Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan hukum yang mengatur tentang praperadilan dalam proses hukum perkara pidana, pada dasarnya mencakup mengenai sejarah pengaturan praperadilan, praperadilan menurut HIR, praperadilan menurut KUHAP dan praperadilan menurut RUU KUHAP. Lembaga Praperadilan sebenarnya diatur dalam Pasal 1 butir 10 jo Pasal 77 KUHAP, dasar praperadilan tersebut diatur dalam Pasal 9 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan kehakiman. 2. Faktor-faktor penyebab kegagalan pemohon praperadilan dapat dilihat dari tiga unsur yaitu faktor substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Faktor substansi hukum mencakup menyangkut peraturan perundang- undangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang mengikat dan menjadi pedoman bagi aparat penegak hukum sehingga menghasilkan suatu produk, mecakup keputusan yang mereka keluarkan, aturan baru yang mereka susun. Struktur hukum merupakan kerangka berfikir yang memberikan definisi dan bentuk bagi bekerjanya sistem yang ada dengan batasan yang telah ditentukan, jadi struktur hukum dapat dikatakan sebagai institusi yang menjalankan penegakan hukum dengan segala proses yang ada didalamnya. Budaya hukum Universitas Sumatera Utara merupakan keseluruhan sikap dari masyarakat dan sistem nilai yang ada dalam masyarakat yang akan menentukan bagaimana hukum itu digunakan, dihindari atau disalahgunakan. 3. Analisis putusan praperadilan dalam praktek hukum perkara pidana, berupa analisis terhadap isi putusan hakim yang memutuskan bahwa putusan praperadilan ditolak atau diterima. Dalam hal putusan praperadilan yang ditolak yaitu berupa pemohon tidak berhasil membuktikan dalil-dalil permohonan tuntutannya dan pemohon tidak memiliki kapasitas hukum yang sah untuk mengajukan permohonan praperadilan. Putusan praperadilan yang diterima yaitu berupa amar putusan hakim yang menyatakan bahwa suatu penangkapanpenahanan dan penghentian penyidikanpenghentian penuntutan dinyatakan tidak sah oleh majelis hakim maka terdakwatersangka dapat dibebaskan, dalam hal ini putusan praperadilan dikabulkan maka pejabat yang melakukan kekeliruan tersebut dapat dituntut ganti kerugian.

B. Saran

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI EKSEPSI DALAM PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1 A TANJUNG KARANG

0 17 12

ANALISIS PUTUSAN HAKIM DALAM GUGATAN PRAPERADILAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI KUDUS ( TELAAH YURIDIS MENGENAI PUTUSAN HAKIM PRAPERADILAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK )

0 5 95

PENDAHULUAN PERTIMBANGAN PENANGGUHAN PENAHANAN OLEH PENEGAK HUKUM DALAM PROSES PERKARA PIDANA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SLEMAN.

0 4 9

PENUTUP PERTIMBANGAN PENANGGUHAN PENAHANAN OLEH PENEGAK HUKUM DALAM PROSES PERKARA PIDANA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SLEMAN.

0 4 5

PRAPERADILAN SEBAGAI FUNGSI PENGAWASAN HORIZONTAL DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA Praperadilan Sebagai Fungsi Pengawasan Horizontal Dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta Dan Pengadilan Negeri Sragen).

0 1 13

PENDAHULUAN Praperadilan Sebagai Fungsi Pengawasan Horizontal Dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta Dan Pengadilan Negeri Sragen).

0 3 12

PRAPERADILAN SEBAGAI FUNGSI PENGAWASAN HORIZONTAL Praperadilan Sebagai Fungsi Pengawasan Horizontal Dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta Dan Pengadilan Negeri Sragen).

0 1 22

PROSES DAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PADANG.

0 1 8

PERLINDUNGAN HUKUM SAKSI DAN KORBAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA DI PENGADILAN

0 0 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI MAKASSAR

0 0 80