40
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di sekolah, terlihat bahwa mereka memang hobi bermain sepak bola. Bahkan jam istirahatpun mereka gunakan
untuk bermain sepak bola. Buku tulis yang mereka pakai covernya adalah para pemain sepak bola yang mereka sukai. Hasil observasi di rumah, juga menujukkan
bahwa setiap sore mereka hampir sering bermain sepak bola di halaman rumah mereka, bahkan mereka bermain di lapangan sepak bola di sekolah. Sangking
ngefensnya terhadap para pemain sepak bola, siswa ini menempel beberapa poster pemain sepak bola di rumahnya Sumber: Observasi pada tanggal 7-12, Mei 2013.
Selain terpengaruh acara sinetron dan sepak bola, siswa-siswi juga terpengaruh acara ilmu pengetahuan dan berita. Acara yang sering memberikan
banyak informasi dan wawasan yang sebelumnya mereka ketahui, ternyata juga disukai siswa-siswi seperti: on the spot dan berita. Informasi yang belum mereka lihat
atau tahu sebelumnya, ternyata juga banyak mempengaruhinya. Menurut Dian Isnawati, menjelaskan pandangannya tentang proses
terpengaruhnya televisi lewat acara pengetahuan sebagai berikut:
Acara yang paling saya suka itu … acara on the spot yang di trans 7, … soalnya
acaranya seru, selain itu acarnya memberikan banyak informasi dan pengetahuan. …
Semenjak saya nonton acara on the sport, Saya banyak tahu tentang informasi yang sebelumnya belum saya ketahui
mba’. Wawancara, Dian Isnawati 06 Mei 2013
41
Sedangkan menurut Nasrudin Latif, salah satu siswa yang berpendapat bahwa proses terpengaruhnya televisi melalui berikut:
Acara yang saya suka itu berita, … soalnya berita itu merupakan jendela dunia, …
terus dalam berita, juga sering menyampaikan informasi tentang dunia pendidikan, … sehingga saya tidak ketinggalan berita tentang pendidikan. Soalnya kalau
menghandalkan di sekolah, itu tidak cukup mba’. Kan kita sebagai murid harus bisa
mencari informasi dari luar. Selain itu kalau nanti saya sudah besar, saya ingin menjadi orang sukses seperti orang-orang yang ada di televisi. Wawancara,
Nasrudin Latif, 06 Mei 2013
Proses yang dilakukan siswa-siswi ini secara sepontan adalah meniru dan membanyangkan apa yang mereka tonton. Seperti halnya, mereka yang menyukai
sinetron, mengungkapkan perasaan yang ia tonton dengan membanyangkannya. Sedangkan para siswa-siswi yang menyukai sepak bola mereka mengungkapkan
perasaannya dengan meniru gaya para pemain favorit mereka, bahkan dijadikan salah satu hobi mereka. Sedangkan yang menyukai pengetahuan umum, mereka berharap
menjadi orang yang sukses. Dalam pendekatan motivasional dan uses and gratification, dimana proses
pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan. Menurut McGuire dalam teori motivasional dan uses gratification yang membahas tentang teori stimulasi, bahwa
manusia sering mencari pengalaman-pengalaman baru, yang selalu berusaha memperoleh hal-hal yang memperkaya pemikirannya. Hasrat yang ingin tahu,
kebutuhan untuk mendapat rangsangan emosional, dan keinginan untuk menghindari kebosonan merupakan kebutuhan manusia Rakhmat, 2005: 212. Dalam teori
utilitarian memandang individu sebagai orang yang memperlakukan setiap situasi
42
sebagai peluang untuk memperoleh informasi yang berguna atau keterampiran baru yang diperlukan dalam menghadapi tantangan hidup Rakhmat, 2005: 212-213.
Seperti proses terpengaruhnya televisi lewat acara ilmu pengetahuan, dimana mereka mempunyai hasrat untuk memperkaya pemikirannya.
Dalam teori ekspresif menyatakan bahwa seseorang memperoleh kepuasan dalam mengungkapkan eksistensi dirinya-menampakkan perasaan dan keyakinannya,
misalnya terasa menyenangkan memberikan tantangan untuk menujukkan kemampuan diri. Komunikasi ini mempermudah orang untuk berfantasi, melalui
identifikasi tokoh-tokoh yang disajikan sehingga orang secara tidak langsung mengungkapkan perasaannya hidup Rakhmat, 2005: 213-214. Seperti halnya ketika
seseorang menyukai acara sepak bola, mereka berlatih dan menirukan gaya para pemain favorit mereka, untuk menujukkan kemampuan dirinya kalau mampu seperti
para pemain sepak bola dunia. Sedangkan dalam teori peneguhan memandang bahwa orang dalam situasi
tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran seperti yang telah dialaminya pada waktu lalu. Peristiwa yang menggunakan media
sering diasosiasikan dengan suasana yang menyenangkan Rakhmat, 2005: 214. Misalnya ketika seseorang selesai menonton acara sinetron, kemudian mereka
ngikutin gaya apa yang mereka lihat sebelumnya atau menirukan gaya bicaranya.
43
C. Bentuk-Bentuk Perilaku Siswa-Siswi MTS Muhammadiyah Al-Manar yang
di Pengaruhi Oleh Televisi.
Sikap merupakan penentu yang terpenting dalam tingkah laku seseorang. Perilaku seseorang bisa terjadi akibat individu dan luar individu. Perilaku individu
merupakan perilaku yang dibawa sejak lahir. Sedangkan perilaku yang disebabkan dari luar individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keluarga, sekolah,
masyarakat. Banyaknya acara yang muncul di televisi yang menayangkan atau menyajikan berbagai gaya rambut, gaya bicara, gaya berpakaian, dan lain
sebagainya, membuat siswa-siswi ini terpengaruh dengan gaya-gaya yang mereka lihat di televisi. Berikut beberapa bentuk perilaku negatif siswa-siswi yang
dipengaruhi oleh televisi. 1.
Malas Belajar Acara yang menarik, dan menghibur, membuat para siswa-siswi labih banyak
menonton televisi dibandingkan belajar. Mereka yang menganggap televisi telah mempengaruhi perilaku siswa-siswi, sebagaimana diakui oleh :
Saihul Anam salah satu siswa, yang mengatakan pengaruhnya sebagai berikut:
Pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari paling bikin malas belajar aja sich mba’,
soalnya kalau saya lagi nonton acara favorit saya, saya tidak mau diganggu. …
Makanya saya sering telat belajar, … jarang ngerjain PR. Wawancara, Saihul Anam,
06 Mei 2013
Di sini, televisi dianggap sebagai salah satu media yang membuat siswa-siswi malas belajar. Ketika seorang anak sudah disajikan tontonan favorit, justru mereka
44
malah malas belajar. Hal inilah yang mempengaruhi perilaku siswa-siswi. Bahkan mereka sering telat untuk sekolah ketika malam harinya menonton televisi. Padahal
dunia mereka seharusnya dihabiskan dengan belajar, bukan dengan bermain atau menonton.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di sekolah terlihat bahwa mereka sering terlambat belajar malam di sekolah. Ketika sudah memasuki jam
belajar, mereka malah asyik bersendagurau dengan teman yang lain. Bahkan mereka pun sering menghabiskan waktu untuk menonton televisi dibandingkan dengan
belajar di rumah. 2.
Berantem dengan Keluarga
Berkumpul bersama dan canda tawa dengan keluarga merupakan dambaan semua orang. Menonton televisi bersama keluarga, pastinya akan lebih asyik. Acara
yang ditonton pun bisa didiskusiin maupun dikontrol oleh keluarganya. Tetapi, bagi siswa-siswi MTS Al-Manar ,justru menilai berbeda. Mereka justru merasa terganggu
apabila menonton televisi dengan didampingi keluarga. Akibatnya, banyak tontonan atau tayangan yang tidak terkontrol, bahkan mempengaruhi perilaku para siswa-siswi.
Bahkan tidak jarang, mereka harus berebut, bahkan berantem. Sebagaimana Devi Puspita Sari salah satu siswi, yang pandangannya sebagai
berikut:
45 Saya itu sering berantem sama ibu saya
, … gara-gara rebutan acara kesukaan kita, … masa’ iya aku di suruh nonton acara ibu-ibu, … saya gak maulah, enakan juga
acara anak muda. hehehe wawancara, Devi Puspita Sari, 06 Mei 2013
Hilmiyah juga memilik pendapat tentang bentuk perilaku akibat media televisi:
Pengaruhnya sehari-harinya sih kalau nonton televisi sering berantem sama kakak aja, … soalnya kesukaan acara kita kan beda, makanya sering berantem, … bahkan
bisa teriak-teriak, hehehe . Namanya juga lagi nonton acara kesayangan kan gak mau di ganggu
gitu mba’. Wawancara, Hilmiyah, 7 Mei 2013
Di sini dapat kita lihat bentuk perilaku akibat media televisi, bahwa beberapa siswa lebih suka nonton televisi sendiri, dibanding dengan menonton bersama
keluarga. Mereka beranggapan bahwa dengan menonton televisi bersama keluarga hanya mengganggu acara favorit mereka. Jadi mereka merasa lebih nyaman, dan
bebas saat menonton televisi sendirian. Banyaknya acara membuat beberapa orang memilih acara yang mereka suka, inilah yang mengakibatkan mereka sering
bertengkar karena ketidaksamaan selera dalam menonton acara televisi. Berdasarkan hasil observasi penulis yang dilakukan di sekolah dan di rumah,
ditemukan bahwa anak-anak lebih suka menonton televisi sendiri. Ketika mereka berkumpul bersama sambil menonton televisi, anak-anak tersebut lebih memilih
bermain yang lain, mereka akan sering berebut remot bersama anggota keluarga yang lain.
46
3. Mengikuti Tren
Zaman yang serba modern seolah-olah menuntut siswa-siswi MTS Al-Manar untuk mengikuti gaya-gaya yang lagi ngterend saat ini. Gaya pakaian yang modis pun
membuat mereka ingin membelinya. bahkan gaya rambut para artis yang menarik pun membuat mereka ingin mengikutinya. Apalagi bahasa anak muda yang gaul saat ini,
gaya ngomong yang lebay dan alay sering diikutin siswa-siswi ini. Amrina Rosyada salah satu siswi, yang kan mengatakan pandangannya akibat
terpengarunya media televisi:
Pengaruhnya sih sering ngikutin gaya-gaya di televisi, hehehe. Seperti gaya ngomong.
… Soalnya lucu sich bahasa gaulnya,kan jadi kalau kita pake bahasa gaul biar gak dibilang ketinggalan zaman
mba’. … Sering membayangkan kalau saya jadi artisnya. Wawancara, Amrina Rosyada, 06 Mei 2013
Edi Kurniawan salah satu siswa memiliki pendapat yang sama seperti di bawah ini:
Pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari sich banyak, … sering ngikutin bahasa
gaul ama gaya alay, hehe. … Potongan rambut para artis yang sekarang lagi ngetop
kan keren-keren tuch, jadinya saya pingin potong rambut kaya mereka mba’.
Wawancara, Edi Kurniawan, 07 Mei 2013
Di sini, televisi dianggap mempunyai pengaruh, seperti mengikuti gaya rambut dan gaya ngomong. Hal ini terbukti dari beberapa siswa-siswi yang
mengatakan bahwa mereka sering mengikuti gaya-gaya yang lagi ngtrend di televisi. Model potongan rambut dan gaya ngomong yang lebay, seperti yang sering kita lihat
di televisi tenyata membawa pengaruh yang begitu besar buat siswa-siswi.