31
B. Tren Acara Televisi
1. Tayangan Audisi Televisi
Banyaknya program acara audisi seperti musik, akting, bakat, dan sebagainya membuat masyarakat memiliki banyak pilihan acara yang menarik
sesuai kebutuhan. Fungsi media televisi secara perlahan bukan lagi sebagai alat informasi, hiburan, dan kontrol sosial, tetapi media televisi akan menjadi alat
produksi dalam minciptakan figur atau sosok yang bisa menjadi idola penonton. Dalam menanyangkan paket-paket acara-acara audisi ini, media televisi
memiliki dua tujuan, yaitu: Kuswandi, 2008: 147-148 1.
Menarik para produsen pengiklan untuk beriklan atau menjadi sponsor utama acara audisi tersebut. Seperti kita ketahui paket-paket acara audisi
sangat digemari pemirsa. Dilain pihak, para produsen menginginkan produknya diketahui atau ditonton banyak pemirsa. Jadi, secara otomatis
pihak media televisi akan dengan mudah mendapatkan pemasang iklan. Tayangan audisi sangat berkaitan erat dengan jumlah pemirsa. Sedangkan
jumlah penonton atau pemirsa sangat signifikan untuk promosi atau iklan sebuah produk.
2. Menciptakan keterkaitan emosional penonton. Dalam beberapa episode
acara audisi, terlihat ada tangis kesedihan antara pemirsa dengan peserta audisi yang gagal masuk babak berikutnya. Dalam hal ini media televisi
32
mampu mengubah dan menggarap emosi penonton untuk larut dalam acara audisi. Efek selanjutnya ialah penonton akan menjadi pemirsa setia
dari setasiun televisi yang menayangkan acara audisi tersebut. Adanya tujuan di atas dapat disimpulkan, bahwa media televisi hanya
berlomba-lomba menanyangkan paket audisi, karena secara bisnis dan secara moral mudah terbentuk. Pada akhirnya media televisi kini menjadi penguasa
tunggal yang mampu mengatur dan membidik para produsen barang dan pemirsa. 2.
Variety Show
Variety show adalah acara yang berisikan penggabungan jenis tayangan atau campuran antara musik, tarian, lawakan, sikap, kuis atau pertunjukan atraksi
lainnya Amanda, 2005: 41. Saat ini para pemirsa atau penonton dimanjakan dengan berbagai sajian acara seperti variety show yang menarik, seperti empat
mata, ceriwis, republik mimpi, dan lain sebagainya. Dari beberapa acara hanya bersifat mengumbar hiburan semata yang bersifat hedonistik. Tayangan empat
mata dan ceriwis dikemas dengan cara-cara komunikatif dan interaktif. Sedangakan republik mimpi dan Kick Andy merupakan dua acara talk show yang
bukan hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga kental dengan kritik dan kontrol sosial nyang cenderung bersifat politis, terutama dalam menyiasati
kondisi politik saat ini. Mempunyai acara yang berfungsi sebagai medium refleksi
33
dan koreksi terhadap persoalan masa lalu yang dikupas secara interaktif, integralistik, dan menyeluruh Kuswandi, 2008: 149.
Sebagai sarana komunikasi massa yang masih terbilang muda, media televisi sudah banyak memberikan arus perubahan sosial, baik secara perlahan
maupun cepat. Dengan televisi, pemirsa memiliki pengetahuan sosial secara general tentang berbagai sisi kehidupan lain yang berada di luar lingkungan
mereka. Media televisi memberikan kekuatan yang menembus jarak, ruang, dan
waktu juga memberikan sebuah fenomena menarik dan membentuk perilaku sosial di masyarakat, seperti munculnya peniruan gaya rambut, pakaian, bahkan
bahasa-bahasa anak gaul zaman sekarang. Baik atau buruknya tayangan televisi, semua tergantung pada bagaimana pemirsanya merespon atas apa yang
ditontonnya. Bila kita berkaca terhadap acara televisi yang telah disebutkan di atas,
maka kemungkinan besar pesan-pesan hiburan serta kontrol sosial moral yang dikemas itu mampu mempengaruhi pemirsa untuk mengoreksi atau mengontrol
lingkungan sosial mereka secara personal, sebagai bagian dari bentuk public self- control Kuswandi, 2008: 150.
34
3. Reality Show
Reality show adalah acara yang memotret perilaku atau responden seseorang bila dihadapkan dengan pada suatu kondisi, dapat berbentuk permainan
atau kehidupan sehari-hari yang bersifat spontan atau tidak di buat-buat dan nyata, biasanya menggunakan tehnik hidden camera Amanda, 2005: 42.
Adanya reality show membawa tambahan program-program televisi seperti uang kaget, tolong, bedah rumah, aku ingin menjadi, dan nikah gratis.
Melalui acara reality show banyak hal yang terungkap, di antaranya aspek kejujuran dan kemauan menolong orang lain. Kelompok tayangan ini bisa
menimbulkan efek yang kurang baik, yang mungkin tidak pernah diperkirakan oleh pembuatnya dan stasiun televisi yang menayangkannya.
Dampak besarnya seperti semakin besarnya harapan seseorang sekelompok orang untuk menerima bantuan cuma-cuma dari orang lain. Beberapa
kelompok masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah menganggap reality show
sebagai ajang “adu peruntungan”, sehingga mereka merasa tidak perlu banyak berusaha untuk menyelesaikan suatu masalah. Gejala ini mungkin adalah
akibat dari sasaran atau pelaku reality show kita, yang pada umumnya didominasi oleh kelompok berpenghasilan rendah Efendy, 2008: 7-8