap.
(33)
7. Pelajari dan periksa apakah Capiltalization Policy yang dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya.
8. Buat analisa tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditure tetap dicatat sebagai Revenue Expenditure. 9. Periksa apakah aktiva tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah
Insurance Coveragenya cukup.
10. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan. 12. Periksa apakah ada commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk
membeli atau menjual aktiva tetap.
13. Untuk construction in progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada construction in progress yang harus ditransfer keaktiva tetap.
14. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmennya sudah sesuai dengan standara kuntansi leasing.
15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit bank.
16. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan PABU.
(34)
B. Tujuan Sistem Internal Control
Alasan perusahaan untuk menerapkan Sistem Internal Control adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efesien.
Tujuan Intenal Control adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan : Keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efesiensi operasi.
Menurut Mulyadi Tujuan Internal Control Aktiva Tetap adalah :
A. Menjaga kekayaan perusahaan
Menjaga kekayaan perusahaan dapat dilakukan dengan cara :
a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan
b. Pertanggungjawabkan kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada
(35)
Mengecek ketelitian data akuntansi dapat dilakukan dengan cara pelaksanaan transaksi melalui sistem otoritasi yang telah ditetapkan dan pencatatan transaksi yang telah terjadi dalam catatan kauntansi.
Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem internal control yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsure pokok yang harus dipenuhi antara lain :
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas
2) Sitem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Prinsip-Prinsip Sistem Internal Control yang Diterapkan Dalam Fakultas Ekonomi USU :
a. Pemisahan Fungsi
Tujuan utama pemisahan fungsi adalah untuk menghindari dan mengawasi kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efesiensi pelaksanaan tugas.
(36)
Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang.
c. Prosedur dokumentasi
Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi.
d. Prosedur dan catatan akuntansi
Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatan-catatan akuntansi yang teliti secara tepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.
e. Pengawasan Fisik
Berhubung dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.
Tujuan Pemeriksaan Aktiva Tetap bagi Fakultas Ekonomi USU :
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yg baik atas AktivaTetap
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum dineraca betul-betul ada, masih digunakan, dan dimiliki perusahaan.
(37)
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu capital expenditure, diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal dari aktiva tetap sudah dicatat dengan benar dibukukan perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
5. Untuk memeriksa pembebanan penyusutan dalam periode yang diperiksa dilakukan dengan carayang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar.
6. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan. 7. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan
sesuai dengan PABU.
C. Penggolongan Aktiva Tetap
Menurut Warren, Reeve dan Fees (2006; 506) “aktiva tetap dapat digolongkan sebagai berikut: tanah, bangunan, pengembangan tanah, mesin dan peralatan, kendaraan”.
Aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan kedalam dua kategori yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak bewujud. Penggolongan semacam ini dikemukakan oleh Stice & Skousen (2005; 201), adalah sebagai berikut:
(38)
Aktiva tetap berwujud merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan, di dalamnya meliputi ; tanah, bangunan, perabot, mesin-mesin, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa.
2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)
Aktiva ini tidak dapat diobservasi atau dilihat secara langsung, di dalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik. Harta tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.
Menurut Nordiawan, Putra dan Rahmawati (2007; 230), klasifikasi aktiva tetap antara lain :
1. Tanah, termasuk di antaranya tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
2. Peralatan dan mesin, termasuk diantaranya mesin-mesin dan kendaraan bermotor,alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
3. Gedung dan bangunan, mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
(39)
4. Jalan, irigasi, dan jaringan, mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimilki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
5. Aset tetap lainnya, mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap tersebut, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. 6. Konstruksi dalam pengerjaan, mencakup aset tetap yang sedang dalam
proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
Menurut Mulyadi (2001; 592) penggolongan aktiva tetap berbagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Lahan yaitu bidang tanah terhampar yang merupakan tempat bangunan berdiri maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri,
2. Gedung yaitu bangunan yang berdiri di atas bumi, baik di atas lahan maupun air. Pencatatanya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu,
3. Mesin, mesin termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersaangkutan, sedangkan kendaraan, terdiri dari semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain,
(40)
4. Perabot, terdiri dari perabot kantor, perabot laboratorium yang merupakan isi dari suatu bangunan,
5. Peralatan (inventaris), peralatan yang merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan, seperti: peralatan kantor, peralatan laboratorium, peralatan gudang, dan lain-lain,
6. Prasarana, perusahaan di Indonesia pada umumnya mengklasifikasikan sarana sepert : jalan, jembatan, dan lain-lain.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menggolongkan aktiva tetap ke dalam 4 golongan yaitu :
1. Machineries :
a. Overhead projector
Berdasarkan data lampiran 5, persediaan overhead projector awal Januari 2010 berjumlah 24 buah dengan nilai Rp 109.205.000. Pengurangan akumulasi Rp 8.913.000 sehingga saldo akhir periode 30 Juni 2010 berjumlah 24 unit dengan nilai Rp 100.377.000.
b. LCD projector/infocus
Berdasarkan data lampiran 5, persediaan LCD projector/infocus awal Januari 2010 dan akhir juni 2010 berjumlah 3 buah dengan nilai Rp 34.070.000
c. Focusing screen/Layar LCD Projector
Berdasarkan data lampiran 5, persediaan Focusing screen pada awal Januari dan akhir Juni 2010 berjumlah 2 buah dengan nilai Rp 4.000.000
(41)
d. Sepeda motor
Berdasarkan data lampiran 2, persediaan sepeda motor pada awal Januari 2010 berjumlah 1 buah dengan nilai Rp 14.025.000. Pengurangan akumulasi penyusutan sebesar Rp 7.625.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 6.400.000.
e. Mesin ketik manual
Berdasarkan data lampiran 3, persediaan mesin ketik manual pada awal Januari 2010 berjumlah 62 buah dengan nilai Rp 29.825.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 6.925.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 22.900.000.
f. Mesin fotocopy
Berdasarkan data lampiran 4, persediaan mesin berbagai jenis mesin fotocopy pada awal Januari berjumlah 5 buah dengan nilai Rp 133.810.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 70.286.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 63.524.000.
g. Mesin penghisap debu
Berdasarkan data lampiran 7, persediaan mesin penghisap debu awal Januari 2010 berjumlah 1 buah dengan nilai Rp 1.552.500. Pengurangan biaya penyusutan Rp 341.500 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 1.211.000.
h. Camera digital
Berdasarkan data lampiran 10, persediaan camera digital awal Januari dan akhir Juni 2010 berjumlah 2 buah dengan nilai Rp 21.000.000.
(42)
i. Generator
Berdasarkan data lampiran 11, persediaan generator awal Januari 2010 berjumlah 3 buah dengan nilai Rp 17.500.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 9.706.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 senilai Rp 7.794.000
2. Tools and equiptment : a. Alat pemotong kertas
Berdasarkan data lampiran 5, persediaan alat pemotong kertas awal januari dan akhir Juni 2010 berjumlah 2 buah dengan nilai Rp 40.000. b. Lemari es
Berdasarkan data lampiran 7, persediaan lemari es awal Januari 2010 berjumlah 9 buah dengan nilai Rp 13.900.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 5.237.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 8.663.000.
c. AC (Window , Split)
Bersarkan data lampiran 8, persediaan awal AC ( window, spilt ) awal Januari 2010 berjumlah 80 buah dengan nilai Rp 198.450.000. Penambahan AC Split 5 buah senilai Rp 24.660.00 dan pengurangan biaya penyusutan Rp 68.754.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 154.356.000.
(43)
Berdasarkan data lampiran 8, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 29 buah senilai Rp 3.435.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 1.734.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 1.701.000.
e. Televisi
Berdasarkan data lampiran 8, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 7 buah dengan nilai Rp 12.750.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 2.902.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 9.848.000.
f. Dispenser
Berdasarkan data lampiran 9, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 8 buah dengan nilai Rp 10.500.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 4.628.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 5.872.000.
g. Printer
Berdasarkan data lampiran 10, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 56 buah dengan nilai Rp 96.980.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 43.389.000 sehingga saldo akhir Juni bernilai Rp 53.591.000.
h. Pesawat telepon
Berdasarkan data lampiran 10, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 4 buah dengan nilai Rp 2.950.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 1.091.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 1.859.000.
i. Tabung pemadam api
Berdasarkan data lampiran 5, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 1 buah dengan nilai Rp 350.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 63.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 287.000.
(44)
j. Microphone
Berdasarkan data lampiran 8, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 1 buah dengan nilai Rp 25.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 11.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 14.000.
3. Furniture and fixture : a. Filling kabinet besi
Berdasarkan data lampiran 4, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 89 buah dengan nilai Rp 37.780.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 2.697.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 35.083.000.
b. Brandkas
Berdasarkan data lampiran 4, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 4 buah dengan nilai Rp 47.750. Pengurangan biaya penyusutan Rp 23.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 25.000.
c. Papan visual/papan nama
Berdasarkan data lampiran 5, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 6 buah dengan nilai Rp 2.375.000. Penambahan 1 unit senilai Rp 27.742.000 dan pengurangan biaya penyusutan Rp 105.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 30.012.000.
d. White board
Berdasarkan data lampiran 5, persediaaan awal Januari 2010 berjumlah 54 buah dengan nilai Rp 6.410.000. Penambahan 4 unit senilai Rp
(45)
3.070.000 dan pengurangan biaya penyusutan senilai Rp 500.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 8.980.000.
e. Meja kerja besi/metal
Berdasarkan data lampiran 5, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 1 buah dengan nilai Rp 150.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 86.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 64.000.
f. Meja kerja kayu
Berdasarkan data lampiran 6, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 186 buah dengan nilai Rp 200.320.000. Penambahan 1 unit senilai Rp 2.000.000 dan pengurangan biaya penyusutan Rp 4.644.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 197.676.000.
g. Kursi besi/metal
Berdasarkan data lampiran 6, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 338 buah dengan nilai Rp 43.640.000. Penambahan 28 unit senilai Rp 10.080.000 dan pengurangan biaya penyusutan Rp 9.063.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 44.657.000.
h. Kursi kayu
Berdasarkan data lampiran 6, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 1.395 buah dengan nilai Rp 224.465.000. Penambahan 20 unit dengan nilai Rp 7.000.000 dan pengurangan biaya penyusutan 46.533.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 184.932.000.
(46)
Berdasarkan data lampiran 6, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 235 buah dengan nilai Rp 85.475.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 14.114.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 71.361.000.
j. Meja ketik
Berdasarkan data lampiran 7, persediaan awal januari 2010 berjumlah 6 buah dengan nilai Rp 855.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 400.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 455.000.
k. Meja telepon
Berdasarkan data lampiran 7, pesediaan awal Januari 2010 berjumlah 6 buah dengan nilai Rp 570.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 78.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 492.000.
l. Karpet
Berdasarkan data lampiran 9, persediaan awal Januari dan akhir Juni 2010 berjumlah 1 buah dengan nilai Rp 6.020.000.
m. Personal Comput er
Berdasarkan data lampiran 11, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 20 unit dengan nilai Rp 89.500.000. Pengurangan 20 unit senilai Rp 89.500.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 0.
n. CPU
Berdasarkan data lampiran 12, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 186 buah dengan nilai Rp 666.250.000. Pengurangan biaya penyusutan senilai Rp 550.076.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 116.174.000.
(47)
o. P.C Unit
Berdasarkan data lampiran 12, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 79 buah dengan nilai Rp 435.020.000. Penambahan 20 unit senilai Rp 89.500.000 dan pengurangan biaya penyusutan Rp 221.615.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 302.905.000.
p. Keyboard
Berdasarkan data lampiran 12, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 76 buah dengan nilai Rp 8.870.000. Pengurangan biaya penyusutan senilai Rp 1.966.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 6.904.000. q. Lemari penyimpanan
Berdasarkan data lampiran 3, persediaan awal januari 2010 berjumlah 26 buah dengan nilai Rp 21.780.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 5.242.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 16.538.000.
r. Lemari besi/metal
Berdasarkan data lampiran 4, persediaan awal januari 2010 berjumlah 38 buah dengan nilai Rp 18.420.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 5.181.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 13.239.000.
s. Lemari kayu
Berdasarkan data lampiran 4, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 71 buah dengan nilai Rp 68.900.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 5.408.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 63.492.000.
(48)
Berdasarkan data lampiran 4, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 24 buah dengan nilai Rp 7.150.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 1.825.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai 5.325.000.
u. Cermin besar
Berdasarkan data lampiran 3, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 5 buah dengan nilai Rp 550.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 45.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 505.000.
v. Jam elektronik
Berdasarkan data lampiran 7, persediaan awal Januari 2010 berjumlah 18 buah dengan nilai Rp 1.520.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 316.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 1.204.000.
w. Laptop
Berdasarkan data lampiran 12, persediaan awal Januari dan akhir Juni 2010 berjumlah 9 buah dengan nilai Rp 123.420.000.
x. Scanner
Berdasarkan data lampiran 13, persediaan awal Januari dan akhir Juni 2010 berjumlah 2 buah dengan nilai Rp 2.800.000.
y. Hub
Berdasarkan data lampiran 13, persediaan awal januari 2010 berjumlah 6 buah dengan nilai Rp 6.800.000. Pengurangan biaya penyusutan Rp 3.354.000 sehingga saldo akhir Juni 2010 bernilai Rp 3.446.000.
(49)
D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Menurut Fakultas Ekonomi USU penyusutan adalah alokasi biaya-biaya tetap berwujud ke dalam beban selama periode tertentu. Menurut Jerry, Donald dan Paul (2007; 570) “penyusutan adalah alokasi biaya dari aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional”.
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2006; 507) “penyusutan merupakan alokasi dari penurunan nilai dari suatu aktiva tetap akibat berlalunya waktu/digunakan dalam operasi perusahaan”. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan aktiva tetap antara lain :
1. Penyusutan fisik (phisical depreciation)
penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca,
2. Penyusutan fungsional (functional depreciation)
penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan.
Menurut Jerry, Donald dan Paul (2007; 571) “faktor-faktor yang akan mempengaruhi penetapan beban penyusutan yaitu: harga perolehan, masa manfaat, nilai sisa”. Sedangkan Menurut Warren, Reeve dan Fees (2006; 509) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
1. Harga Perolehan (acquisition cost)
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perhitungan biaya penyusutan,
(50)
merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva tetap. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak memiliki nilai residu karena aktiva tetap tersebut tidak dijual pada masa penarikannya,
3. Umur Ekonomis Aktiva Tetap (economical life time) terdiri dari:
a. Umur Fisik yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva tetap. Suatu aktiva tetap dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tetap tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya),
b. Umur Fungsional yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tetap tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva tetap memiliki umur fungsional apabila aktiva tetap tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Metode penyusutan yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus, karena dinggap lebih sederhana, mudah diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah
(51)
melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No.24 Tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan.
Pelaporan unit aktiva tetap dilakukan oleh Departemen Keuangan RI dengan sistematika sebagai berikut :
Gambar 3.1 Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2006; 510) metode penyusutan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Metode Garis Lurus (straight line method )
Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode. b.
Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara
Diknas
Dikti
USU
(52)
Metode ini menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk penerapan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.
c. Metode Unit Produksi (unit of production method)
Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Proses Pengadaan Inventaris Pada Fakultas Ekonomi USU :
( dapat dilihat pada lampiran1 )
1) Perencanaan barang oleh Fakultas Ekonomi USU 2) Disetujui oleh pembantu dekan II
3) Daftar barang yang dibutuhkan diserahkan kepada Biro Rektor bagian perencanaan pada tahun berjalan anggaran
4) Daftar barang permintaan disetujui oleh Biro Rektor 5) Pembelian barang
6) Barang diserahkan ke bagian perlengkapan Fakultas Ekonomi USU 7) Penandatanganan penyerahan barang melalui berita acara
8) Didistribusikan ke sub bagian yang lain
9) Penandatanganan BAP dari bagian perlengkapan Fakultas Ekonomi USU ke sub bagian lainnya
10) Pemberian nomor inventaris pada barang tersebut 11) Barang digunakan sesuai kebutuhan pada setiap bagian
(53)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Internal Control atas Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi USU, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sistem internal control yang dilakukan pada Fakultas Ekonomi USU telah dilaksanakan dengan baik, dimana aktiva yang keluar dan masuk harus melaui izin Pembantu Dekan II mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat fakultas, sehingga proses akuntabilitas pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik.
2. Aktiva tetap yang dimiliki Fakultas Ekonomi USU merupakan aset negara. 3. Metode penyusutan yang dilakukan atas aktiva tetap Fakultas Ekonomi USU
didasarkan pada PSAP No.7 yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus.
4. Penggantian aktiva tetap yang dilakukan Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada Instruksi Menteri Negara BUMN No.1-BUMN/2002/ 29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN yaitu aktiva tetap pada tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain,
(54)
karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional lagi.
B. Saran
Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka peneliti mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, antara lain :
1. Internal control terhadap aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi USU harus lebih ditingkatkan, misalnya dengan membentuk penggunaan daftar pengendalian atas aktiva tetap dan pengelompokan atau pengendalian jumlah aktiva fakultas secara rinci.
2. Tidak diungkapkan secara jelas mengenai metode penyusutan yang digunakan oleh Fakultas Ekonomi USU. Dalam hal ini Fakultas Ekonomi USU hanya melandaskan perhitungan berdasarkan ketetapan pemerintah, seharusnya Fakultas Ekonomi USU membuat perhitungan sendiri atas aktiva tetap yang dimiliki, sehingga Fakultas Ekonomi USU memliliki estimasi sendiri atas aktiva tetapnya.
3. Fakultas Ekonomi USU secara umum telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan yang lazim terhadap sistem akuntansi aktiva tetapnya, dan hendaknya terus dilakukan secara konsisten.
4. Fakultas hendaknya harus tetap konsisten dalam hal pelaksanaan prosedur pengadaan/pembelian aktiva tetapnya, yaitu dengan selalu melakukan perencanaan yang matang dan melalui persetujuan pembantu dekan II, dekan, maupun rektor.
(55)
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Ketiga, Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo .
Ikatan Akuntan Indonesia, 2008, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.
Nordiawan Deddi, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati .2007. Akuntansi Pemerintahan. Edisi 1. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.
Romney, Marshall B, and Paul Jhon Steinbart, 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Jilid 1, Edisi Kesembilan, , Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, dan Dewi Fitriasari, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.
S.R Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
(56)
Stice, Eral K,James D Stice, K Fred Skousen .2005. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi 15, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
Warren, Carl S, James M Reeve, and Philip E. Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Buku Kesatu, Cetakan Pertama, Terjemahan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Weygandt J Jerry, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel .2007. Pengantar Akuntansi, Edisi Tujuh, Buku Satu, diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Wsailah, Rangga Handika, Penerbit : Salemba Empat , Jakarta.
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Erlangga: Jakarta
(1)
melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No.24 Tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan.
Pelaporan unit aktiva tetap dilakukan oleh Departemen Keuangan RI dengan sistematika sebagai berikut :
Gambar 3.1 Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2006; 510) metode penyusutan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Metode Garis Lurus (straight line method )
Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode. b. Metode Saldo Menurun (declining-balance method )
Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara
Diknas
Dikti
USU
(2)
Metode ini menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk penerapan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.
c. Metode Unit Produksi (unit of production method)
Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Proses Pengadaan Inventaris Pada Fakultas Ekonomi USU :
( dapat dilihat pada lampiran1 )
1) Perencanaan barang oleh Fakultas Ekonomi USU 2) Disetujui oleh pembantu dekan II
3) Daftar barang yang dibutuhkan diserahkan kepada Biro Rektor bagian perencanaan pada tahun berjalan anggaran
4) Daftar barang permintaan disetujui oleh Biro Rektor 5) Pembelian barang
6) Barang diserahkan ke bagian perlengkapan Fakultas Ekonomi USU 7) Penandatanganan penyerahan barang melalui berita acara
8) Didistribusikan ke sub bagian yang lain
9) Penandatanganan BAP dari bagian perlengkapan Fakultas Ekonomi USU ke sub bagian lainnya
10)Pemberian nomor inventaris pada barang tersebut 11)Barang digunakan sesuai kebutuhan pada setiap bagian
(3)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Internal Control atas Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi USU, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sistem internal control yang dilakukan pada Fakultas Ekonomi USU telah dilaksanakan dengan baik, dimana aktiva yang keluar dan masuk harus melaui izin Pembantu Dekan II mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat fakultas, sehingga proses akuntabilitas pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik.
2. Aktiva tetap yang dimiliki Fakultas Ekonomi USU merupakan aset negara. 3. Metode penyusutan yang dilakukan atas aktiva tetap Fakultas Ekonomi USU
didasarkan pada PSAP No.7 yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus.
4. Penggantian aktiva tetap yang dilakukan Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada Instruksi Menteri Negara BUMN No.1-BUMN/2002/ 29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN yaitu aktiva tetap pada tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain,
(4)
karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional lagi.
B. Saran
Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka peneliti mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, antara lain :
1. Internal control terhadap aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi USU harus lebih ditingkatkan, misalnya dengan membentuk penggunaan daftar pengendalian atas aktiva tetap dan pengelompokan atau pengendalian jumlah aktiva fakultas secara rinci.
2. Tidak diungkapkan secara jelas mengenai metode penyusutan yang digunakan oleh Fakultas Ekonomi USU. Dalam hal ini Fakultas Ekonomi USU hanya melandaskan perhitungan berdasarkan ketetapan pemerintah, seharusnya Fakultas Ekonomi USU membuat perhitungan sendiri atas aktiva tetap yang dimiliki, sehingga Fakultas Ekonomi USU memliliki estimasi sendiri atas aktiva tetapnya.
3. Fakultas Ekonomi USU secara umum telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan yang lazim terhadap sistem akuntansi aktiva tetapnya, dan hendaknya terus dilakukan secara konsisten.
4. Fakultas hendaknya harus tetap konsisten dalam hal pelaksanaan prosedur pengadaan/pembelian aktiva tetapnya, yaitu dengan selalu melakukan perencanaan yang matang dan melalui persetujuan pembantu dekan II, dekan, maupun rektor.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Ketiga, Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo .
Ikatan Akuntan Indonesia, 2008, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.
Nordiawan Deddi, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati .2007. Akuntansi Pemerintahan. Edisi 1. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.
Romney, Marshall B, and Paul Jhon Steinbart, 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Jilid 1, Edisi Kesembilan, , Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, dan Dewi Fitriasari, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.
S.R Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
(6)
Stice, Eral K,James D Stice, K Fred Skousen .2005. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi 15, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
Warren, Carl S, James M Reeve, and Philip E. Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Buku Kesatu, Cetakan Pertama, Terjemahan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Weygandt J Jerry, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel .2007. Pengantar Akuntansi, Edisi Tujuh, Buku Satu, diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Wsailah, Rangga Handika, Penerbit : Salemba Empat , Jakarta.
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Erlangga: Jakarta