Surat Pemberitahuan Spt Orang Pribadi

b. Fungsi Mengatur Regulerend Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

B. Surat Pemberitahuan Spt Orang Pribadi

1. Dasar Hukum

Untuk lebih memahami gambaran tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemeberitahuan SPT kita dapat melihat secara jelas dari peraturan yang mengatur tentang tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan SPT tersebut, yaitu: a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181PMK.032007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152PMK.032009; c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 185PMK.032007 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan; d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-29PJ2014 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan; e. Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak Nomor SE-43PJ2014 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan.

2. Pengertian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh orang pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identifikasi diri, harta, kewajibanutang, penghasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun.

3. Fungsi Surat Pemberitahuan

Fungsi SPT Tahunan PPh orang pribadi adalah sebagai sarana wajib pajak untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang terutang, dengan cara: a. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya; b. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajakbagian tahun pajak; c. Melaporkan pemotonganpemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain dalam satu tahun pajak; d. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak; e. Melaporkan harta dan kewajiban.

4. Jenis Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

Terdapat dalam Pasal 3 Ayat 6 Undang-Undang KUP Tahun 2009, SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi terdiri dari: a. Formulir SPT Tahunan 1770 diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari usaha danatau pekerjaan bebas. b. Formulir SPT Tahunan 1770S diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu pemberi kerja sebagai karyawan atau lebih danatau penghasilan lainnya yang bukan dari usaha atau pekerjaan bebas. c. Formulir SPT Tahunan 1770SS diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan hanya dari satu pemberi kerja yang jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi Rp. 60.000.000,- dan tidak mempunyai penhasilan lainnya kecuali dari bunga bank dn bunga koperasi.

5. Jenis SPT

Berdasarkan saat pelaporannya, SPT dibedakan menjadi 2 yaitu: a. SPT Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Tahun Pajak. b. SPT Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan danatau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak atau pada suatu saat.

6. Yang Wajib Menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang

Pribadi. Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh orang Pribadi adalah wajib pajak dalam negeri dan warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. a. Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha danatau pekerjaan bebas. b. Wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari modal dan lain-lain c. Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain dari luar penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan , jasa, atau kegiatan dari satu pemberi kerja. d. Kuasa warisan yang belum dibagi. e. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil PNS, anggota ABRI dan pegawai BUMNBUMD sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1996. f. Warga Indonesia yang bekerja pada perwakilan Negara asing dan perwakilan organisasi internasional. g. Orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia. h. Masing-masing suami istri yang dikenakan Pajak Penghasilan PPh secara terpisah dalam hal suami istri telah hidup berpisah. i. Dikehendaki secara tertulis oleh suamiistri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. Dengan demikian suami maupun istri wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP sendiri dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh adalah wajib pajak orang pribadi yang belum memiliki NPWP, yang penghasilan nettonya tidak melebihi jumlah penghasilan tidak kena pajak.

7. Ketentuan Tentang Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang

Pribadi Dalam hal penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: a. Secara manual Penyampaian SPT secara manual oleh Wajib Pajak dapat dilakukan: 1 Secara langsung dating ke KPPKP2KP atau tempat lain yang ditentuan Drop Box, Pojok Pajak, Mobil Pajak Keliling; 2 Melalui pos dengan pengiriman surat atau; 3 Dengan cara lain yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-Filling melalui penyedia jasa atau ASP Application Service Provider. b. Secara Elektronik e-SPT Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik e-Filling melalui perusahaan ASP Application Service Provider yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik e-Filling, wajib menyampaikan induk Surat Pemberitahuan yang memuat tanda tangan basah dan surat setoran pajak bila ada serta bukti penerimaan secara elektronik kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar melalui kantor pos secara tercatat atau disampaikan langsung, paling lama 14 hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 jam dan 7 hari seminggu. Surat Pemberitahuan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.

8. Pengecualian Dari Kewajiban Menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib

Pajak Orang Pribadi Walaupun setiap Wajib Pajak wajib mengisi, menandatangani, dan menyampaikan SPT, tetapi terdapat wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT yaitu wajib pajak penghasilan tertentu yang memenuhi kriteria dan pengecualiannya yaitu sebagai berikut: a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang PPh. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.

9. Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang

Pribadi Menurut Undang-Undang KUP Pasal 3 Ayat 3 Nomor 16 Tahun 2009, SPT Tahunan yang telah diisi dengan benar, lengkap, jelas dan ditandatangani harus disampaikan paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret. Bagi wajib pajak yang tahun bukunya tidak sama dengan tahun takwim, SPT Tahunan harus disampaikan paling lambat 3bulan setelah tahun buku berakhir.

10. Sanksi Administrasi Denda Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT

Menurut Pasal 7 Ayat 1 UU KUP No 2, sanksi administrasi terlambat atau tidak menyampaikan SPT adalah : a. Rp. 500.000,- untuk Surat Pemberitahuan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai PPN; b. Rp. 100.000,- untuk Surat Pemberitahuan SPT Masa lainnya; c. Rp.1.000.000,- untuk Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Pajak Penghasilan PPh Wajib Pajak Badan dan Rp. 100.000,- untuk Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi.

C. E-FILING

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

5 119 74

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 59 110

Tata Cara Pengisian Dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

26 327 61

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Mekanisme Administrasi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (SPT PPH OP) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Barat

0 48 61

Analisa Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

0 57 56

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

0 0 10

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 11