Bila pada hasil PE ditemukan penderita DBD lain atau jentik dan penderita panas tanpa sebab yang jelas lebih dari 3 orang maka akan dilakukan penyuluhan 3 M
plus, larvasida, fogging fokus penanggulangan fokus, yaitu pengasapan rumah sekitar tempat tinggal penderita DBD dalam radius 200 meter, yang dilaksanakan
berdasarkan hasil dari penyelidikan epidemiologi, dilakukan 2 siklus dengan interval 1 minggu. Bila pada hasil PE tidak ditemukan kasus lain maka dilakukan penyuluhan
dan kegiatan 3M.
14,16
2.7. Pencegahan Tersier
18
Pencegahan tingkat ketiga ini dimaksudkan untuk mencegah kematian akibat penyakit DBD dan melakukan rehabilitasi. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan
dengan : a.
Transfusi Darah Penderita yang menunjukkan gejala perdarahan seperti hematemesis dan malena
diindikasikan untuk mendapatkan transfusi darah secepatnya. b.
Stratifikasi Daerah Rawan DBD Adapun jenis kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan stratifikasi daerah
rawan seperti : i.
Endemis Yaitu Kecamatan, Kelurahan, yang dalam 3 tahun terakhir selalu ada kasus
DBD. Kegiatan yang dilakukan adalah fogging Sebelum Musim Penularan SMP, Abatisasi selektif, dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
ii. Sporadis
Yaitu Kecamatan, Kelurahan, yang dalam 3 tahun terakhir ada kasus DBD. Kegiatan yang dilakukan adalah Pemeriksaan Jentik Berkala PJB, PSN
Pemberantasan Sarang Nyamuk dan 3M, penyuluhan tetap dilakukan. iii.
Potensial Yaitu Kecamatan, Kelurahan, yang dalam 3 tahun terakhir tidak ada kasus
DBD. Tetapi penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi dengan wilayah lain dan persentase rumah yang ditemukan jentik 5. Kegiatan
yang dilakukan adalah PJB, PSN, 3M dan penyuluhan. iv.
Bebas Yaitu Kecamatan, Kelurahan yang tidak pernah ada kasus DBD. Ketinggian
dari permukaan air laut 1000 meter dan persentase rumah yang ditemukan jentik
≤ 5. Kegiatan yang dilakukan adalah PJB, PSN, 3M dan penyuluhan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita Penyakit DBD dan Kegiatan Pemberantasannya
1. Karakteristik Penderita DBD berdasarkan a.
Orang Umur dan jenis kelamin b.
Tempat Kecamatan c.
Waktu Bulan dan Tahun 2.
Musim Penularan DBD 3.
Stratifikasi daerah rawan DBD berdasarkan kecamatan 4.
Kegiatan Pemberantasan Penyakit DBD a.
Penyelidikan Epidemiologi PE b.
Fogging Fokus c.
Pemeriksaan Jentik Berkala PJB
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Penderita DBD adalah penderita yang dinyatakan menderita Demam Berdarah Dengue yang tercatat di laporan Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe.
3.2.2. Umur adalah :
Usia penderita penyakit DBD yang tercatat pada laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe tahun 2003-2007, dengan pembagian :
8
1. 0 – 4 tahun
6. 25 – 29 tahun 11. 50 – 54 tahun
2. 5 – 9 tahun
7. 30 – 34 tahun 12. 55 – 59 tahun
3. 10 – 14 tahun
8. 35 – 39 tahun 13. 60 – 64 tahun
4. 15 – 19 tahun
9. 40 – 44 tahun 14.
≥ 65 tahun 5.
20 – 24 tahun 10. 45 – 49 tahun
Untuk melakukan uji crosstab umur dikategorikan atas :
5
1. Anak-anak 0-14 tahun
2. Dewasa 15-49 tahun
3. Usia Lanjut 49 tahun
Universitas Sumatera Utara