Warna pada minyak kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang mendapat perhatian khusus, karena minyak kelapa sawit mengandung warna-warna yang
tidak disukai oleh konsumen. Zat warna dalam minyak kelapa sawit terdiri dari dua golongan yaitu :
1. Zat warna alamiah. 2. Zat warna dari hasil degradasi zat warna alamiah [18].
Industri kelapa sawit dan konsumen tidak menginginkan minyak dengan warna yang pekat atau tidak memiliki warna [19]. Warna standar untuk minyak
kelapa sawit sesuai dengan Standar Malaysia [3] adalah warna minyak sawit mentah atau dinetralkan harus terang, jelas dan oranye-merah.
2.2 METODE- METODE PEMISAHAN β-KAROTEN DARI CPO
2.2.1 Ekstraksi Fluida Superkritis
Ekstraksi fluida superkritis adalah ekstraksi yang efisien, yaitu teknik untuk ekstraksi bahan padat dan fraksinasi campuran cair untuk pemisahan
senyawa aktif dari tanaman. Pada metode konvensional ekstraksi dilakukan pada suhu tinggi yang dapat menghilangkan zat yang berharga. Ekstraksi fluida
superkritis adalah teknik pemisahan lanjutan berbasis pada kekuatan pelarut gas berdasarkan titik kritisnya. Teknik ini juga lebih ramah lingkungan dari pada
metode konvensional lainnya. Senyawa murni dikatakan fluida superkritis jika
suhu dan tekanannya lebih tinggi dari nilai kritis Tc dan Pc masing-masing. Karbon dioksida dan 1,1,1,2-tetrafluoroetana adalah senyawa yang paling sering
digunakan sebagai cairan superkritis yang merupakan pelarut ideal untuk mengekstraksi
bahan termal yang sensitif. Karbon dioksida merupakan zat yang tidak berbahaya dan tidak mudah terbakar. Metode pemisahan karoten secara
konvensional dengan menggunakan ekstraksi pelarut memakan waktu yang lama karena memerlukan langkah-langkah ekstraksi multi tahap dan membutuhkan
sejumlah besar pelarut organik yang mahal dan berbahaya. Berbagai metode untuk mengekstraksi karoten dari minyak kepala sawit telah dikembangkan. Teknologi
ekstraksi fluida superkritis menggunakan CO
2
dan 1,1,1,2-tetrafluoroetana sebagai
pelarut diperkenalkan untuk mencegah degradasi karoten selama ekstraksi. Biasanya ekstraksi dan pemulihan dari karoten memberikan nilai tambah yang
signifikan pada minyak [15].
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Pemisahan dengan Membran
Proses pemisahan membran telah semakin banyak diadopsi oleh industri makanan, terutama untuk jus buah dan untuk konsentrasi protein susu. Baru-baru
ini, metode membran mengalami peningkatan dalam hal pengaplikasian membran untuk pengolahan minyak nabati, sebagai pengganti dari beberapa proses
konvensional. Penerapan teknologi membran sebagai metode pemisahan, untuk konsentrasi dan pemurnian senyawa telah dikenal luas di industri proses, termasuk
dalam industri makanan. Untuk saat ini, penggunaan membran dalam teknologi minyak belum sepenuhnya diterapkan. Namun, teknologi ini menunjukkan potensi
yang besar untuk penyulingan minyak nabati dan memiliki banyak keuntungan jika dibandingkan dengan proses konvensional yaitu, menggunakan suhu yang
rendah, retensi gizi yang diinginkan dan tidak ada produksi limbah. Penggunaan
membran memberikan kualitas yang tinggi pada minyak nabati, sesuai dengan tuntutan pasar dan ekologis yang benar dan ramah lingkungan, dengan
mengurangi produksi limbah dan penghematan air yang signifikan [20].
2.2.3 Adsorpsi Menggunakan Adsorben