LATAR BELAKANG Adsorpsi β-Karoten yang Terkandung Dalarn Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Menggunakan Adsorben Karbon Aktif

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia, memberikan kontribusi sekitar 27,0 Mton 48,79 dari dunia pada tahun 2012. Sampai saat ini sebagian besar komponen non-minyak belum dimanfaatkan secara optimal. Bahkan, limbah industri kelapa sawit masih memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Banyak produk samping pengolahan kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai bahan dasar industri oleokimia, salah satunya adalah -karoten yang dibutuhkan dalam industri makanan, farmasi, dan kosmetik [1]. Selain karotenoid, terdapat pula komponen minor dalam minyak sawit mentah yaitu, tokoferol, tokotrienol, sterol, fosfolipid, squalen, dan tripterpenik dan hidrokarbon alifatik. Karotenoid, tokoferol, dan tocotrienol adalah komponen kecil yang paling penting. Bersama-sama, mereka memberikan kontribusi untuk stabilitas dan sifat gizi minyak kelapa sawit. Karotenoid memberikan warna oranye-merah pada karakteristik minyak mentah kelapa sawit. α- dan -karoten, yang memiliki kadar vitamin A yang diubah menjadi vitamin A in vivo. Tokoferol dan tokotrienol adalah vitamin isomer E dan merupakan antioksidan potensial yang memberikan stabilitas oksidatif minyak. Beberapa komponen non-gliserida di dalam minyak kelapa sawit mentah, seperti asam lemak bebas, kelembaban, kotoran, dan logam, merugikan stabilitas minyak, sedangkan senyawa aromatis mengurangi palatabilitasnya. Oleh karena itu minyak mentah, perlu menjalani proses pemurnian di mana senyawa yang tidak diinginkan dihilangkan, sehingga rendemen minyak lebih stabil [2]. Menurut Standar Malaysia [3], warna minyak sawit mentah atau dinetralkan harus terang, jelas dan oranye-merah. Dalam industri minyak nabati untuk mengurangi kandungan -karoten sesuai dengan standar kualitas industri, banyak -karoten yang harus dibuang [1]. Minyak kelapa sawit mentah CPO adalah sumber karotenoid terkaya di dunia dari alam dalam bentuk retinol pro-vitamin A. Karotenoid yang terkandung sekitar 15 sampai 300 kali lebih banyak retinol dibanding yang Universitas Sumatera Utara terdapat pada wortel dan sayuran berdaun hijau, yang memiliki jumlah yang signifikan dari pro-vitamin A. Berbagai metode pengambilan karotenoid dari minyak kelapa telah dilakukan. Termasuk saponifikasi, proses adsorpsi, ekstraksi pelarut selektif, dan proses transesterifikasi yang diikuti oleh distilasi [4]. Kebutuhan karotenoid dunia mengalami peningkatan setiap tahun, terutama untuk makanan, pakan ternak dan obat-obatan [1]. Karotenoid termasuk golongan hidrokarbon, tersebar luas di alam dan merupakan pigmen penting dalam kehidupan organisme. Karotenoid terkandung di dalam wortel, labu, kentang manis, tomat, buah-buahan yang berwarna hijau gelap, kuning oranye, dan merah, sayuran dan beberapa minyak sayur, dimana minyak sawit dan produk-produk minyak sawit diketahui mengandung konsentrasi karotenoid paling tinggi [5]. Terlepas dari implikasi gizi utama ini, karotenoid memiliki sifat antioksidan yang signifikan. Kedua α dan -karoten, merupakan antioksidan penting. Karotenoid juga memiliki kemungkinan efek penghambatan pada pengembangan dari jenis kanker tertentu. Peran mereka dalam menghambat proliferasi beberapa jenis kanker, seperti oral, kanker faring, paru-paru, dan perut, telah diteliti [2]. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengambil -karoten. Penelitian mengenai kesetimbangan, kinetika dan termodinamika dari proses adsorpsi karoten dan fosfor dari minyak kelapa sawit menggunakan bleaching earth yang telah diaktivasi. Namun, penelitian ini memerlukan temperatur yang tinggi untuk menyerap karoten dan fosfor, penggunaan proses ini pada industri perlu dipertimbangkan kembali, melihat faktor-faktor lain, seperti reaksi samping yang tidak diinginkan [6], penelitian mengenai mekanisme penghilangan warna dari minyak nabati dengan proses adsorpsi -karoten menggunakan asam sepiolit yang telah diaktivasi [7] dan penelitian mengenai kinetika penyerapan pigmen - karoten dari minyak sawit menggunakan tanah liat alami yang dimodifikasi [8]. Dalam penelitian ini, untuk mengambil -karoten dari minyak kelapa sawit digunakan proses adsorpsi menggunakan adsorben karbon aktif serta mendapatkan model adsorpsi isoterm. Universitas Sumatera Utara

1.2 PERUMUSAN MASALAH