2. Mengisi formulir pajak dengan tepat.
3. Menghitung pajak dengan jumlah pajak yang benar.
4. Membayar pajak tepat pada waktunya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya dan
menghindari tindakan yang mengakibatkan penerimaan negara menjadi berkurang. Wajib Pajak tidak dapat disebut sebagai Wajib Pajak yang patuh apabila ia tidak
memenuhi seluruh kewajiban perpajakanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Pentingnya Kepatuhan Perpajakan
Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang penting dalam negara dalam membiayai pengeluaran yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran,
penyeludupan dan pelalaian pajak. Pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan negara berkurang. Oleh karena itu, pemerintah harus
melakukan usaha untuk memungut pajak dari masyarakat dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat membayar pajak.
Kepatuhan membayar pajak sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Semakin tinggi pengetahuan masyarakat maka akan
semakin mudah bagi pemerintah untuk menyadarkan masyarakat, bahwa dalam kehidupan tidak ada satupun yang dapat diperoleh tanpa membayar, atau
mengorbankan sesuatu. Semua yang dinikmati oleh seseorang akan dibayar sendiri oleh yang bersangkutan, atau bisa pula bebannya dialihkan kepada orang lain.
Misalnya, seseorang yang mengendarai sepeda motor pada suatu kota yang belum pernah disinggahi sebelumnya dapat melewati jalan raya yang cukup baik yang
dibangun pemerintah, tanpa harus membayar sejumlah biaya sama sekali. Walaupun orang tersebut tidak mengeluarkan biaya atau pengorbanan untuk ikut serta
membangun jalan tersebut, tetapi Ia dapat menikmatinya secara gratis. Tanpa disadarinya sebenarnya jalan tersebut dibiayai oleh sekelompok masyarakat lain yang
membayar pajak kepada pemerintah, yang mungkin tidak mendapat manfaat langsung dari pembangunan jalan tersebut.
C. Aspek Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat dilihat dari beberapa faktor, misalnya berdasarkan besar kecilnya jumlah Wajib Pajak
terdaftar, peningkatan atau penurunan realisasi penerimaan pajak dan kepatuhan dalam pelaporan SPT pajak. Berikut ini Penulis akan membahas lebih dalam
mengenai aspek kepatuhan Wajib Pajak berdasarkan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan kepatuhan dalam pelaporan SPT sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh
dari KPP Pratama Binjai. Sebelum itu penulis akan menjelaskan terlebih dahulu beberapa cara dalam
penyampaianpelaporan SPT yang dilakukan selama ini oleh wajib pajak,serta beberapa perbedaan yang melekat di dalam hal pelaporan SPT tersebut.
1. Penyampaianpelaporan SPT
Penyampaianpelaporan SPT dilakukan dalam 2 cara,yaitu : a.
Secara Manual b.
Melalui elektronik e-Filing
2. Perbedaan pendaftaran secara manual dan e-Filing
a. Secara manual: 1 Pendaftaran dilakukan langsung di KPP setempat.
2 WP mendaftar di KPP lokal terlebih dahulu kemudian mendapat NPWP dari pusat.
b. Secara elektronik: 1 WP tidak secara langsung dilakukan di KPP setempat.
2 WP mendaftar untuk mendapat NPWP kemudian meminta konfirmasi dari KPP setempat.
3. Perbedaan SPT Manual dengan e-Filing
a. Secara manual 1. Dilaporkan melalui berkas SPT yang dikirim oleh KPP dalam
bentuk kertas. 2. Disampaikan semua SPT termasuk lampiran-lampirannya langsung
ke KPP.
b. Secara elektronik 1. Dilaporkan melalui media elektronikaplikasi SPT yang telah
disediakan oleh DJP. 2. Lampiran-lampiran disampaikan melalui media elektronik kemudian
induk SPT disampaikan ke KPP.
D. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak