Kelemahan MaterialMaterial Weakness Pengendalian Pengungkapan Kelemahan Material Pengendalian

6. Aktivitas Pengendalian Merupakan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan dilaksanakannya kebijakan manajemen dan bahwa resiko sudah diantisipasi. Aktivitas pengendalian juga membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk penanganan resiko telah dilakukan sesuai apa yang direncanakan. 7. Informasi dan Komunikasi Komponen ini menjelaskan bahwa sistem informasi sangat penting bagi keberhasilan atau peningkatan mutu operasional organisasi.Informasi bisa didapatkan dari eksternal maupun dari pengolahan internal merupakan potensi strategis. 8. Pengawasan Komponen pengawasan dijelaskan dalam COSO untuk memastikan kehandalan sistem dan internal kontrol dari waktu ke waktu.Monitoring merupakan proses yang menilai kualitas dari kinerja sistem dan internal kontrol dari waktu ke waktu, yang dilakukan dengan melakukan aktivitas monitoring dan melakukan evaluasi secara terpisah.

1.3.3 Kelemahan MaterialMaterial Weakness Pengendalian

Internal Masalah terkait pengendalian internal dibedakan dalam tiga jenis, yaitu: kelemahan material material weakness, kekurangan yang signifikan significant deficiency, dan kekurangan pengendalian control deficiency Yan Zhang et. al, 2007: 5. Menurut SOX 302 dan SOX 404, masalah pengendalian internal yang harus diungkapkan kepada publik adalah kelemahan material. Karena itu, dalam penelitian kali ini akan difokuskan pada kelemahan material material weakness pengendalian internal. Menurut Auditing Standard No. 2 dalam Yan Zhang et. al, 2007:6 kelemahan material adalah kekurangan yang signifikan atau kombinasi dari kekurangan yang signifikan yang menyebabkan salah saji material pada laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim tidak dapat dicegah atau dideteksi.

1.3.4 Pengungkapan Kelemahan Material Pengendalian

Internal Berdasarkan elemen dari pengendalian internal menurut kerangka COSO Committee of Sponsoring Organization pengungkapan kelemahan pengendalian terdiri dari lima elemen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Cara mengukur Material weakness dalam pengendalian internal adalah sebagai berikutFemiarti,2012:19: 1. Lingkungan pengendalian dilihat dari bagaimana sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Pada annual report dapat dilihat dari : a. Integritas dan Etika b. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi c. Dewan komisaris dan komite audit d. Filosofi manajemen dan jenis operasi e. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia 2. Penilaian risiko pada suatu perusahaan bertujuan mengidentifikasi masalah yang terdeteksi sehingga masalah tersebut dapat dianalisis dan dievaluasi serta dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Pada perusahaan penilaian risiko ini yaitu dengan adanya pengungkapan identifikasi dan analisis resiko. 3. Salah satu elemen dalam aktivitas pengendalian adalah terdiri dari kebijakan dan prosedur yang menjamin karyawan melaksanakan arahan manajemen.Aktivitas pengendalian meliputi revisi terhadap sistim pengendalian,pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistem informasi. Dengan adanya pelatihan maka karyawan bisa mengetahui apa saja yang harus dikerjakan. 4. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Dalam menginformasikan dan mengkomunikasikan yang berhubungan pengendalian internal perusahaan maka diperlukan adanya sekretaris perusahaan.Sekertaris perusahaan juga memiliki fungsi yaitu pengawasan. Karena dia orang yang pertama mengetahui apa saja yang terjadi di perusahaan.

2.1.3.3.1 Manajemen resiko Risk Management

Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko Uher,1996:2. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko manusia, staff, dan organisasi. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek konstruksi. Menurut Darmawi 2005,p.11 manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 lima kategori utama yaitu : 1 Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan. 2 Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. 3 Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung. 4 Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non-material bagi perusahaan itu. 5 Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image. Manajemen risiko memang sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam mengelola suatu risiko yang dimiliki.Menurut Amran et al 2009:12 manajemen risiko digunakan perusahaan untuk mengelola risikonya atau menangkap kesempatan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan.

1.1.3.3.2. Etika Bisnis

Menurut Velasquez 2005:10, etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Etika bisnis adalah penerapan etika dalam menjalankan kegiatan suatu bisnis.Pada dasarnya tujuan bisnis adalah memperoleh keuntungan, tetapi harus berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku.Norma hukum bisnis mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.Sopiah 2008 menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi kinerja seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan kenyamanan tersendiri dan akan memacu kinerja yang baik. Sebaliknya, suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan memberi dampak negatif yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja seseorang. Dengan budaya, lingkungan perusahaan dan kemampuan Komite Audit dengan anggota yang ahli di bidang akuntansi danatau keuangan diharapkan akan menjadikan tata kelola perusahaan yang baik. Dengan adanya kondisi ini diharapkan dapat meminimalkan kelemahan pengendalian internal di perusahaan tersebut. 2.1.3.3.3Training Pelatihan training adalah suatu proses dimana orang- orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas.Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang Mathis,2002:5. Karyawan yang ada di perusahaan membutuhkan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta tujuan perusahaan dapat tercapai.Dengan meningkatnya efisiensi dan efektivitas karyawan dapat membatu dalam meminimalkan kesalahan dalam aktifitas perusahaan.Training yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan belum sepenuhnya diterapkan perusahaan di Indonesia.

13. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelemahan pengendalian

internal 2.1.4.1. Rapat Komite Audit Komite audit mempunyai fungsi utama yaitu, membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tanggung jawab untuk mereview informasi keuangan yang disediakan untuk pemegang saham maupun pihak lainnya, menilai sistem pengendalian internal, serta proses audit internal. Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep- 29PM2004,tertanggal 24 September 2004 pada peraturan No. IX I.5 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Kerja Komite Audit, komite audit didefinisikan sebagai komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakantugas dan fungsinya. Salah satu unsur penting dalam menerapkan prinsip GCGGood Corporate Governance yaitu dengan adanya komite audit yang efektif. Komite audit yang efektif merupakan salah satu aspek dalam kriteria penilaian dalam menilai pelaksanaan GCG yang baik. Artikel FCGI 2002 dalam Femiarti2012:29 menyebutkan bahwa komite audit biasanya perlu mengadakan rapat tiga sampai empat kali setahun untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya yang menyangkut sistem pelaporan keuangan. Adanya kemungkinan bahwa rapat komite audit dengan frekuensi yang lebih dapat mendiskusikan isu-isu tentang pengendalian internal, ketika ada masalah yang signifikan behubungan dengan masalah pengendalian internal, Yan Zhang, et al. 2007:11. Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-29PM2004 hal 3 pasal 3e, komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

2.1.4.2. Independensi Dewan Komisaris

Di Indonesia saat ini, keberadaandewan komisaris yang independen sudah diatur dalam Code of Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh KNKG. Komisaris menurut kode tersebut, bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan untuk mengawasi kebijakan dan kegiatan yang dilakukan oleh direksi dan memberi nasihat bilamana diperlukan. Namun terkadang dewan komisaris di suatu perusahaan belum bisa melaksanakan fungsi kontrol terhadap direksi dengan baikYudiati, 2011: 23. Keefektifan dari dewan komisaris dapat dipengaruhi oleh faktor- faktor seperti frekuensi menadakan rapat dewan komisaris dan perilaku- perilaku dari anggota dewan komisaris di sekitar pelaksanaan rapat, seperti kehadiran dalam rapat, persiapan sebelum rapat, dan partisipasi anggota dalam rapat Yatim, 2009dalam Femiarti2012:32. Keuntungan sering diadakan rapat oleh dewan komisaris yaitu anggota dewan dapat mempunyai tambahan waktu untuk membicarakan, menentukan strategi apa yang akan diambil oleh perusahaan, dan memonitor manajemen. Conger et al.1998dalam Yan Zhang et al., 2007:12 menyatakan bahwa rapat yang dilakukan dengan frekuensi tertentu dapat meningkatkan efektivitas dewan komisaris.

2.1.4.3. Rapat Dewan Komisaris

Rapat dewan komisaris merupakan suatu proses yang dilalui oleh dewan komisaris dalam pengambilan suatu keputusan mengenai kebijakan perusahaan. Rapat yang diselenggarakan oleh dewan komisaris dilakukan untuk mengawasi kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh dewan direksi dan implementasinyaYudiati,2011:25. Keefektifan dari dewan komisaris dapat dipengaruhi oleh faktor- faktor seperti frekuensi meeting dewan komisaris dan perilaku-perilaku dari anggota dewan komisaris di sekitar pelaksanaan meeting, seperti kehadiran dalam meeting, persiapan sebelum meeting, dan partisipasi anggota dalam meeting. Keuntungan sering diadakannya meeting oleh dewan komisaris yaitu anggota dewan dapatmempunyai tambahan waktu untuk membicarakan, menentukan strategi apa yangakan diambil oleh perusahaan, dan memonitor manajemenYudiati,2011:26.

14. Reputasi Auditor

Auditor merupakan kunci mekanisme pengawasan eksternal.Auditor dengan reputasi baik seperti The Big Four cenderung untuk memilih perusahaan dengan klien yang memiliki nilai baik dalam komunitas bisnis. Auditor merupakan profesi yang diperlukan untuk memberikan penilaian atas kewajaran laporan keuangan. Informasi tersebut berguna bagi para stakeholdersuntuk melakukan keputusan yang terkait dengan perusahaan. Penyediaan kualitas audit yang baik akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan yang terdaftar di bursa efek Wulandari, 2012:29. Auditor Big Four dapat meningkatkan kualitas mekanisme pengawasan internal yang lebih tinggi dibandingkan dengan Non-Big Four.

2.1.4.5 Ukuran Perusahaan

Ada beberapa macam variabel yang secara umum digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan yaitu jumlah aset, jumlah penjualan, dan jumlah karyawan. Dalam hal ini, ukuran perusahaan yang dipakai yaitu jumlah aset. Jumlah aset menggambarkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan,semakin besar sumber daya yang dimiliki perusahaan maka semakin besar skalaukuran perusahaan. Sebaliknya jika semakin kecil sumber daya yang dimiliki perusahaan maka semakin kecil pula ukuran perusahaanYudiati,2011:28. Peningkatan ukuran perusahaan cenderung membuat pemantauan menjadi lebih luas dan meningkatkan kebutuhan mekanisme pengendalian perusahaan Tao dan Hutchinson, 2011 dalam Wiradharma,2013:40. Doyle, et al 2007:12 menyatakan bahwa rendah dan tingginya pertumbuhan perusahaan memiliki masalah pengendalian internal. Wallace dan Kreutsfeldt 1991 dalam Femiarti 2009:30 mengidentifikasi ukuran perusahaan sebagai salah satu dari karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan untuk membentuk suatu mekanisme pengendalian internal.

2.1.4.6 Pertumbuhan Penjualan

Menurut Kesuma 2009:41, pertumbuhan penjualan growth of sales adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan dukungan sumber daya organisasi modal yang semakin besar, demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya organisasi modal juga semakin kecil. Pertumbuhan yang cepat menghasilkan persediaan yang besar yangmenyikapi tambahan risiko pengendalian internal untuk mengukur dan mengawasi perluasan aktiva lancar.Hal tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan yang tinggi berpotensi menyebabkan tingginya kelemahan pengendalian internal.

2.2. Review Penelitian terdahulu