Tren Acara Televisi GAMBARAN UMUM TELEVISI

34 3. Reality Show Reality show adalah acara yang memotret perilaku atau responden seseorang bila dihadapkan dengan pada suatu kondisi, dapat berbentuk permainan atau kehidupan sehari-hari yang bersifat spontan atau tidak di buat-buat dan nyata, biasanya menggunakan tehnik hidden camera Amanda, 2005: 42. Adanya reality show membawa tambahan program-program televisi seperti uang kaget, tolong, bedah rumah, aku ingin menjadi, dan nikah gratis. Melalui acara reality show banyak hal yang terungkap, di antaranya aspek kejujuran dan kemauan menolong orang lain. Kelompok tayangan ini bisa menimbulkan efek yang kurang baik, yang mungkin tidak pernah diperkirakan oleh pembuatnya dan stasiun televisi yang menayangkannya. Dampak besarnya seperti semakin besarnya harapan seseorang sekelompok orang untuk menerima bantuan cuma-cuma dari orang lain. Beberapa kelompok masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah menganggap reality show sebagai ajang “adu peruntungan”, sehingga mereka merasa tidak perlu banyak berusaha untuk menyelesaikan suatu masalah. Gejala ini mungkin adalah akibat dari sasaran atau pelaku reality show kita, yang pada umumnya didominasi oleh kelompok berpenghasilan rendah Efendy, 2008: 7-8 35 Seharusnya masyarakat mulai berhati-hati dalam mengkonsumsi produk- produk yang disajikan televisi. Produsen saat ini sedemikian rupa mengemas produk mereka dengan sebaik mungkin, sehingga para konsumen mudah mengikuti dan bahkan bisa terlibat dalam acara-acara tersebut. 33 BAB III DAMPAK TELEVISI TERHADAP PERILAKU ANAK SEKOLAH

A. Persepsi Siswa-Siswi Tentang Televisi.

Perkembangan teknologi telekomunikasi, terutama televisi semakin hari menujukkan pertumbuhan yang pesat. Para konsumen atau penontonpun dikenalkan dengan berbagai acara, seperti berita, sinetron, film, dan lain sebagainya. Meningkatnya pemakaian televisi tidak lepas dari semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap informasi dan sarana hiburan, termasuk juga anak- anak sekolah. Siswa-siswi MTS Muhammadiyah Al-Manar, pada umumnya menyukai media televisi di banding media lainnya. Mereka yang menyukai media televisi menganggap bahwa televisi sebagai sarana hiburan, pengetahuan, dan pusat informasi. Menurut Firqi Hidayat memiliki pandangannya tentang televisi, sebagaimana di bawah ini: Menurut saya ... televisi itu salah satu media elektronik … memberikan informasi, penyampaiannya menggunakan gambar dan suara …. Televisi juga salah satu media yang bisa dijadikan sarana hiburan. Karena cara pen yajiannya bagus, emm … acaranya gam pang di mengerti, … mampu menghibur para penonton. … Lagian dengan televisi saya mendapat informasi dan wawasan lebih banyak, sehingga saya tidak ketinggalan informasi mba’ Wawancara, Firqi Hidayat, 06 Mei 2013. 34 Di sini, televisi dianggap sebagai salah satu media elektronik yang menggunakan gambar dan suara. Cara penyajiannya yang singkat dan gampang dimengerti membuat mereka suka menonton televisi, dan menjadikannya sebagai sarana hiburan, karena menyajikan beraneka macam acara, seperti sinetron, berita, hitam putih, empat mata, eat bulaga, dan lain sebagainya. Selain itu, televisi juga menjadi salah satu media komunikasi, karena televisi mampu memberikan pesan, dan penontonnya menerima pesan itu dengan baik. Cara penyampaian informasi televisi yang mudah dimengerti membuat siswa-siswi lebih tertarik dengan media televisi dibanding media lainnya. Dian Isnawati, salah satu siswi yang menuturkan pemahamannya tentang televisi, sebagaimana berikut: Televisi merupakan salah satu media komunikasi mba’ … mampu menghasilkan suara, dan gambar serta memberikan banyak informasi . … menyajikan suatu acara yang menghibur penonton. … Televisi gampang dimengerti, terus penyajiannya seru, … acaranya banyak menambah wawasan kaya acara one the spot, etnic renuway, khazanah, banyak lagi dech. … Soalnya saya mengerti suatu hal apabila ada suara ada gambar juga Wawancara, Dian Isnawati, 06 Mei 2013. Hal senada juga diakui oleh Siti Jariyah Nur Dafiqka, yang menyatakan bahwa: Salah satu media komunikasi, … ada gambar dan suara. … alat informasi, penyajiannya singkat dan gampang dimengerti oleh penonton, soalnya acara yang disajikan itu berbagai macam, seperti sinetron, film kartun, berita, dan lain- lain. … Alasannya karena acaranya enak di tonton, … mampu menghibur saya, dan menambah wawasan. Televisi juga beritanya lebih cepat serta informasi yang yanag di sampikan selalu terbaru. Kalau nonton televisi itu biar tidak ketinggalan zaman, … soalnya di dalam televisi ada berbagai macam informasi dan wawasan yang luas Wawancara, Siti Jariyah Nur Dafiqka, 07 Mei 2013. 35 Kebaradaan televisi yang dianggap sebagai media yang menggunakan audio dan visual sehingga bisa menjadi sarana hiburan dan alat mencari informasi, menujukkan bahwa di sana ada proses transformasi ide dari sumber televisi ke penerima penonton. Selain itu televisi juga salah satu acara yang lebih update dan ada sering ada siaran ulang. Proses komunikasi yang terjadi pada akhirnya membawa perubahan sikap dan ide dari penerima informasi penonton itu sendiri. Cara penyampaiannya yang sederhana, mudah dimengerti dan lebih update membuat para penonton semakin senang, bahkan berlama-lama untuk duduk di depan televisi. Di sinilah proses komunikasi antara penonton dan televisi itu terjadi. Meskipun komunikasinya hanya searah. Akan tetapi, simbol yang dimunculkan oleh televisi, misalnya sedih, senang, dan sebagainya, seringkali membawa perasaan para penontonnya terlarut ke dalam apa yang ada di televisi tersebut. Di sinilah secara teoritis terlihat bahwa simbol menjadi sangat bermakna dalam sebuah proses komunikasi itu. Simbol signifikan adalah jenis gestur yang hanya dapat dilakukan oleh manusia. Dan gestur baru bisa menjadi simbol-simbol signifikan, apabila dia membangkitkan di dalam diri individu pelaku gestur itu respon-respon yang juga dia harapkan akan diberikan oleh individu yang menjadi sasaran gestur yang dia lakukan meskipun bentuk dari respon tersebut tidak bisa identik Ritzer, 2009: 382. 36 Dari simbol-simbol yang signifikan kita dapat benar-benar memiliki komunikasi. Seperti halnya media televisi mempunyai simbol yang sangat signifikan, meskipun tidak semua penonton dapat menerima atau memahami dari simbol yang ada di televisi. Dengan adanya simbol para penonton dan televisi mampu berkomunikasi dengan baik, sehingga para penonton bisa mengerti makna yang di makhsud didalamnya. Contohnya ketika salah satu acara televisi menayangkan adegan orang yang suka berkelahi, dari adegan yang suka berkelahi dapat di simbolkan anak orang kaya atau anak broken home. Dalam teori George Herbert Mead fungsi simbol-simbol yang signifikan adalah bahwa mereka memungkinkan terbentuknya pikiran, proses mental dan lain sebagainya. Melalui simbol yang signifikan, khususnya bahasa, pemikiran manusia dimungkinkan binatang yang lebih rendah tidak dapat berpikir, menurut bahasa Mead. Mead sendiri mendefinisikan pemikiran hanya sekedar sebagai percakapan internal atau implisit individu dengan dirinya sendiri dengan menggunakan gesture tersebut. Berpikir sama halnya dengan berbicara dengan orang lain Ritzer, 2009: 384. Dengan adanya simbol-simbol yang sangat signifikan memungkinkan terjadinya interaksi simbolis. Jadi setiap manusia mampu berinteraksi dengan sesama tidak hanya menggunakan gesture, namun juga bisa melalui simbol-simbol yang signifikan.

Dokumen yang terkait

Kajian Konflik Pengelolaan Hutan Kemenyan (Studi Kasus: Desa Panduman dan Desa Sipituhuta Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 87 63

Dampak Media Televisi Terhadap Perilaku Seksual Remaja Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2004

1 46 121

Analisis Karyawan Tetap (Studi Kasus Di: PT. Mujur Timber Di Desa Poriaha Kec. Tapian Nauli Kab. Tapanuli Tengah)

1 31 101

Pengaruh tayangan televisi terhadap perilaiku remaja studi kasus MTS Al-Mursyidiyyah Pamulang Tangerang Banten

1 12 78

Analisis Tataniaga Beras di Desa Kenduren, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak

1 19 198

BAB IV PEMBAHASAN Gambaran Umum Desa Ngawen Kecamatan Wedung Kabupaten Demak

0 5 33

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM INTERNALISASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT (Studi kasus: Peran Ortom Muhammadiyah di Kenduren , Wedung, Demak)

0 3 142

DAMPAK MEDIA TELEVISI PADA PERILAKU NEGATIF REMAJA (Studi Kasus Desa Gladagsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015) Dampak Media Televisi Pada Perilaku Negatif Remaja (Studi Kasus Desa Gladagsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015)

0 3 12

DAMPAK MEDIA TELEVISI PADA PERILAKU NEGATIF REMAJA (Studi Kasus Desa Gladagsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2015) Dampak Media Televisi Pada Perilaku Negatif Remaja (Studi Kasus Desa Gladagsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015).

0 3 14

STUDI ANALISIS TENTANG ZAKAT ATAS TAMBAK GARAM DALAM FIQIH ISLAM (STUDI KASUS DI DESA KEDUNGKARANG KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK) - UNISNU Repository

0 1 13