1. Menguras bak mandi, bak penampungan air, tempat minum hewan peliharaan
minimal sekali dalam seminggu. 2.
Menutup rapat tempat penampungan air sedemikian rupa sehingga tidak dapat diterobos oleh nyamuk dewasa.
3. Mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, yang semuanya
dapat menampung air hujan sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.
2.6. Pencegahan Sekunder
14,18
Pada pencegahan sekunder dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
2.6.1. Penemuan, Pertolongan dan Pelaporan Penderita
Penemuan, pertolongan, dan pelaporan penderita DBD dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat dengan cara :
1. Bila dalam keluarga ada yang menunjukkan gejala penyakit DBD, berikan pertolongan pertama dengan banyak minum, kompres dingin dan berikan obat
penurun panas yang tidak mengandung asam salisilat serta segera bawa ke dokter atau unit pelayanan kesehatan.
2. Dokter atau unit kesehatan setelah melakukan pemeriksaandiagnosa dan pengobatan segaera melaporkan penemuan penderita atau tersangka DBD tersebut
kepada Puskesmas, kemudian pihak Puskesmas yang menerima laporan segera melakukan penyelidikan epidemiologi dan pengamatan penyakit dilokasi
penderita dan rumah disekitarnya untuk mencegah kemungkinan adanya penularan lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepala Puskesmas melaporkan hasil penyelidikan epidemiologi dan kejadian luar biasa KLB kepada Camat, dan Dinas Kesehatan KotaKabupaten, disertai
dengan cara penanggulangan seperlunya.
2.6.2. Diagnosis
4,5,18
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratorium.
1. Kriteria Klinis
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus
selama 2-7 hari. b.
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : uji tourniquet positif, petechie, echymosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan malena. Uji tourniquet dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tekanan darah.
Selanjutnya diberikan tekanan di antara sistolik dan diastolik pada alat pengukur yang dipasang pada lengan di atas siku; tekanan ini diusahakan
menetap selama percobaan. Setelah dilakukan tekanan selama 5 menit, diperhatikan timbulnya petekia pada kulit di lengan bawah bagian medial
pada sepertiga bagian proksimal. Uji dinyatakan positif apabila pada 1 inchi persegi 2,8 x 2,8 cm didapat lebih dari 20 petekia.
13
c. Pembesaran hati hepatomegali.
d. Syok renjatan, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan gelisah.
Universitas Sumatera Utara
2. Kriteria Laboratorium
a. Trombositopeni 100.000 selml
b. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20 atau lebih.
3. Derajat Penyakit DBD, menurut WHO tahun 1997
4,5
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat, yaitu : a.
Derajat I Demam disertai dengan gejala umum nonspesifik, satu-satunya manifestasi perdarahan ditunjukkan melalui uji tourniquet yang
positif. b.
Derajat II Selain manifestasi yang dialami pasien derajat I, perdarahan
spontan juga terjadi, biasanya dalam bentuk perdarahan kulit dan atau perdarahan lainnya.
c. Derajat III
Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi
meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun 20 mmHg atau hipotensi disertai kulit lembab dan dingin
serta gelisah. d.
Derajat IV Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai
hepatomegali dan ditemukan gejala syok renjatan yang sangat berat dengan tekanan darah dan denyut nadi yang tidak
terdeteksi.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Diagnosis Laboratorium