Putusan Praperadilan Ditolak. ANALISIS PUTUSAN PRAPERADIIAN DALAM PRAKTEK HUKUM

2007 yang menyatakan pada pokoknya terdakwa Erik Mulia Wijaya terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja atau tanpa menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik orang lain untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka sudah sesuai menurut hukum apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini menyatakan gugatan praperadilan pemohon ditolak. Dari ketiga putusan praperadilan sebagaimana yang telah diuraikan diatas, 2 dua diantaranya ditolak dan 1 satu diterima. Putusan praperadilan yang ditolak dalam prakteknya terhadap penggunakan upaya paksa hanya menitikberatkan kepada pemeriksaan formil administratif, dimana penggunaan upaya paksa dinilai absah bila didasarkan pada selembar surat tanpa ditinjau lebih dalam apakah telah terpenuhi syarat materiil dan telah dilakukan prosedur yang benar, seperti dalam putusan Pengadilan Negeri Nomor 29Pra.pid2007PN.Mdn. Dengan demikian, meskipun putusan praperadilan telah mencerminkan penegakan hukum dan keadilan, akan tetapi juga tidak jarang putusan praperadilan tidak pada landasan yang kuat sebagaimana diatur dalam Pasal 77 KUHAP.

B. Putusan Praperadilan Ditolak.

Amar putusan praperadilan yang menyatakan bahwa permohonan praperadilan ditolak pada dasarnya berupa pemohon tidak berhasil membuktikan dalil-dalil permohonan tuntutannya. Penolakan tersebut dapat berlaku untuk seluruh Universitas Sumatera Utara permohonantuntutan, dapat juga hanya sebagian permohonantuntutan yang ditolak, berarti yang sebagian dikabulkan. Putusan praperadilan yang ditolak tidak dapat dimintakan banding kecuali terhadap putusan praperadilan yang menetapkan tidak sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan, terhadap putusan tersebut dapat dimintakan putusan akhir ke Pengadilan Tinggi sesuai dengan daerah hukum yang bersangkutan. Adapun putusan praperadilan yang tidak dapat dimintakan banding menurut Pasal 83 ayat 1 KUHAP, yaitu; 1. Putusan yang menetapkan tentang sah atau tidaknya tindakan penangkapan dan atau penahanan Pasal 79 jo Pasal 83 ayat 1 KUHAP; 2. Putusan yang menetapkan tentang sahnya penghentian penyidikan atau tentang sahnya penghentian penuntutan Pasal 80 jo Pasal 83 ayat 2 KUHAP; 3. Putusan yang menetapkan tentang ganti kerugian dan atau rehabilitasi akibat tidak sahnya tindakan penangkapan dan atau penahanan Pasal 81 KUHAP dan atau tindakan lain pemasukan rumah, penggeledahan, penyitaan yang tidak sah menurut hukum dan atau karena kekeliruan mengenai orang atau kekeliruan mengenai hukum yang diterapkan Pasal 82 ayat 3 huruf c, d ayat 4 jo Pasal 95 ayat 2 jo Pasal 97 3 KUHAP. Dengan demikian terhadap putusan praperadilan, pengadilan tinggi bertindak sebagai pengadilan yang memutuskan pada tingkat akhir final, oleh karenanya terhadap putusan praperadilan tidak dapat dimintakan pemeriksaan kasasi. Tidak Universitas Sumatera Utara dimungkinkannya orang meminta pemeriksaan kasasi terhadap putusan-putusan praperadilan akan menyebabkan tidak akan pernah diperoleh suatu kesamaan putusan mengenai suatu peristiwa yang sama di antara pengadilan-pengadilan negeri dan pengadilan-pengadilan tinggi yang ada di Indonesia. 124 Walaupun aturan hukum yang berlaku tidak dikenal praperadilan bisa melakukan peninjauan kembali PK, namun dalam praktek Mahkamah Agung pernah mengabulkan peninjauan kembali terhadap perkara Newmont. Terhadap peninjauan kembali tersebut, Mahkamah Agung memakai asas keadilan, apabila memakai asas kepastian hukum hal tersebut tidak dibolehkan. Dalam prinsip asas kepastian hukum, kejaksaan tidak dibolehkan mengajukan PK, namun dalam praktik kejaksaan dapat mengajukan PK dengan berpedoman pada asas keadilan. Pihak yang diperbolehkan mengajukan PK diatur dalam Pasal 263 KUHAP yaitu dibatasi hanya terpidana dan ahli waris, namun penuntut umum dimungkinkan mengajukan PK dengan berlandaskan pada asas keadilan dengan mengutamakan keseimbangan. 125 Ada tiga alasan kejaksaan memilih PK ketimbang kasasi atau mendeponir kasus 126 yaitu: Pertama, tidak melakukan upaya hokum kasasi dengan pertimbangan Pasal 83 Ayat 2 KUHAP yang menyebutkan terhadap putusan praperadilan yang menetapkan tidak sahnya penghentian penuntutan, putusan akhir ada pada pengadilan tinggi. Kedua, Pasal 45A ayat 2 dari UU No. 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah 124 P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Loc.Cit., halaman 229. 125 http:www.suarapembaharuan.comindex.php?detail=Newsid=22002 MA Pernah Kabulkan PK Praperadilan, diakses tanggal 22 September 2010. 126 http:www.hukumonline.comberitabacahol12161ma-tegaskan-tak-akan-tutup-upaya- kasasi-terhadap-putusan-praperadilan, diakses tanggal 22 September 2009. Universitas Sumatera Utara Agung, yang menyatakan putusan praperadilan tidak dapat dimintakan kasasi. Ketiga, Surat Edaran MA No. 7 tahun 2005 tentang penjelasan Ketentuan Pasal 45A UU No. 5 Tahun 2004 tentang MA menyatakan, perkara yang tidak diajukan kasasi antara lain putusan tentang praperadilan. Menurut Penulis, PK tidak dikenal dalam lembaga praperadilan. Pasal 263 KUHAP tidak bisa dijadikan landasan untuk mengajukan PK karena Pasal 263 KUHAP 127 tersebut sudah berisikan materi bukan membahas soal praperadilan. Undang-Undang MA juga menyebutkan perkara praperadilan hanya sampai di tingkat banding atau tidak bisa diajukan melalui kasasi atau peninjauan kembali. Praperadilan hanya bersifat prosedural, putusan praperadilan bersifat mengikat final and binding karena belum menyentuh pokok perkara. Apabila pokok perkara sudah dilimpahkan ke pengadilan negeri, maka praperadilan akan menjadi gugur. Apabila diajukan kasasi lagi, akan menjadi persoalan tersendiri dengan adanya penumpukan perkara di Mahkamah Agung. 128 Menurut aturan yang berlaku, upaya hukum kasasi terhadap putusan praperadilan tidak dimungkinkan. Namun Mahkamah Agung justru menegaskan tidak akan menutup pintu upaya hukum tersebut. Hal ini ditegaskan oleh Bagir Manan 127 Pasal 263 KUHAP ayat 1 menyatakan: Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hokum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. 128 http:www.hukumonline.comberitabacahol12001dipersoalkan-pembatasan-upaya- hukum-terhadap-putusan-praperadilan, diakses tanggal 22 September 2009. Universitas Sumatera Utara yang menyatakan bahwa Mahkamah Agung tidak akan menutup pemeriksaan putusan praperadilan di tingkat kasasi. 129 Keadaan seperti itu bukan hanya bersifat merugikan bagi adanya suatu kepastian hukum, melainkan juga dapat membuat apa yang disebut praperadilan itu menjadi suatu lembaga yang tidak ada artinya sama sekali bagi para pencari keadilan yang merasa hak-haknya telah dilanggar oleh para penegak hukum, karena putusan- putusan dari para hakim praperadilan itu seolah-olah menjadi digantungkan pada pertimbangan pribadi dari para hakim yang bersangkutan tanpa adanya sesuatu yang dapat mereka gunakan sebagai pedoman untuk mengambil suatu putusan. 130 Dalam hal putusan praperadilan yang ditolak dengan dasar pemohon tidak dapat membuktikan dalil-dalil permohonan tuntutan, hakim dalam pengadilan negeri medan juga dapat menolak putusan praperadilan dalam hal pemohon tidak memiliki kapasitas hukum yang sah untuk mengajukan permohonan praperadilan. Maksud tidak memiliki kapasitas hukum yang sah ini adalah bahwa pemohon yang mengajukan praperadilan ini bukan merupakan tersangka, keluarganya atau penasehat hukumnya, sebagaimana yang terdapat didalam Pasal 79 KUHAP yang menyatakan bahwa permohonan pemeriksaan praperadilan tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kepada ketua Pengadilan Negeri dengan menyebutkan alasannya. 129 http:www.hukumonline.comberitabacahol12161ma-tegaskan-tak-akan-tutup- upaya-kasasi-terhadap-putusan-praperadilan, diakses tanggal 22 September 2009. 130 .A.F. Lamintang dan Theo Lamintang., hlm 230. Universitas Sumatera Utara Selain itu, pihak-pihak yang berhak mengajukan permohonan praperadilan yaitu penyidik, penuntut umum, pihak ketiga yang berkepentingan. Maksud pihak ketiga yang berkepentingan disini yaitu bisa saksi korban atau saksi yang menjadi korban tindak pidana, pelapor atau pengadu mengenai terjadinya peristiwa tindak pidana. 131 Dengan demikian, pemohon yang memiliki kapasitas hukum yang sah untuk mengajukan permohonan praperadilan haruslah sesuai dengan yang diatur oleh undang-undang.

C. Putusan Praperadilan dikabulkanditerima

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI EKSEPSI DALAM PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1 A TANJUNG KARANG

0 17 12

ANALISIS PUTUSAN HAKIM DALAM GUGATAN PRAPERADILAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI KUDUS ( TELAAH YURIDIS MENGENAI PUTUSAN HAKIM PRAPERADILAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK )

0 5 95

PENDAHULUAN PERTIMBANGAN PENANGGUHAN PENAHANAN OLEH PENEGAK HUKUM DALAM PROSES PERKARA PIDANA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SLEMAN.

0 4 9

PENUTUP PERTIMBANGAN PENANGGUHAN PENAHANAN OLEH PENEGAK HUKUM DALAM PROSES PERKARA PIDANA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SLEMAN.

0 4 5

PRAPERADILAN SEBAGAI FUNGSI PENGAWASAN HORIZONTAL DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA Praperadilan Sebagai Fungsi Pengawasan Horizontal Dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta Dan Pengadilan Negeri Sragen).

0 1 13

PENDAHULUAN Praperadilan Sebagai Fungsi Pengawasan Horizontal Dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta Dan Pengadilan Negeri Sragen).

0 3 12

PRAPERADILAN SEBAGAI FUNGSI PENGAWASAN HORIZONTAL Praperadilan Sebagai Fungsi Pengawasan Horizontal Dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta Dan Pengadilan Negeri Sragen).

0 1 22

PROSES DAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PADANG.

0 1 8

PERLINDUNGAN HUKUM SAKSI DAN KORBAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA DI PENGADILAN

0 0 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI MAKASSAR

0 0 80