E-FILING Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

C. E-FILING

1. Pengertian e-Filing

E-filing adalah layanan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang berfungsi agar Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT pajak beserta lampirannya secara online dan real time dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet. Penyampaian SPT secara elektronik ini dilakukan melalui perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditentukan oleh Dirjen Pajak. Sebelum teknologi e-filing ini diberlakukan setiap Wajib Pajak harus datang secara langsung ke kantor pajak pada hari kerja untuk melakukan pelaporan SPT pajaknya. Tetapi setelah adanya teknologi e-filing maka Wajib Pajak dapat melaporkan SPT pajak selama 24 jam penuh setiap harinya. Karena perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak selalu beroperasi setiap saat. 2. Dasar Hukum e-Filing Secara umum, penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui E-filing diatur melalui Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26PJ2012 tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelohan Surat Pemberitahuan Tahunan. Secara khusus, penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui e-Filing pada situs Direktorat Jenderal Pajak diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-39PJ2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara e-Fling Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak www.pajak.go.id tanggal 23 Desember 2011 serta Peraturan Direktur Jenderal Pajak terbaru, Nomor PER-1PJ2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak www.pajak.go.id Saat ini aplikasi e-filing melalui situs Direktorat Jenderal Pajak baru dapat memfasilitasi pelaporan formulir 1770S dan 1770SS, sedangkan formulir lainnya dapat dilaporkan melalui Penyedia Jasa Aplikasi Application Service Provider- ASP. Untuk menggunakan aplikasi E-filing melalui situs Direktorat Jenderal Pajak silahkan klik efiling.pajak.go.id. Aplikasi e-filing yang disediakan melalui Penyedia Jasa Aplikasi Application Service Provider-ASP yang telah ditunjuk oleh Dirketorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut : 1. http:www.pajakku.com 2. http:www.laporpajak.com 3. http:www.spt.co.id

3. Fungsi e-Filing

Untuk menjawab dan menyikapi meningkatnya kebutuhan komunitas wajib pajak yang tersebar di seluruh Indonesia akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas, Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan sebuah Surat Keputusan No. 88 mengenai pelaporan SPT secara elektronik pada bulan Mei 2004. Tujuan utama layanan pelaporan pajak secara e-Filing ini adalah : a. Membantu para Wajib Pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik via internet kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukannya dari rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak badan dapat melakukannya dari lokasi kantor atau usahanya. Hal ini akan dapat membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses dan melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu. b. Dengan cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berarti juga akan memberikan dukungan kepada Kantor Pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan juga akurasi data, distribusi dan pengarsipan laporan SPT. c. Saat ini tercatat lebih dari 10 juta Wajib Pajak di Indonesia, dengan cara pelaporan yang manual tidak mungkin akan dapat ditingkatkan pelayanan terhadap para WP tersebut. Maka dengan e-Filing dimana sistem pelaporan menjadi mudah dan cepat, diharapkan jumlah Wajib Pajak dapat meningkat lagi dan penerimaan negara tercapai.

4. Batas Waktu PenyampaianPelaporan

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05 PJ. 2005 Pasal 6 dijelaskan bahwa: a. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 dua puluh empat jam sehari dan 7 tujuh hari seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat. b. Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penyampaian SPT secara e-filing ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Selain itu ditegaskan juga bahwa dalam pelaporan SPT secara e-filing, batas waktu pelaporan tetap berlaku meskipun hari tersebut merupakan hari libur nasional. Hal ini berbeda dengan penyampaian SPT secara manual non elektronik dimana batas waktu pelaporan yang berlaku dimajukan satu hari sebelum hari libur nasional.

5. Prosedur pelaporanpenyampaian Surat Pemberitahuan melalui e-filing

Ada beberapa langkah atau prosedur yang harus dilakukan oleh Wajib jika SPT pajaknya akan disampaikan secara e-filing. Prosedur penyampaian SPT secara e-filing ini diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05 PJ. 2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik e- filing Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP. Tahapan-tahapan tersebut antara lain: a. Langkah Pertama: Mengajukan Permohonan Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak sebelum dapat menyampaikan SPT secara e-filing adalah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak bersangkutan terdaftar. Surat permohonan ini disampaikan oleh Wajib Pajak untuk mendapatkan Electronic Filing Identification Number e-FIN sebagai identitas bagi Wajib Pajak yang akan melaporkan SPTnya secara elektronik. Pasal 1 1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05 PJ. 2005 menyatakan bahwa “Electronic Filing Identification Number e-FIN adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik e- Filing.” Surat permohonan yang diajukan tersebut harus dilengkapi dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Dirjen Pajak. Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 3 2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep- 05 PJ. 2005: Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar sesuai dengan contoh surat permohonan sebagaimana tersebut pada Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, dengan melampirkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak atau Surat Keterangan Terdaftar dan dalam hal Pengusaha Kena Pajak disertai dengan fotokopi Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. b. Langkah Kedua: Registrasi ke ASP Setelah mendapatkan e-FIN maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak adalah mendaftar atau registrasi ke salah satu ASP yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak. Apabila registrasi tersebut telah berhasil maka ASP bersangkutan akan mengirimkan: 1 User ID dan Password. 2 Prosedur penyampaian SPT secara elektronik e-filing. 3 Aplikasi e-SPT Surat Pemberitahuan berbentuk elektronik beserta petunjuk penggunaan sesuai dengan jenis-jenis pajak yang diperlukan. 4 Sertifikat Digital Digital Sertificate yang akan terinstal secara otomatis ke dalam komputer yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan registrasi. Sertifikat Digital ini berfungsi untuk: 5 Keamanan dengan melakukan pengacakan data e-SPT encryption. 6 Menjamin integritas data e-SPT dan otentifikasi data e-SPT 7 Mencegah penyangkalan non-repudiation. Sertifikat ini diberikan secara otomatis oleh sistem yang ada di KPP dan umumnya hanya bisa digunakan untuk ASP yang bersangkutan. c. Langkah Ketiga: Proses E-Filing Setelah seluruh langkah tersebut terpenuhi maka Wajib Pajak dapat segera menyampaikan SPT nya secara online. Wajib Pajak dapat mengakses website ASP dengan menggunakan login, password dan e-FIN yang telah diperoleh sebelumnya. Setelah itu Wajib Pajak dapat melakukan upload data SPT nya. Jika proses upload data telah selesai, sistem ASP akan mencatat log transaksi Wajib Pajak yang meliputi nama, NPWP, kode Sertifikat Digital, e-FIN, tanggal dan jam proses pelaksanaan e-filing dan akan berhubungan secara langsung dengan system di KPP untuk meneruskan proses penyampaian SPT. Jika sistem yang ada di KPP telah menerima data elektronik SPT Wajib Pajak dengan benar dan lengkap maka sistem ini akan membubuhkan Bukti Penerimaan SPT elektronik di bagian bawah Induk SPT. Bukti Penerimaan ini berisi informasi NPWP, tanggal transaksi, Nomor Transaksi Penyampaian SPT NTPS, Nomor Transaksi Pengiriman ASP NTPA dan nama ASP. d. Langkah Keempat: Proses setelah pelaksanaan e-filing Karena pelaporan dengan tanda tangan basah masih diperlukan maka Wajib Pajak harus melakukan pencetakan print out formulir Induk SPT yang telah dibubuhi bukti penerimaan elektronik. Kemudian Wajib Pajak harus menandatangani induk SPT tersebut dan mengirimkan atau menyampaikannya secara langsung ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Dalam Pasal 7 2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05 PJ. 2005 dijelaskan bahwa: Wajib Pajak dapat menyampaikan induk Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 beserta Surat Setoran Pajak bila ada dan dokumen lainnya yang wajib dilampirkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar secara langsung atau melalui pos secara tercatat, paling lama: 1 14 empat belas hari sejak batas terakhir pelaporan Surat Pemberitahuan dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan sebelum batas akhir penyampaian; 2 14 empat belas hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan setelah lewat batas akhir penyampaian. Artinya print out SPT elektronik dan bukti penerimaan harus disampaikan secara langsung ke KPP dalam waktu 14 hari sejak tanggal penyampaian SPT secara elektronik baik SPT tersebut disampaikan sebelum maupun setelah lewat batas akhir penyampaian.

6. Penyedia Jasa Aplikasi ASP

Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider ASP merupakan suatu perusahaan yang menyediakan sarana dan prasarana bagi Wajib Pajak yang ingin menyampaikan SPT secara elektronik. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05 PJ. 2005 dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa: “Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider ASP adalah perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan Secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak .” Selain sebagai pihak yang menyediakan sarana dalam penyampaian SPT secara elektronik, ASP juga berfungsi sebagai lembaga mediasi atau perantara yang menghubungkan antara Wajib Pajak dengan Aparat Pajak. Selain itu ASP juga dapat memberikan berbagai informasi perpajakan yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak melalui website yang telah disediakan. a. Jenis ASP Salah satu ASP yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak dalam menyediakan fasilitas penyampaian SPT secara e-filing adalah www.laporpajak.com. Website ini merupakan ASP pertama yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak. Selain itu terdapat beberapa ASP yang dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak dalam hal pelaporan SPT nya, yaitu: 1 www.pajakku.com 2 www.spt.co.id 3 www.layananpajak.com 4 www.pajakmandiri.com 5 www.onlinepajak.com 6 www.setorpajak.com 7 www.taxreport.web.id Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05 PJ. 2005 dalam Pasal 7 6 menyatakan bahwa : “Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP wajib memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa Surat Pemberitahuan beserta lampirannya yang disampaikan secara elektronik dijamin kerahasiaannya, diterima di Direktorat Jenderal Pajak secara lengkap dan real time serta diakui oleh pihak Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak.” Artinya pada saat Wajib Pajak melaporkan SPT melalui salah satu ASP yang telah disediakan maka informasi perpajakan dan identitas Wajib Pajak akan tersimpan dalam sistem ASP yang digunakan. Oleh karena itu pihak ASP wajib memberi jaminan akan kerahasiaan informasi Wajib Pajak tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

7. Ketentuan Tarif E-Filing

Sistem e-filing merupakan sarana yang diciptakan oleh Pemerintah untuk memudahkan Wajib Pajak dalam hal penyampaian Surat Pemberitahuan. Namun dalam prakteknya, Pemerintah masih membutuhkan pihak lain yakni perusahaan swasta sebagai penyedia fasilitas website yang dapat digunakan oleh Wajib Pajak untuk menyampaikan SPT pajaknya. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP merupakan perusahaan swasta komersial yang dalam kegiatan jasanya mengenakan tarif tertentu terhadap setiap Wajib Pajak yang memanfaatkan sarana website yang disediakan. Adapun ketentuan tarif jasa e-filing yang dikenakan kepada Wajib Pajak adalah: a. Tarif jasa e-filing untuk setiap Wajib Pajak adalah sama dan tidak tergantung besar utang pajaknya b. Tarif yang dikenakan untuk jasa e-filing tersebut adalah: 1 Biaya registrasi atau pendaftaran 1 x selamanya dikenakan tarif sebesar Rp. 50.000,-. 2 Biaya keanggotaan sebesar Rp. 200.000,- pertahun. 3 Biaya pengiriman data submission sebesar Rp. 40.000,- untuk semua pasal setiap pengiriman tidak termasuk pembetulan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tarif jasa e-filing yang dikenakan merupakan biaya kepatuhan Wajib Pajak yang harus dipenuhi dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Biaya kepatuhan pajak tersebut merupakan biaya tetap fixed cost karena tarif yang dikenakan adalah sama untuk setiap Wajib Pajak tanpa memperhitungkan besarnya jumlah utang pajak. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 yang tercantum dalam Pasal 3 5a, dijelaskan bahwa “Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaks ud pada ayat 4, dapat diterbitkan Surat Teguran.” BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Pengertian Kepatuhan Perpajakan Tax Compliance Menurut Peraturan Keuangan Nomor 192PMK.032007 bahwa wajib pajak dengan kriteria tertentu yang selanjutnya disebut dengan wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT; 2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak; 3. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama 3 tiga tahun berturut-turut; dan 4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidan di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kukuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 lima tahun terakhir. Menurut Norman D. Nowak dikutip oleh Zain Mohammad dalam buku Manajemen Perpajakan 2007:31, wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Wajib pajak paham atau berusaha memenuhi ketentuan perundang-undangan perpajakan. 45 2. Mengisi formulir pajak dengan tepat. 3. Menghitung pajak dengan jumlah pajak yang benar. 4. Membayar pajak tepat pada waktunya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya dan menghindari tindakan yang mengakibatkan penerimaan negara menjadi berkurang. Wajib Pajak tidak dapat disebut sebagai Wajib Pajak yang patuh apabila ia tidak memenuhi seluruh kewajiban perpajakanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Pentingnya Kepatuhan Perpajakan

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

5 119 74

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 59 110

Tata Cara Pengisian Dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

26 327 61

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Mekanisme Administrasi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (SPT PPH OP) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Barat

0 48 61

Analisa Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

0 57 56

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

0 0 10

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 11