B. Perumusan Masalah
Berkenaan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dan melihat besarnya jumlah piutang yang ada di perusahaan dan modal kerja yang tertanam
dalam piutang tersebut, maka masalah akuntansi dalam penilaiannya serta kebijakan dalam penjualan kredit mendapat perhatian utama dari pihak
manajemen agar tujuan perusahaan tercapai seperti yang telah di tetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka Perumusan Masalah yang dapat disimpulkan
Penulis adalah
1. Apakah yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi kenaikan piutang tak
tertagih? 2.
Bagaimana efektivitas internal kontrol Piutang di perusahaan?
C. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan akuntansi piutang, maka penulis lebih menfokuskan penelitiannya pada internal kontrol piutang di dalam perusahaan dan lebih spesifik
terhadap piutang dagang yang tidak tertagih serta di ikuti dengan perhitungan rasio untuk melihat efektivitas internal kontrol piutang pada perusahaan tersebut.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah melihat beberapa permasalahan yang ada, yang menjadi tujuan dalam
penelitian adalah
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi terhadap piutang dalam perusahaan
menurut PSAK 2.
Untuk melihat bagaimana efektivitas internal kontrol piutang yang berjalan di dalam perusahaan
Adapun manfaat dari Penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, dapat memberikan gambaran dan informasi bagi penulis dan
pembaca mengenai penelitian dan penyajian piutang di neraca yang diterapkan dalam perusahaan, sehingga dapat membandingkan dengan teori
yang di peroleh selama perkuliahan. 2.
Bagi perusahaan, untuk masukan berupa saran pada perusahaan agar tercapainya efektifitas internal kontrol piutang
Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis, dan acuan untuk melanjutkan penelitian tentang piutang
perusahaan
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Piutang
Menurut Mas’ud Machfoedz 2007:174 : Adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa
dalam waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode akuntansi tersebut lebih lama dari satu tahun.
Menurut IFRS International Financial Reporting Standart IAS 1 Revised 2009 Presentation of Financial Statements Account Receivable
is amounts owed to the company for services performed or products sold but not yet paid for.
Pihak lain di sini dimaksudkan sebagai orang atau badan usaha di luar perusahaan yang mempunyai hubungan transaksi dengan perusahaan.
Timbulnya tuntutan disebabkan beberapa jenis transaksi yang umumnya berupa penjualan barnag atau jasa yang dilakukan secara kredit. Tuntutan
dalam bentuk uang, misalnya pemberian kredit oleh bank kepada nasabah, pinjaman kepada pegawai perusahaan, pinjaman kepada anak perusahaan
dan sebagainya. Tuntutan dalam bentuk barang dan jasa, misalnya penyerahan atas barang yang telah di lunasi dan penyelesaian atas kontrak
yang telah ditandatangani. Menurut Kousen dan Steve Albert, Piutang dagang sebagai aktiva
lancar, memiliki janka waktu yang singkat yang biasanya dapat dicairkan menjadi kas dalam janka waktu 10-60 hari. Definisi secara lengkap
Universitas Sumatera Utara
menurut Skousen dan Albert 2009:315 : Account receivable are short term, liquid assets that arise fron credit sales to customers. Sometime
called trade receivable, these assets are usually converted to cash within 10 to 60 days”.
Pada penjualan secara kredit antara perusahaan dan pihak langganan biasanya diadakan perjanjian, baik secara tertulis maupun lisan,
pelanggan berjanji akan membayar kepada perusahaan atas nilai semua penyerahan barang atau jasa yang diberikan perusahaan kepadanya. Mulai
saat itu perusahaan mencatat terjadinya penjualan sampai saat kas dapat di tagih diperoleh, maka perusahaan memiliki tuntutan kepada pelanggan
atas nilai barang atau jasa yang telah diserahkan. Piutang juga dapat timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman kepada karyawanpegawai.
Piutang dagang dapat timbulnya dari: a.
Penjualan barang, apabila pemilikan sudah pindah kepada si pembeli, yang pada umumnya apabila barang sudah dikirim kepada langganan dan
pembayaran dilakukan pada saat tagihan jatuh tempo. b.
Penjualan jasa, apabila pekerjaan itu telah selesai dan dalam hal pekerjaan bangunan piutang dapat dihitung dari bahagian pekerjaan yang telah
selesai. Piutang merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat liquid yang biasanya
di konfersikan kedalam kas dalam satu periode kurang dari 1 tahun. Oleh karena ini sangat penting artinya untuk membuat pengendalian piutang,
akuntansi piutang yang meliputi pengakuan, penggolongan, penilaian dan
Universitas Sumatera Utara
pelaporannya serta kebijakan penjualan kredit yang efektif untuk menjamin penagihan piutang yang tepat waktunya dan mengurangi kerugian akibat
piutang tak tertagih. Piutang dapat di klasifikasikan atas piutang dagang dan piutang
non dagang yang dilaporkan secara terpisah di dalam neraca. Pengertian masing – masing piutang baik piutang dagang dijelaskan dalam uraian di
bawah ini. 1. Trade Receivable Piutang dagang, adalah jumlah tagihan atas segala
sesuatu hak perusahaan kepada langganan akibat penjualan barang dan jasa yang didukung oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar.
Trade Receivable ini di klasifikasikan lagi menjadi 2 jenis. a. Account Receivable, yaitu menampilkan jumlah kredit jangka
pendek yang diberikan kepada langganan yang biasanya jatuh tempo dalam periode kurang dari satu tahun yaitu dalam tiga puluh sampai
sembilan puluh hari dengan menggunakan perjanjian formal antara penjual dan pembeli yang di dukung dengan dokumen – dokumen
seperti faktur, order penjualan dan kontrak pengiriman. Secara normal tidak di kenakan bunga, walaupun ada kemungkinan bunga
atau beban jasa yang di tambahkan jika pembayarannya tidak dilakukan dalam suatu periode yang spesifik yaitu periode dimana
debitur wajib membayar hutangnya. b. Note Receivable, merupakan piutang dagang yang di dukung oleh
janji formal tertulis untuk membayar suatu jumlah uang tertentu pada
Universitas Sumatera Utara
saat wesel tersebut jatuh tempo. Dengan demikian wesel ini memiliki kelebihan di bandingakan dengan piutang yang tidak
didukung oleh janji tertulis. Di dalam janji tertulis ini dinyatakan untuk membayar jumlah yang terutang oleh pembeli yang akan di
bayar pada tanggal yang tertera di dalam wesel sehingga ada kepastian jumlah dan waktu pemebayaran. Wesel ini juga dapat di
jadikan sebagai alat pembayaran kewajiabn kepada pihak lain jika pemegang wesel ini memerluakn uang tunai dengan segera.
Piutang wesel memiliki jangka waktu yang lebih panjang karena piutang wesel biasanya adalah perpanjangan dari piutang dagang. Dalam hal ini
pembelian yang tidak dapat melunasi kewajiabannya terkait dengan piutang dagang telah jatuh tempo, berdasarkan anjuran pihak penjual atau
mungkin juga atas kemauan pembeli dapat menerbitkan suatu piutang wesel untuk menyelesaikan kewajibannya dari piutang ini disebut dengan
wesel tagih. Wesel tagih dapat di golongkan atas 2 jenis yaitu:
a. wesel tagih berbunga interest bearing notes, yang di dalamnya
dinyatakan beberapa persen tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, nilai nominal dan sebagainya. Pada saat jatuh tempo pihak yang
mengeluarkan wesel harus membayar sejumlah nominal di tambah dengan bunga yang terutang.
b. Wesel tagih tanpa bunga, didalamnya dinyatakan jumlah yang harus
dibayar dan tanggal jatuh temponya tetapi tidak menentukan suatu
Universitas Sumatera Utara
tarif bunga melainkan jumlah nominalnya meliputi beban bunga, sehingga nilai sebenarnya merupakan selisih tersebut. Pada saat jatuh
tempo pihak yang mengeluarkan wesel akan membayar sejumlah nilai nominal.
2. Non Trade Receivable piutang non dagang Non trade receivable atau piutang non dagang adalah piutang yang
timbul oleh karena adanya transaksi – transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
Piutang dagang timbul dari berbagai transaksi. •
Penjualan surat berharga atau harta benda lainnya selain persediaan •
Uang muka kepada pemegang saham, para direktur, karyawan dari perusahaan afiliasi.
• Setoran atau deposito kepada kreditor, perusahaan utilitas perum
dan instansi- instansi lain. •
Tuntutan atas kerugian tau kerusakan •
Tuntutan atas rabat atau resitusi pajak •
Harga saham yang masih harus ditagih •
Piutang deviden dan bunga. Piutang non dagang umumnya didukung oleh dokumen berupa
persetujuan formal yang acapkali juga tertulis. Piutang non dagang ini diikhtisarkan dalam judul perkiraan yang tepat dan dilaporkan secara
terpisah dari laporan keuangan. Menurut Smith dan Skousen 2007:287 “
piutang juga dapat diklasifikasikan menurut lamanya tanggal jatuh tempo
Universitas Sumatera Utara
dan klasifikasi semacam ini akan menghasilkan piutang lancar atau janka pendek dan piutang tak lancar atau janka panjang”.
Dalam hal ini klasifikasi aktiva lancar sudah mencakup semua piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam janka waktu satu
tahun atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana lebih panjang. Jadi untuk tujuan klasifikasi semua piutang dagang dianggap lancar,
sementara setiap piutang non dagang perlu dianalisi secara terpisah guna menentukan apakah layak untuk di asumsikan akan tertagih dalam janka
waktu satu tahun. Piutang tak lancar di bawah judul “ investasi” atau “aktiva tak lancar lainnya” atau sebagai pos tersendiri dari uraian yang
sesuai. Tetapi klasifikasi yang sering digunakan dalam praktek adalah piutang usaha, wesel tagih, dan piutang lain- lain yang disajikan terpisah
dengan identifikasi yang jelas.
B. Akuntansi Piutang