BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisa tentang pengaruh ulama terhadap tingkat Partisipasi Politik masyarakat Kraksaan pada Pilkada Kabupaten
Probolinggo Tahun 2008, maka penulis menyimpulkan: 1. Tingkat Partisipasi Politik masyarakat Kraksaan pada Pilkada Kabupaten
Probolinggo Tahun 2008 adalah 37152 atau jika dipresentasikan 77.94 yang berarti tingkat partisipasi masyarakat Kraksaan tinggi dari total jumlah pemilih
yang terdaftar di KPUD yang mencapai angka 47662. 2. Pengaruh ulama terhadap masyarakat Kraksaan pada Pilkada Kabupaten
Probolinggo tahun 2008 sangat tinggi. Data yang mendukung kesimpulan ini adalah mayoritas pilihan responden tentang siapakah tokoh yang paling
didengar pendapatnya dalam masalah sosial, agama dan politik adalah ulama. Hal ini disebabkan karena ulama adalah seseorang yang berilmu dan orang
yang dekat dengan Tuhan ahli zikir sehingga dapat memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pengaruh ulama terhadap
masyarakat Kraksaan sangat penting sebagai panutan agama dan ulama sebagai orang yang patut ditauladani juga sangat tinggi, akan tetapi pengaruh
ulama semakin menurun atau tidak penting dalam panutan politik. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat Kraksaan yang tidak setuju
mengenai pernyataan bahwa ulama perlu diikuti bukan hanya untuk masalah agama tetapi juga untuk masalah politik.
3. Pengaruh ulama terhadap partisipasi politik masyarakat Kraksaan berdasarkan tingkat pendidikan adalah semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat
Kraksaan maka pengaruh ulama semakin kecil begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikannya maka pengaruh ulama terhadap
masyarakat Kraksaan semakin tinggi. Dan jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, pengaruh ulama terhadap partisipasi politik masyarakat Kraksaan
yang berjenis kelamin perempuan lebih besar jika dibandingkan dengan pengaruh ulama terhadap partisipasi politik masyarakat Kraksaan yang
berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan karena seringnya kegiatan sosial dari kaum perempuan jika dibandingkan dengan laki-laki misalnya pengajian
dll, dan rendahnya pengaruh ulama terhadap masyarakat Kraksaan yang berjenis kelamin laki-laki disebabkan karena laki-laki lebih mudah mengakses
informasi atau lebih otonom dalam berpikir dan mempunyai referensi sendiri.
B. Saran