22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.1 KLT Isolat Kencur visualisasi UV λ 245 nm
4.1.3 Hasil Identifikasi Etil p-metoksisinamat a. Pemerian
Bentuk : kristal putih
Bau : aroma khas kencur
Warna : putih gading
b. Titik Leleh
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat melting point apparatus, rentang titik leleh senyawa EPMS ada pada 47-52
o
C.
c. Elusidasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat
Elusidasi senyawa
EPMS menggunakan
3 alat
yaitu spektrofotometri
FT-IR untuk
mengetahui gugus
fungsi, spektrofotometri
1
H-NMR untuk mengetahui letak proton H pada struktur, dan GCMS untuk mengetahui berat molekul senyawa serta
fragmentasi massa.
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2 Spektrum IR isolat kencur EPMS Tabel 4.1 Daftar daerah spektrum IR isolat kencur EPMS
Ikatan Daerah Absorbsi v, cm
-1
C-H aril 3007
– 3045 C-H alifatik
2979 – 2842
C=O 1704
C=C aril 1629
– 1573 C-O
1367 – 1321
C-O aril 1252 -1210, 1029
Aromatik posisi para 829
Hasil penafsiran spektrum IR senyawa isolat kencur dari berbagai bilangan gelombang absorbsi gugus fungsi yang spesifik pada tabel 4.1
dan gambar 4.2 yaitu pada bilangan gelombang v 3007 – 3045 cm
-1
merupakan bilangan gelombang spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C- H pada gugus aromatik. Ditemukan C=C pada bilangan gelombang v
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1629 – 1573 cm
-1
dan C-H alifatik pada bilangan gelombang v 2979 –
2842 cm
-1
yang juga menunjukkan keberadaan aromatik, munculnya bilangan gelombang v 829 cm
-1
menunjukkan aromatik disubstitusi para. Pada bilangan gelombang v 1256
– 1210 cm
-1
dan 1029 cm
-1
terdapat C-O aril yang berikatan pada aromatik.
Pita serapan pada bilangan gelombang v 1704 cm
-1
spesifik dari gugus C=O karbonil, dan bilangan gelombang C-O ditemukan pada v 1367
– 1321 cm
-1
, dari kedua bilangan gelombang ini menunjukan adanya suatu gugus ester.
Analisa kedua menggunakan GCMS, dimana menurut literatur untuk senyawa EPMS menunjukkan bahwa senyawa tersebut muncul pada
waktu retensi 9,9 dengan berat molekul 206,4 serta memiliki fragmentasi massa pada 161; 134; 118; 89; 77; 63; 51 Umar et al., 2012 Gambar
4.3. Hasil interpretasi GCMS menunjukkan bahwa isolat kencur
muncul pada waktu retensi 9,932 dan memiliki berat molekul sebesar 206,0 dengan fragmentasi massa pada 161; 134; 118; 103; 89; 77; 63; 51
Gambar 4.4. Adapun fragmentasi yang terjadi pada senyawa isolat kencur adalah :
O O
CH
3
O H
3
C O
O H
3
C CH
2
O H
3
C
CH
2
CH CH
CH CH
+ -OCH
2
CH -C
-OCH
3
+ +
+ +
+ M
+
=206,0 mz = 161
mz = 134
mz = 103 mz = 77
mz = 51 C
4
H
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.3 Spektrum GCMS Etil p-metoksisinamat Umar et al., 2008
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.4 Spektrum GCMS Etil p-metoksisinamat
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Analisa terakhir yaitu dengan
1
H-NMR, dimana interpretasi analisa NMR berupa nilai pergeseran kimia
, hasil analisa NMR dengan
1
H- NMR ditunjukan pada tabel 4.2 dan gambar 4.5
Gambar 4.5 Spektrum
1
H-NMR Etil p-metoksisinamat
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2 Hasil analisis spektrum
1
H-NMR 500 MHz EPMS
Posisi pergeseran kimia
ppm d
6
-DMSO Umar et al.,2012
pergeseran kimia ppm
CDCl
3
1 1,24 t,3H, J=12
1,33 t, 3H, J=7,15 2
4,60 q, 2H, J=11,5 4,25 q, 2H, J=7,15
4 6,45 d, 1H, J=16,5
6,31 d, 1H, J=15,6 5
7,63 m, 1H 7,65 d, 1H, J=16,25
7 6,97 d, 1H, J=14,5
6,90 d, 1H, J=9,05 8
7,63 m, 1H 7,47 d, 1H, J=8,45
10 7,63 m,1H
7,47 d,1H, J=8,45 11
6,97 d, 1H, J=14,5 6,90 d, 1H, J=9,05
12 3,83 s, 3H
3,82 s, 3H
Gambar 4.6 Struktur Senyawa EPMS Interpretasi NMR dibandingkan dengan hasil interpretasi pada
penelitian Umar 2012. Spektrum
1
H-NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 1,33 3H berbentuk triplet dan muncul di 4,25 2H
quartet, sinyal lebih downfield karena berikatan dengan oksigen. Sinyal juga muncul di pergeseran kimia 3,83 3H berbentuk singlet, lebih
downfield karena berikatan dengan oksigen -OCH
3
. Pergeseran kimia pada 6,31 1H berbentuk doublet berhubungan dengan pergeseran kimia
7,65 1H berbentuk doublet, dengan rentang konstanta kopling yang dekat yaitu 15,6 dan 16,25 Hz, bentuk ini adalah gugus olefin dengan proton
berkonfigurasi trans. Kemudian pada pergeseran kimia 6,9 – 7,4 4H
merupakan proton-proton dari benzen dengan 2 substitusi. Sinyal ini
CH
3
O O
H
3
C O
1 2
3 4
5 6
7 8
9 12
10 11
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah sinyal dari H 711 dan H 810, karena pola sinyal menunjukan bahwa 2 proton yang ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton
yang ekivalen lainnya. Sehingga dari data interpretasi IR, GCMS,
1
H-NMR, dapat ditarik kesimpulan bahwa senyawa hasil isolasi dari kencur Kaempferia galanga
L adalah etil p-metoksisinamat.
4.2 Modifikasi Struktur Etil p-metoksisinamat EPMS dengan Reaksi
Reduksi menggunakan NaBH
4
Reaksi reduksi etil p-metoksisinamat pada penelitian ini menggunakan reduktor yakni Natrium Borohidrida NaBH
4
lihat Lampiran 2 kemudian hasil reaksi diidentifikasi dengan KLT menggunakan silica gel
sebagai fase diam, serta fase gerak berupa eluen n- heksan dan etil asetat 4 : 1 dibawah sinar UV pada panjang gelombang 245 nm.
Gambar 4.7 Hasil KLT senyawa EPMS E dan hasil reduksi R eluen n-heksan : etil asetat = 4:1 visualisasi UV
λ 245 nm
KLT terhadap hasil reaksi reduksi dilakukan untuk membuktikan bahwa senyawa hasil reaksi R tidak sama dengan starting material
Gambar 4.7. Nilai Rf EPMS E adalah 0,697, sedangkan nilai Rf senyawa hasil reaksi reduksi R adalah 0,116. Hasil dari reaksi reduksi
adalah senyawa yang berupa kristal putih dengan rendemen sebesar 9,513
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rendemen = X 100 = 9,513
4.2.1 Identifikasi Senyawa Hasil Reduksi
Identifikasi dimulai dengan melihat perbedaan nilai Rf senyawa EPMS dan hasil reduksi menggunakan KLT dengan eluen n-heksan : etil
asetat dengan perbandingan 4:1 lihat gambar 4.7, senyawa hasil reduksi mempunyai nilai Rf = 0,116. beradasarkan nilai Rf dapat diketahui bahwa
tingkat kepolaran senyawa hasil reduksi lebih tinggi dibandingkan dengan EPMS.
a. Pemerian senyawa hasil reduksi: Warna : putih
Bau : tidak berbau Bentuk : kristal
b. Titik leleh :
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat melting point apparatus, rentang titik leleh senyawa hasil reduksi 172-176
o
C.
c. Elusidasi struktur senyawa hasil reduksi
Elusidasi struktur senyawa hasil reduksi dilakukan dengan IR, GCMS dan
1
H-NMR. Penafsiran spektrum IR senyawa hasil reduksi dapat dilihat pada tabel 4.3.