BAB III METODE PENELITIAN
A. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian dimulai bulan November 2009 dan dilakukan di PT. Cahaya Gunung Sakti, yang bertempat di Jalan Jendral S.Parman Kompleks MBC
Medan Bisnis Center Blok A-1.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ada 2 dua, yaitu :
1 Data Primer
Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui media perantara.
Indriantoro dan Supomo,2006:146 yaitu berupa data piutang dan laporan keuangan perusahaan selama dua tahun terakhir.
2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung berkaitan dengan penelitian tersebut. Indriantoro dan Supomo,2006:147 yaitu berupa struktur
organisasi perusahaan .
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan
pihak responden untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan melaksanakan penelitian.
2. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamati
langsung terhadap dokumen-dokumen yang dikumpulkan selama penelitian.
D. Metode Analisa Data
Analisa data dilakukan mengunakan : 1. Metode deskriptif, yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun,
mengklasifikasikan dan menganalisa data sehingga memberikan keterangan lengkap bagi masalah yang dihadapi.
2. Metode Komperatif, yaitu suatu metode analisis yang dilakukan dengan melihat prosedur kerja yang ada di perusahaan. Kemudian
diambil suatu kesimpulan selanjutnya diberikan saran dari hasil kesimpulan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Cahaya Gunung Sakti Medan adalah perseroan terbatas yang berkedudukan di Jl. Jendral S. Parman Kompleks Medan Bisnis Center MBC
Blok A-1 dan PT. Cahaya Gunung Sakti didirikan berdasarkan Akte No. 74 tanggal 29 April 1999 yang dibuat dihadapan Aida Sri Fatriani, SH, pengganti
sementara dari Notaris Aniswar Yanis, SH, Notaris di Medan. Akte pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia, No.C-
19014.HT.01.01.TH.00, tanggal 19 November 1999. PT. Cahaya Gunung Sakti Medan ini memiliki pabrik es di daerah
Tanjung Beringin. Pendirian pabrik es ini dikarenakan kebutuhan petani tambak dan nelayan di Kabupaten Langkat. Selama ini Kabupaten Langkat hanya ada satu
pabrik es yaitu Bintang Mas dengan kapasitas produksi 1.600 batang per hari. Kekurangan kebutuhan es selama ini dipasok dari kota Medan dan langsa
sehingga peluang kebutuhan es ini yang mendasari PT. Cahaya Gunung Sakti Medan untuk membuka usaha pabrik es di Kabupaten Langkat dengan kapasitas
produksi 928 batang per hari. PT. Cahaya gunung Sakti pada saat ini dipimpin oleh seorang direktur yang bernama Kianto, SE, serta membawahi 42 orang
tenaga kerja baik yang berkerja dikantor yang di Jl. Jendral S. Parman Kompleks MBC Blok A-1 maupun pabrik di Tanjung Beringin.
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam mencapai kualitas dan kuantitas produk yang direncanakan, maka pihak
perusahaan membuat struktur perusahaan dan pabrik pengelolaan es batangan seefektif mungkin. Dengan membuat pembagian tugas yang jelas antara satu
bagian dengan bagian lainnya. Sehingga fungsi, kewajiban dan hak-hak masing- masing karyawan dapat dijalankan dengan efektif dan efisien.
Susunan organisasi perusahaan akan dipersiapkan seefisien mungkin dan didasarkan kepada masing-masing ungsi yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan yang ditetapkan. Uraian tugas dan tata kerja personil organisasi perusahaan PT. Cahaya
Gunung Sakti Medan adalah sebgai berikut : a.
Komisaris Komisaris adalah wakil dari para pemegang saham yang mempunyai fungsi
untuk menetapkan garis-garis kebijaksanaan bersama direksi dan seluruh kegiatan perusahaan.
b. Direksi
Secara umum merupakan: 1
Penanggung jawab tertinggi terhadap segala kegiatan perusahaan baik intern maupun ekstern yang juga merupakan koordinasi tertinggi dalam
menjalankan perusahaan ketujuan yang dikehendaki. 2
Berfungsi untuk prevoir mempersiapkan. Organizer menyusun, Commander mengarahkan, dan Controller mengendalikan.
Universitas Sumatera Utara
Direksi sesuai dengan fungsinya harus mampu membuat garis-garis pokok kebijaksanaan dalam program kegiatan, menyusun organisasi, member
komando serta penugasan kepada para pelaksannya dan memimpin pelaksanan tersebut, mengkoordinasi kegiatan-kegiatan pelaksanaan dan
memeriksa apakah tindakan-tindakan yang dilakuakn sesuai dengan penugasan serta petunjuk yang diberikan. Direksi sebagai pimpinan puncak
dapat melimpahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab pada para bawahan dan mempunyai tugas-tugas utama sebagi berikut :
1 Menetapkan kebijaksanaan perusahaan, baik keluar maupun kedalam.
2 Memimpin dan mengawasai seluruh kegiatan kerja, aktivitas perusahaan,
ketentuan kebijaksanaan lainnya yang telah disepakati bersama antara dewan komisaris dan direksi.
3 Memiliki wewenang dan tanggung jawab tertinggi dalam mengambil
keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional maupun dalam pengembangan perusahaan dalam batas yang ditentukan.
4 Bertindak atsa nama perusahaan dalam mengadakan hubungan yang saling
menguntungkan dengan perusahaan lain. 5
Menyampaikan laporan pertanggung jawaban yang ditungkan dalam laporan laba rugi, laporan neraca perusahaan dan lain-lain kepada rapat
dewan komisaris yang dihadiri oleh para pemegang saham. 6
Mengkoordinasi seluruh kegiatan perusahaan. c.
Manajer Pabrik Tugas dan kewajiaban manajer pabrik antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1 Melaksanakan, mengatur dan mengawasi rencana pekerjaan administrasi
pabrik seperti perawatan bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan dan juga produksi yang disesuaikan oleh rencana yang digariskan oleh rencana
yang digariskan oleh perusahaan. 2
Menyusun dan melaksanakan jadwal rencana pemeliharaan dan perawatan pabrik yang disesuaikan dengan petunjuk teknis syarat-syarat yang
ditetapkan. 3
Menginventarisir juamlah asset yang ada menurut jenis, unsur dan kondisi serta mendelegasiakan atau mengkonirmasi kepada bagian administrasi
dan keuangan. 4
Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi permintaan dari staf pabrik dan para pekerjanya.
5 Menyusun datar kerja lembur, sesuai dengan kebutuhan dan yang
disesuaikan dengan norma-norma perusahaan. 6
Menjaga suasana kerja yang baik dilingkungan pabrik yang di koordinirnya.
7 Mendelegasikan tugas-tugas lain yang dapat dikerjakan oleh para staf dan
karyawannya. 8
Mengatur mengenai hak-hak dan kewajiban karyawandalam hal cuti tahunan, cuti sakit, izin dan lain-lain.
9 Memberikan bimbingan, petunjuk dan nasehat kepada para bawahan atau
karyawan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
10 Menjalankan sanksi kepada staf, karyawan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di perusahaan. 11
Bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan pabrik yang di koordinirnya.
12 Bertanggung jawab terhadap pengeluaran-pengeluaran uang yang
dipergunakan oleh bawahannya kepada pemilik. d.
Bagian Teknisi Pabrik Tugas dan tanggung jawab bagian teknisi pebrik adalah :
1 Memberikan masukan kepada manajer pabrik dalam menetapkan
kebijaksanaan perusahan khususnya masalah teknik mesin dan peralatan lainnya.
2 Memberikan intruksi untuk pelaksanaan kerja operator
3 Menjaga dan merawat mesin-mesin pabrik agar tetap awet dan sehat
4 Memperbaiki mesin-mesin atau peralatan pabrik yang rusak.
e. Mandor
Tugas dan tanggung jawab mandor adalah : 1
Mengawasi para karyawan yang bekerja dipabrik. 2
Mencatat waktu jam kerja setiap karyawan 3
Membuat laporan hasil kerja karyawan pabrik kepada personalia. f.
Personalia Tugas dan tanggung jawab personalia adalah :
1 Mencari dan menseleksi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan
2 Memberikan arahan dan latihan kepada karyawan baru.
Universitas Sumatera Utara
3 Mengawasi dan mengontrol sikap para karyawan pabrik.
4 Mengatur dan membuat daftar hadir karyawan.
5 Memecat dan memberhentikan karyawan sesuai dengan instruksi manajer.
6 Mengurus masalah hubungan keluar yaitu masalah pajak, orang
pemerintahan, masyarakat setempat dan alin sebagainnya. g.
Pemasaran Tugas dan tanggung jawab pemasaran adalah :
1 Mencari pembeli es untuk perusahaan.
2 Memasarkan es keluar perusahaan yaitu kedaerahan sekitar kabupaten
langkat dan beberapa daerah lainnya yang masih membutuhkan es. 3
Menentukan harga standar penjualan es perusahaan. h.
Keuangan Tugas dan tanggung jawab keuangan adalah :
1 Menerima dan mengeluarkan dana perusahaan sesuai instruksi dari
direktur utama, direktur dan manajer. 2
Mengurus dana perusahaan yang ada di bank-bank. 3
Membayar gaji karyawan. 4
Mengatur system pembayaran hutang perusahaan pada pihak pemasok. i.
Administrasi Tugas dan tanggung jawab administrasi adalah :
1 Mencatat semua transaksi akuntansi yang terjadi dalam perusahaan
2 Membuat laporan keuangan dan laporan akuntansi lainnya.
3 Mengelompokan, mengarsip dokumen dan bon-bon perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
j. Umum
Tugas dan tanggung jawab bagian umum adalah untuk mengurus hal-hal umum yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, misalnya mengurus
listrik, air, mobil, memperbaiki bangunan kantor dan lain-lain. 3. Akuntansi Piutang
Piutang yang terjadi dalam PT. Cahaya Gunung Sakti adalah piutang dagang yang disebabkan oleh penjualan kredit. Penjualan kredit yang dilakukan perusahaan
ini dicatat dengan mendebet perkiraan piutang dagang dan mengkredit perkiraan penjualan. Secara teoritis pencatatan piutang seperti ini sudah benar, demikian juga
pencatatan penjualan yang dilakukan petusahaan yaitu pada saat terjadinya perjanjian antara perusahaan dengan pelanggan, meskipun pembayaran dilakukan 2
dua kali yaitu pada saat terjadinya perjanjian dan saat terjadinya kontrak setelah pesanan di antar ke pelanggan.
Penetapan terjadinya transaksi penjualan atau pengakuan pendapatan menurut teori disebutkan adalah pada saat hak atas barang tersebut pindah kepada pembeli,
namun saat pemindahan hak itu dapat berbeda- beda menurut syarat penjualannya. Ini bukan berarti PT. Cahaya Gunung Sakti tidak tepat dalam hal pencatatan
piutangnya, tetapi seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa pencatatan tergantung kepada persyaratan penjualan dimana salah satu persyaratan penjualan perusahaan
adalah bahwa piutang harus dibayar setelah penjualan selesai dilakukan dan pesanan barang diantar paling lama 1 bulan setelah penandatangan kontrak. Jadi jika
perusahaan ini mencatat penjualanpengakuan pendapatan yaitu ketika kontrak disetujui hal ini sudahlah tepat.
Universitas Sumatera Utara
Pencatatan piutang dilakukan pada buku besar piutang dan buku tambahan piutang. Pada bagian akuntansi pencatatan dilakukan pada jurnal penjualan, dan
komputer langsung memposting ke ledger piutang dan sub ledger piutang. Dasar pencatatannya adalah lembar persetujuan kontrak yang dibuat rankap 2, 1 lembar
untuk bagian gudang dan 1 lembar lagi untuk bagian akuntansi. Pada saat diterima pembayaran piutang pesanan telah sampai ke pelanggan, pencatatan dilakukan ke
jurnal peneimaan kas Dan komputer langsung memposting dan mengkredit ledger piutang sub ledger
piutang. Penilaian piutang pada suatu perusahaan merupakan hal yang penting. Hal ini
disebabkan dengan tercantumnya nilai piutang di neraca dapat menunjukan tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Hal ini juga penting untuk melihat bagaimana siklus
perputaran piutang dalam perusahaan atau dengan kata lain bagaimana siklus kecepatan rata- rata waktu peredaran piutang. Untuk melaksanakan penilaian
piutang perlu di teliti piutang yang telah jatuh tempo. Untuk pelanggan yang bankrut dan tidak dapat membayar piutang, perusahaan mempunyai kebijakan
penghapusan piutang. Persetujuan penghapusan piutang ini berada di tangan direktur sebagai pimpinan perusahaan. Nota penghapusan piutang dibuka oleh
bagian penjualanpemasaran yang didalamnya ada alas an penghapusan piutang dengan jelas serta dilampirkan usaha – usaha penagihan yang telah dilakukan.
Lembar 1 untuk bagian penjualan sebagai pertinggal, lembar 2 untuk bagian pembukuan. Bagian pembukuan mengkredit perkiraan piutang tersebut dan
mendebet perkiraan biaya kerugian piutang. Metode penghapusan piutang yang
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan oleh PT. Cahaya Gunung Sakti adalah metode penghapusan langsung. Metode penghapusan piutang seperti ini sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku. Dalam prakteknya PT. Cahaya Gunung Sakti tidak melakukan taksiran
timbulnya biaya kerugian piutang atau taksirean tak tertagihnya piutang sehingga hal ini menyebabkan piutang yang disajikan tidak menggambarkan nilai yang
sebenarnya. Cara ini tidak tepat karena seharusnya perusahaan melakukan taksiran biaya kerugian piutang untuk setiap piutang yang dimiliki oleh perusahaan , ini
adalah cara yang tepat menurut prinsip akuntansi yang berlaku. Penyajian piutang menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, di sajikan
sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat di terima. Dengan demikian maka untuk melaporkan piutang dalam neraca adalah
sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang dapat diharapakan akan dapat ditagih. Karena neraca disusun pada setiap akhir periode maka setiap akhir
tahun perlu dihitung kerugian dari piutang- piutang. Pada PT. Cahaya Gunung Sakti penyajian piutang dineraca hanya menyajikan
nilai piutang bersih saja, sehingga sulit untuk mengetahui berapa jumlah piutang bruto yang sebenarnya, hal ini dikarenakan perusahaan menganut metode
penghapusan piutang langsung. Untuk dapat menggambarkan keadaan yang sewajarnya piutang perlu digolongkan terlebih dahulu, menurut berlakunya waktu
yaitu yang belum jatuh tempo atau yang sudah jatuh tempo. Cara ini disebut dengan analisa umur piutang. Cara ini dilakukan dengan menggolong – golongkan
piutang yang sudah jatuh tempo menjadi beberapa bagian seperti:
Universitas Sumatera Utara
- jatuh tempo 1-30 hari - jatuh tempo 31-60 hari
- jatuh tempo 61-90 hari - jatuh tempo 91-180 hari
- jatuh tempo 181 – 356 hari - jatuh tempo lebih dari 356 hari
berdasarkan penggolongan diatas ditetapkan masing – masing persentase taksiran piutang tak tertagih yang di peroleh dari pengalaman perusahaan, sehingga
persentase piutang dapat diubah sesuai dengan kebijakan perusahaan. Pada akhir tahun perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian atas penyisihan piutang
dagang tersebut. Akuntansi piutang yang akan di uraikan penulis mencakup sistem dan
prosedur yang dicatat atas piutang. Pembukuan piutang yang baik penting untuk menilai piutang setiap pelanggan. Atas dasar kontrak yang disetujui, bagian
akuntansi mencatat penjualan ke dalam pembukuan penjualan beserta dengan down payment yang diterima untuk setiap buku tambahan piutang dan kartu
piutang. Setiap akhir bulan bagian pembukuan memposting buku harian penjualan kedalam buku besar penjualan. Bukti pengantaran dan tanda terima barang oleh
pelanggan dicatat dan disimpan ke dalam arsip. Berdasarkan laporan kas harian yang disampaikan oleh kasir, bagian keuangan mencatat penerimaan piutang
kedalam buku besar piutang dan buku tambahan piutang. Jika bukti penyerahan barang telah di tandatangani oleh pembeli dimana pembeli langsung membayar
pada saat penyerahan barang maka bukti itu di beri tandacap lunas. Hal ini lebih
Universitas Sumatera Utara
memudahkan bagian pembukuan untuk melakukan pengecekan terhadap piutang yang telah lunas.
Jurnal yang kita lakukan untuk mencatat penjualan kredit : Cash ……………………………….. Rp. xxx
AR ………………………………….Rp. xxx Sales ……………………………………. Rp. xxx
Pembayaran piutang ini dapat dilakukan dengan cek, giro, bukti transfer maupun langsung kepada kasir. Atas pembayaran piutang ini perusahaan kemudian
memberikan bukti telah terjadinya pelunasan piutang. Bukti ini digunakan sebagai dasar melakukan pengurangan atas perkiraan piutang. Potongan harga dapat juga
diberikan kepada pelanggan lama yang dinilai baik oleh perusahaan. Potongan harga ini juga dapat diberikan pelanggan yang mengadakan transaksi yang cukup
besar. Sebagai bahan penilaian dan perbandingan dalam menilai piutang pada
perusahaan, penulis menyajikan data piutang dan penjualan selama 2 tahun terakhir tahun 2007 dan 2008 .
Universitas Sumatera Utara
TABEL 4.1 DAFTAR PENJUALAN DAN PIUTANG
Keterangan 2007
2008 Penjualan:
Penjualan Tunai Penjualan Kredit
Total Penjualan
Piutang Dagang : Belum Jatuh Tempo
Sudah Jatuh Tempo Total
Rp. 341.715.000
Rp. 3.417.150.000 Rp. 2.904.577.500
Rp. 871.373.250
Rp. 1.383.945.750 Rp. 512.572.500
Rp. 450.257.875
Rp. .4.202.063.000 Rp. 3.751.805.125
Rp. 786.505.435
Rp. 1.837.279.060 Rp 1.050.773.625
Sumber : PT. Cahaya Gunung Sakti, 2008 Dari data diatas dapat dilihat bahwa PT. Cahaya Gunung Sakti
menggunakan metode penghapusan langsung sehingga tidak memberikan informasi yang tepat bagi pihak yang memakai laporan keuangan karena piutang
yang lewat waktu masih dapat ditagih. Berdasarkan data diatas dapat dilihat adanya kenaikan penjualan kredit
dari tahun 2007 ke tahun 2008 dan piutang yang sudah jatuh tempo mengalami kenaikan, walaupun kenaikannya tidak begitu besar yang berarti bahwa penagihan
piutang yang mengalami penurunan sehingga perlunya peningkatan efektivitas dari bagian penagihan untuk penerimaan kas. Hal ini juga disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
perusahaan telah merubah kebijaksanaan penjualan kreditnya yang menyebabkan umur piutang semakin pendeksingkat, sehingga perputaran piutang itu cepat dan
kemunkinan tertagihnya piutang itu besar. Untuk penyajian piutang dalam neraca pada PT. Cahaya Gunung Sakti
dapat diketahui bahwa perusahaan tidak mengadakan cadangan penghapusan piutang, sehingga penyajian laporan keuangan yang disampaikan tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini perusahaan tidak menetapkan analisa umur piutang yang berguna untuk menentukan besarnya
penyisihan piutang, dimana ini sangat penting untuk dapat melihat prioritas penagihan yang harus dilakukan sesuai dengan umur piutang sampai pada tanggal
jatuh tempo. Jika perusahaan menggunakan metode penyisihan kerugian piutang, maka perusahaan dapat melihat bahwa jika piutang tersebut memang tidak dapat
ditagih ataupun pelanggan pailit, maka perusahaan dapat menghapuskan penyisihan piutang dengan mendebetkan nya dan mengkreditkan piutang
dagangnya sebesar nilai yang dihapuskan. Hal ini dapat dilihat pada lampiran IV. Piutang yang dihapuskan oleh perusahaan pada tahun 2006 adalah sebesar
Rp. 140.005.250. pada saat penghapusan piutang dijurnal sebagai berikut:
Biaya kerugian piutang ………………………Rp. 140.005.250 Piutang usaha……………………………………..Rp. 140.005.250
Namun perusahaan tidak menggunakan metode penyisihan kerugian piutang sehingga di neraca yang tampak hanya jumlah piutang yang diharapkan dapat di
tagih sebesar Rp. 1.496.002.500.
Universitas Sumatera Utara
Dalam tabel 4.1 dapat dilihat jumlah piutang yang sudah jatuh tempo untuk tahun 2007 sebesar Rp. 512.572.500. Jumlah ini merupakan jumlah bersih setelah di
kurangi Rp.140.005.250 besarnya piutang yang dihapuskan, karena perusahaan melihat piutang itu benar – benar tidak dapat di tagih karena pelanggannya pailit.
Penghapusan piutang secara langsung oleh perusahaan dilakukan tanpa menggunakan persentase dari masing – masing umur piutang yang tidak tertagih
tetapi perusahaan langsung menghapus piutang yang umurnya sudah lama dan diperhitungkan tidak dapat tertagih lagi.
Piutang dapat dinilai efektivitas internal controlnya melalui analisis rasio dalam tabel di bawah ini :
Jenis Rasio 2007
2008 Current Rasio
54,79 36,95
Total Debt To Total Assets 55,7
40,1 Networth to total Debt
0.02 Kali
0,05 Kali Longterm debt to equity rasio
166 84,7
Ratio 2,1 Kali
2,04 Kali Average Collectio Period ratio
47 Hari 48 Hari
Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa: ● Current Receivables turnover Rasio
Pada Tahun 2007 PT. Cahaya Gunung Sakti memiliki nilai current rasio sebesar 54,79 ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1;- di jamin oleh aktiva
lancar sebesar Rp. 547 dan pada tahun 2008 current rasio mengalami penurunan
Universitas Sumatera Utara
menjadi 40,1. Dari hasil current rasio dapat dilihat bahwa perusahaan dalam keadaan liquid . Artinya perusahaan masih mampu dalam melunasi kewajiban –
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya dan hal ini terjadi akibat peningkatan piutang lancar PT.Cahaya Gunung Sakti dari
tahun 2007 ke 2008.. ● Total Debt to Total Asset
Pada Tahun 2007 PT.Cahaya Gunung Sakti memiliki total debt to total asset Sebesar 55.7. ini berarti bahwa Rp. 1;- hutang di jamin oleh perusahaan sebesar
Rp. 0,557;- dari seluruh kekayaan atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan . Sedangkan tahun 2008 terjadi penurunan menjadi 40,1. Hal ini di sebabkan
terjadinya peningkatan hutang pada tahun 2007 ke 2008, terutama peningkatan hutang lancar.
● Networt to Total Debt Pada tahun 2007 PT. Cahaya Gunung Sakti memiliki networt to total debt sebesar
0,02 kali ini berarti bahwa setiap Rp. 1 ;- , baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang di jamin Rp. 0.20 oleh modal sendiri. Sedangkan tahun 2008 terjadi
peningkatan sebesar 0,05 kali . Hal ini di sebabkan peningkatan modal sendiri dari tahun 2007 ke 2008.
● Long Term Debt to Equity Pada Tahun 2007 PT.Cahaya Gunung Sakti memiliki Long Term Debt to Equity
sebesar 116. Ini berarti bahwa setiap Rp. 1;- hutang janka panjang di jamin oleh Rp. 1.160 dari keseluruhan modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi
Universitas Sumatera Utara
penurunan menjadi sebesar 84,7. Hal ini di sebabkan oleh penurunan hutang janka panjang dan kenaikan modal sendiri.
● Receivables Turnover Ratio Pada tahun 2007 PT. Cahaya Gunung Sakti memiliki nilai receivables turnpver
ratio sebesar 2,1 kali. Ini berarti dalam satu tahun rata – rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 2,1 kali. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi sedikit
penurunan yaitu sebesar 2,04 kali. Artinya adanya penurunan hutang jangka panjang dari tahun 2007 ke 2008. Penurunan yang terjadi di sebabkan karena
peningkatan piutang dari tahun 2007 ke 2008. ● Average Collection Period
Pada tahun 2007 PT. Cahaya Gunung Sakti memiliki nilai average collection period sebesar 47 hari. Ini artinya rata- rata yang diperlukan untuk mengumpulkan
piutang sebanyak 47 hari. Hal ini menunjukan lamnya periode pengumpulan piutang yang dimiliki perusahaan dan terjadi peningkatan periode penagihan pada
tahun 2008 menjadi sebesar 48 hari. Penambahan hari pengumpulan piutang terjadi disebabkan peningkatan jumlah piutang penjualan kredit dan jumlah piutang yg
terus bertambah dari tahun 2007 ke 2008.
4. Kebijakan Dalam Penjualan Kredit Dalam rangka meningkatkan penjualan untuk memperoleh laba yang tinggi
perusahaan menggunakan berbagai hal. Tetapi semua yang dilakukan oleh perusahaan itu harus dapat melihat sisi yang lain yaitu bagaimana dampaknya
terhadap kelangsungan perusahaan, misalnya jika perusahaan memberikan fasilitas
Universitas Sumatera Utara
kredit untuk penjualan, perusahaan juga harus dapat melihat bagaimana ini berdampak pada timbulnya biaya penghapusan piutang yang munkin tidak tertagih.
a. Prosedur Penjualan Kredit Kebijakan yang dilakukan oleh PT. Cahaya Gunung Sakti mencakup beberapa
hal yang merupakan aspek penting dalam penjualan kredit. ●Dalam melakukan penagihan kepada pelanggan, perusahaan memberikan
tenggang waktu , 2 dua kali pembayaran dalam waktu kurun waktu 2 bulan . Namun melihat kondisi sekarang ini perusahaan menetapkan kebijakan baru yaitu
sisa pembayaran dari total tagihan dilakukan sebanyak dalam 1 kali pembayaran. ● Pemberian discountpotongan juga diberikan kepada pelanggan yang sudah lebih
dari 1 kali membeli dari perusahaan. Demikian juga untuk pelanggan yang melakukan transaksi dalam jumlah yang cukup besar, lebih dari Rp.2.000.000.
untuk pembelian rutin atau pembeli yang setiap hari membeli dalam jumlah yang sama atau lebih perusahaan juga menawarkan kerjasama serta potongan harga.
●Perusahaan dalam memberikan besarnya kredit memperhatikan faktor – faktor 5 C yaitu:
Character : Ini menyangkut aspek moral yang merupakan faktor penting dalam mengevaluasi kredit. Menunjukan kemungkinan atau probabilitas dari langganan
untuk secara jujur berusaha memenuhi kewajiban- kewajibannya. Capacity : Berkaitan dengan penilaian atas kemampuan pelanggan, diukur dari
record di waktu yang lalu di lengkapi dengan observasi secara fisik atas toko, kapal dan cara usaha.
Universitas Sumatera Utara
Capital : Diukur dari posisi keuangan perusahaan secara umum yang di perlihatkan oleh analisa rasio financial yang khususnya dilakukan pada aktiva
material perusahaan. Collteral : diwakili oleh aktiva yang di tawarkan oleh pelanggan sebagai jaminan
kredit yang diberikan. Conditions: menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya
terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam kemampuan pelanggan. Untuk memenuhi kewajibannya.
Ada beberapa alas an perusahaan melakukan penjualan kredit: 1. Karena perusahaan berharap dapat menjual lebih banyak dari pada hanya
menjual secara tunai. Dengan menjual secara kredit perusahaan dapat meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan hanya menjual secara tunai
saja. 2. Manajemen meyakini bahwa pemberian kredit akan mendorong pembeli untuk
membeli sebuah barang atau produk yang kemunkinan tidak akan dibeli jika barang tersebut dijual tunai. Sebagai contoh , pihak pembeli seperti nelayan
kecil yang hendak pergi melaut munkin saja tidak mempunyai dana khusus atau mencukupi untuk melalukan pembelian tunai, dan pada saat penjual
menawarkan ketentuan kredit sehingga nelayan tersebut bersedia melakukan transaksi pembelian.
Awalnya sistem penjualan kredit ataupun transaksi yang dilakukan pada PT. Cahaya Gunung Sakti adalah tunai kas. Namun persaingan yang
kompetitif membuat PT. Cahaya Gunung Sakti untuk melakukan kebijakan
Universitas Sumatera Utara
yaitu produsen penjual kredit. Pada PT. Cahaya Gunung Sakti penjualan kredit dikelompokan menjadi dua 2 kelompok yaitu:
1.Badan usaha atau perusahaan 2. Individu atau orang pribadi.
Ad.1. Produsen penjualan kredit pada badan usaha atau perusahaan. Untuk produsen penjualan kredit pada badan usaha atau perusahaan. Di
mulai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak perusahaan maupun pihak PT.Cahaya Gunung Sakti. Dan biasanya penjualan kredit ataupun
transaksi yang dilakukan kepada perusahaan bukan hanya 1 atau 2 transaksi saja. Dalam arti luas : Pembelian dalam jumlah yang besar dan rutin dalam
jangka waktu yang cukup panjang. Adapun prosedur penjualan kredit untuk perusahaan atau badan usaha meliputi :
● Perwakilan perusahaan akan menegosiasikan mengenai kesepakatan yang prosedur pembelian, discount pembelian, pengantaran barang, penagihan,
pembayaran dan pelunasan kepada manajer pemasaran. ● Kesepakatan, Khususnya untuk tatacara penagihan, pembayaran kredit
dan pelunasan akan di teruskan ke bagian keuangan untuk memeriksa kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan. Kesepakatan itu akan
berupa form permohonan kredit, bagian keuangan akan memperhatikan 5C character, capacity, capital, collateral, dan condition. Jika
dianggap memenuhi semua persyaratan yang ada, maka bagian keuangan akan meneruskan kepada pimpinan untuk mendapatkan
persetujuan terakhir.
Universitas Sumatera Utara
● Untuk pelaksanaan prosedur pekerjaan tekhnisnya bagian pemasaran akan menginformasikan keterangan yang berkaitan dengan banyaknya
pesanan kepada bagian manajer pabrik untuk tindakan lebih lanjut. ● Setelah adanya persetujuan untuk pelaksanaaan teknisnya dan
pembayaran, penagihan, pelunasan kredit. Pesetujuan dituangkan dalam sebuah perjanjian tertulis.
● Pesanan pun diantar berdasarkan perjanjian tertulis, di sertakan surat pengantaran barang dan invoice yang di buat rangkap 3 tiga lembar. 1
lembar copy untuk pelanggan, lembar 2 untuk bagian akuntansi dan administrasi dan lembar 3 untuk penagihan pada saat jatuh tempo.
Ad.2.Prosedur Penjualan kredit kepada individu atau orang pribadi Adapun prosedur penjualan kredit pada individu atau perseorangan tidak
banyak perbedaanya dengan prosedur penjualan kredit pada badan usaha atau perusahaan. Perbedaan yang tampak jelas pada prosedur penjualan
kredit pada individu atau orang pribadi dengan prosedur penjualan kredit kepada badan usaha atau perusahaan adalah tidak di perluakannya negosiasi
yang terlalu panjang dan pemeriksaaan kelayakan pemberian kredit yang cukup memakan waktu. Untuk prosedur lainnya tidak ada bedanya.
b. Sistem Penerimaan Kas
Piutang yang timbul karena produser penjualan kredit tentu memiliki 2 dua
aspek. Positifnya piutang merupakn investasi janka pendek, namun aspek negatifnya adalah piutang berubah menjadi piutang tak tertagih. Oleh karena itu
PT.Cahaya Gunung Sakti akan berupaya semaksimal munkin untuk meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
penerimaan kas. Penerimaan kas meliputi pengumpulan kas, giro dan deposito di bank. Adapun sistem penerimaan kas di PT. Cahaya Gunung sakti yaitu :
1. Penerimaan pembayaran dan pemberian bukti pembayaran kepada pelanggan. Alat pembayaran dapat berupa: uang tunai dan Giro atau cek.
2. Memeriksa dan mencocokkan jumlah pembayaran dengan jumlah tagihan yang tertera di invoice tagihan.
3. Jika pembayaran dengan uang tunai, maka tanda bukti akan di berikan langsung ke pelanggan. Namun jika pembayaran menggunkan giro atau cek. Alat
pembayaran ini akan dikirimkan ke bagian keuangan untuk diperiksakan keabsahannya. Biasanya jika pembayaran yang dilakukan dengan giro atau cek
yang melebihi nominal Rp. 2.000.000 akan diotorisasikan ke bank yang bersangkutan.
4. Setelah melewati pemeriksaan ternyata cek atau giro tidak bermasalah, maka alat pembayaran dianggap sah sebagai alat pembayaran.
5. Bukti pembayaran tersebut di buat rangkap 4 empat. Lembar 1 diserahkan ke pelanggan. Lembar 2 dikirim ke bagian akuntansi dan administrasi. Lembar 3
dikirim ke bagian keuangan. Lembar 4 akan di arsip oleh kasir. 6. Lembar 3 yang dikirim ke bagian akuntansi dan administrasi adalah sebagai
bukti dan informasi yang digunakan dan dicocokkan untuk memperbaharui rekening piutang dan rekening kas.
7. Alat pembayaran yang telah diterima kasir akan disetorkan ke bagian keuangan untuk disetorkan langsung ke bank.
c. Internal Control Pada Piutang
Universitas Sumatera Utara
Piutang merupakan investasi jangka pendek yang menguntungkan. Akan tetapi dalam pelaksanannya mengandung resiko yang cukup berarti. Oleh karena itu
perlunya pengendalian dan pengawasan terhadap piutang. Adapun internal control yang dilakukan oleh PT. Cahaya Gunung Sakti yang di lakukan adalah:
● Pemeriksaan keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang. Jadi dalam hal ini dilakukan oleh bagian keuangan yang akan memeriksa
ketelitian perkiraan saldo piutang dalam jurnal, neraca dan buku besar. ● Pemeriksaan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang yang disajikan dalam neraca antara lain: surat pesanan, surat pengantar barang dan penerimaan barang yang di tandatangani
pelanggan ● Hak kepemilikan atas piutang. Dilakukannya konfirmasi ke pelanggan baik itu
secara tertulis maupun lisan. Ini dilakukan untuk memastikan kepemilikan perusahaan terhadap piutang. Konfirmasi ini dilakukanoleh bagian keuangan.
● Penyajian piutang dalam neraca. Jadi dalam penyajian piutang di neraca akan memperlihatkan klasifikasi piutang yang ada di PT. Cahaya Gunung Sakti.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis menguraikan mengenai piutang, kebijakan penjualan kredit dan akuntansi piutang, maka penulis akan merumuskan kembali dalam bentuk kesimpulan.
Penulis juga akan memberikan saran – saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan.
A. Kesimpulan