Variabel Bebas Independent Variable

.

3.6.1.1.3 TrainingY3

Pelatihan-pelatihan dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan meningkatnya efisiensi dan efektivitas karyawan dapat membatu dalam meminimalkan kesalahan dalam aktifitas perusahaan.Training yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan belum sepenuhnya diterapkan perusahaan di Indonesia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini training yang dilakukan perusahaan diukur menggunakan variabel dummy. Kategori 1 diberikan kepada perusahaan melakukan training yang tercantum dalam annual report, sedangkan kategori 0 diberikan kepada perusahaan yang melakukan training yang tidak tercantum dalam annual report.

3.6.2 Variabel Bebas Independent Variable

Variabel bebas independent variable adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat secara positif atau negatif Sekaran, 2006, dalam Femiarti, 2012:46. Variable Independen akan memberi peluang kepada perubahan variabel terkait dependen yaitu sebesar koefisien besaran perubahan dalam variabel independen.

3.6.2.1 Rapat Komite AuditX1

Artikel FCGI 2002:12 menyebutkan bahwa Komite Audit biasanya perlu untuk mengadakan rapat tiga sampai empat kali setahun untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya yang menyangkut sistem pelaporan keuangan. Treadway Commission 1987 dalam Sori, et al., 2007:12 juga menyatakan Komite Audit sebaiknya bertemu minimal empat kali dalam satu tahun. Adanya kemungkinan bahwa rapat komite audit dengan frekuensi yang lebih dapat mendiskusikan isu-isu tentang pengendalian internal, ketika ada masalah yang signifikan behubungan dengan masalah pengendalian internal, Y. Zang, et al. 2007:12.

3.6.2.2 Independensi Dewan Komisaris X2

Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan independen dan juga untuk menjaga “fairness”serta mampu memberikan keseimbanganantara kepentingan pemegang saham mayoritas dan pelindunganterhadap kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan kepentingan para stakeholders lainnya. Komposisi dewan dikenal sebagai “proporsi dewan komisaris dari luar perusahaan terhadap jumlah total dewan komisaris Haniffa and Cooke, 2002 dalam Ezat dan Masry, 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Beasley 1996 dan Dechow, et al 1996 dalam Femiarti 2012:30 menyatakan bahwa independensi Dewan Komisaris berhubungan negatif dengan kemungkinan terjadinya financial fraud.Dengan demikian dapat dirumuskan: BDIND = ∑ komisaris independen ∑anggota dewan komisaris

3.6.2.3 Rapat Dewan Komisaris X3

Keefektifan dari dewan dapat dipengaruhi oleh frekuensi meeting, frekuensi rapat yang tinggi dapat menghasilkan monitoring yang lebih baik. Dalam penelitian ini, frekuensi rapat dewan komisaris diukur dengan jumlah meeting yang diselenggarakan selama satu tahun .Yatim,2009 dalam Yudiati 2011:42 Diukur dari jumlah pertemuan yang dilakukan oleh dewan komisaris. Conger et al. 1998:12 menyatakan bahwa pertemuan dewan yang lebih banyak dapat meningkatkan efektivitas dari dewan komisaris.

3.6.2.4 Reputasi AuditorX4

Untuk mengukur reputasi auditor dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy BIG4. Angka 1 apabila auditor perusahaan tersebut memiliki afiliasi dengan Big 4 dan 0 apabila tidak berafiliasi. Menurut Doyle, et al. 2006:32 perusahaan yang ukurannya kecil dan profit yang relatif kecil memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah pengendalian internal dibandingkan perusahaan besar dan profitnya banyak. Di satu sisi, perusahaan yang mengalami masalah pengendalian internal memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menggunakan BIG4 karena keterbatasan sumber daya keuangan. Kemungkinan yang lain adalah perusahaan tersebut dihindari oleh auditor BIG 4 karena dinilai terlalu berisiko dan akan menimbulkan risiko litigasi bagi auditor. Reputasi auditor ditunjukkan dengan apakah suatu perusahaan menggunakan Kantor Akuntan Publik KAP sebagai auditor eksternalnya yang tergabung dalam KAP Big Four yang merupakan suatu kelompok KAP internasional. Dalam penelitian ini, reputasi auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana perusahaan yang menggunakan auditor eksternal yang tergabung dalam Big Four diberi nilai satu 1, dan sebaliknya diberikan nilai nol 0 Subramaniam, et al., 2009 dalam Yudiati 2011:47.

3.6.2.5 Ukuran PerusahaanX5

Peningkatan ukuran perusahaan cenderung membuat pemantauan menjadi lebih luas dan meningkatkan kebutuhan mekanisme pengendalian perusahaan Tao dan Hutchinson, 2011dalam Wiradharma,2013:40. Doyle, et al 2006:26 menyatakan bahwa rendah dan tingginya pertumbuhan perusahaan kemungkinan memiliki masalah pengendalian internal. Wallace dan Kreutsfeldt 1991 dalam Femiarti2012:30 mengidentifikasi ukuran perusahaan sebagai salah satu dari karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan untuk membentuk suatu mekanisme pengendalian internal. Oleh karena itu, perusahaan akan membentuk komite khusus untuk menangani masalah pengendalian internal. Ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Ukuranperusahaan = Ln Total Asset 3.6.2.6 Pertumbuhan PenjualanX6 Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami kelemahan pengendalian internalWaharini, 2011:54. Diukur dari pertumbuhan penjualan dalam pada suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya. Apabila jumlah persentase hasil dari growth tersebut jumlahnya besar maka perusahaan tersebut meningkat penjualannya. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya. Pertumbuhan Penjualan = St−St−1 ��−1 x 100 Ket: St = penjualan pada tahun ke t St-1 = penjualan pada periode sebelumnya Tabel 3.2 DefinisiOperasional dan Teknik Pengukuran Variabel Variabel Definisi operasional Indikator Skala Pengukuran x dan y Kelemahan Risk management, Training, Dengan mengukur Ordinal Pengendalian dan etika bisnis apakah terdapat menggunakan Internal Y manajemen resiko Variabel dummy pelatihan dan etika bisnis Rapat Perusahaan dengan pertemuan Jumlah pertemuan Nominal komite audit anggota komite audit yang komite audit selama mengklasifikasi X1 lebih sering memiliki satu tahun -kan sebuah kemungkinan yang lebih kecil Objek mengalami kelemahan pengendalian internal Independensi Perusahaan dengan anggota ∑komisi independen Nominal Dewan BoD yang independen Dibagi dengan ∑ mengklasifikasi Komisaris memiliki kemungkinan yang Anggota dewan -kan sebuah X2 lebih kecil mengalami Komisaris Objek kelemahan pengendalian Internal Rapat Dewan Perusahaan dengan pertemuan Pertemuan yang Nominal Komisaris BoD yang lebih sering dilakukan oleh Board mengklasifikasi X3 memiliki kemungkinan yang of Director BoD -kan sebuah lebih kecil mengalami selama satu tahun. Objek kelemahan pengendalian Lanjutan Tabel 3.2 Internal Reputasi auditor Perusahaan yang menggunakan Perusahaan tersebut Ordinal X4 auditor darithe BIG 4 menggunakan auditor merupakan memiliki kemungkinan yang dari the BIG4.Apabila Variabel dummy lebih kecil mengalami Ya=1 begitu kelemahan pengendalian Sebaliknya bila tidak=0 Internal Ukuran Perusahaan dengan ukuran Ln Total Asset Nominal perusahaan yang kecil memiliki mengklasifikasi X5 kemungkinan yang lebih tinggi -kan sebuah untuk mengalami kelemahan Objek pengendalian internal Pertumbuhan Perusahaan dengan x 100 Rasio Penjualan pertumbuhan yang tinggi Hasil X6 memiliki kemungkinan yang Pengukuran lebih tinggi untuk mengalami Dapat kelemahan pengendalian Dibandingkan Internal

3.7 Metode Analisis Data