Jenis dan Sumber data Metode Pengumpulan Data Deskriptif Sampel Penelitian Statistik Deskriptif

ditetapkan terdapat perusahaan manufaktur dengan tahun pengamatan yang berarti sampel. Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejumlah 72 perusahaan. Sedangkan untuk sampel yang digunakan adalah perusahaan Indonesia yang termasuk dalam bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013. Adapun kriteria pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada perusahaan manufaktur periode 2010-2013 2. Mempunyai Laporan tahunan dan Laporan Keuangan pada periode 2010- 2013

3.4 Jenis dan Sumber data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti Syamsul Hadi, 2006: 42 data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah laporan tahunan perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013.Selain laporan tahunan, Penelitian ini juga menggunakan laporan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen dan datayang diperlukan dalam penelitian ini. Data yang dimaksud adalah data sekunder berupa laporan tahunan annual report dan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BursaEfek Indonesia pada tahun 2010 dan 2013.

3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.6.1 Variabel terikat variabel dependen

Variabel terikat dependent variable merupakan variabel yang terikat dan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Melalui analisis terhadap variabel terikat adalah mungkin untuk menemukan jawaban atas suatu masalah Sekaran, 2006 dalam Femiarti,2012:47. Variabel dependen merupakan variabel penelitian yang memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi dipilih oleh seorang peneliti untuk menetapkanmenentukan hubungan antara fenomena yang sedang diamati. Variabel-variabel tersebut adalah:

3.6.1.1 Kelemahan Material Material Weakness Pengendalian

Internal Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Internal Internal Control Material Weakness.Proksi yang digunakan dalam mengukur adalah Risk Management, etika bisnis, dan pelatihan Sumber Daya Manusia.

3.6.1.1.1 Risk ManagementY1

Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko Uher,1996 dalam Femiarti 2012:47. Dalam penelitian ini Risk Management dalam perusahaan diukur menggunakan variabel dummy. Kategori 1 diberikan kepada perusahaan memiliki Risk Management yang tercantum dalam annual report , sedangkan kategori 0 diberikan kepada perusahaan yang tidak.

3.6.1.1.2 Etika BisnisY2

Etika bisnis belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia.Oleh karena itu, dalam penelitian ini etika bisnis dalam perusahaan diukur menggunakan variabel dummy. Kategori 1 diberikan kepada perusahaan memiliki etika bisnis yang tercantum dalam annual report , sedangkan kategori 0 diberikan kepada perusahaan yang tidak .

3.6.1.1.3 TrainingY3

Pelatihan-pelatihan dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan meningkatnya efisiensi dan efektivitas karyawan dapat membatu dalam meminimalkan kesalahan dalam aktifitas perusahaan.Training yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan belum sepenuhnya diterapkan perusahaan di Indonesia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini training yang dilakukan perusahaan diukur menggunakan variabel dummy. Kategori 1 diberikan kepada perusahaan melakukan training yang tercantum dalam annual report, sedangkan kategori 0 diberikan kepada perusahaan yang melakukan training yang tidak tercantum dalam annual report.

3.6.2 Variabel Bebas Independent Variable

Variabel bebas independent variable adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat secara positif atau negatif Sekaran, 2006, dalam Femiarti, 2012:46. Variable Independen akan memberi peluang kepada perubahan variabel terkait dependen yaitu sebesar koefisien besaran perubahan dalam variabel independen.

3.6.2.1 Rapat Komite AuditX1

Artikel FCGI 2002:12 menyebutkan bahwa Komite Audit biasanya perlu untuk mengadakan rapat tiga sampai empat kali setahun untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya yang menyangkut sistem pelaporan keuangan. Treadway Commission 1987 dalam Sori, et al., 2007:12 juga menyatakan Komite Audit sebaiknya bertemu minimal empat kali dalam satu tahun. Adanya kemungkinan bahwa rapat komite audit dengan frekuensi yang lebih dapat mendiskusikan isu-isu tentang pengendalian internal, ketika ada masalah yang signifikan behubungan dengan masalah pengendalian internal, Y. Zang, et al. 2007:12.

3.6.2.2 Independensi Dewan Komisaris X2

Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan independen dan juga untuk menjaga “fairness”serta mampu memberikan keseimbanganantara kepentingan pemegang saham mayoritas dan pelindunganterhadap kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan kepentingan para stakeholders lainnya. Komposisi dewan dikenal sebagai “proporsi dewan komisaris dari luar perusahaan terhadap jumlah total dewan komisaris Haniffa and Cooke, 2002 dalam Ezat dan Masry, 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Beasley 1996 dan Dechow, et al 1996 dalam Femiarti 2012:30 menyatakan bahwa independensi Dewan Komisaris berhubungan negatif dengan kemungkinan terjadinya financial fraud.Dengan demikian dapat dirumuskan: BDIND = ∑ komisaris independen ∑anggota dewan komisaris

3.6.2.3 Rapat Dewan Komisaris X3

Keefektifan dari dewan dapat dipengaruhi oleh frekuensi meeting, frekuensi rapat yang tinggi dapat menghasilkan monitoring yang lebih baik. Dalam penelitian ini, frekuensi rapat dewan komisaris diukur dengan jumlah meeting yang diselenggarakan selama satu tahun .Yatim,2009 dalam Yudiati 2011:42 Diukur dari jumlah pertemuan yang dilakukan oleh dewan komisaris. Conger et al. 1998:12 menyatakan bahwa pertemuan dewan yang lebih banyak dapat meningkatkan efektivitas dari dewan komisaris.

3.6.2.4 Reputasi AuditorX4

Untuk mengukur reputasi auditor dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy BIG4. Angka 1 apabila auditor perusahaan tersebut memiliki afiliasi dengan Big 4 dan 0 apabila tidak berafiliasi. Menurut Doyle, et al. 2006:32 perusahaan yang ukurannya kecil dan profit yang relatif kecil memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah pengendalian internal dibandingkan perusahaan besar dan profitnya banyak. Di satu sisi, perusahaan yang mengalami masalah pengendalian internal memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menggunakan BIG4 karena keterbatasan sumber daya keuangan. Kemungkinan yang lain adalah perusahaan tersebut dihindari oleh auditor BIG 4 karena dinilai terlalu berisiko dan akan menimbulkan risiko litigasi bagi auditor. Reputasi auditor ditunjukkan dengan apakah suatu perusahaan menggunakan Kantor Akuntan Publik KAP sebagai auditor eksternalnya yang tergabung dalam KAP Big Four yang merupakan suatu kelompok KAP internasional. Dalam penelitian ini, reputasi auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana perusahaan yang menggunakan auditor eksternal yang tergabung dalam Big Four diberi nilai satu 1, dan sebaliknya diberikan nilai nol 0 Subramaniam, et al., 2009 dalam Yudiati 2011:47.

3.6.2.5 Ukuran PerusahaanX5

Peningkatan ukuran perusahaan cenderung membuat pemantauan menjadi lebih luas dan meningkatkan kebutuhan mekanisme pengendalian perusahaan Tao dan Hutchinson, 2011dalam Wiradharma,2013:40. Doyle, et al 2006:26 menyatakan bahwa rendah dan tingginya pertumbuhan perusahaan kemungkinan memiliki masalah pengendalian internal. Wallace dan Kreutsfeldt 1991 dalam Femiarti2012:30 mengidentifikasi ukuran perusahaan sebagai salah satu dari karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan untuk membentuk suatu mekanisme pengendalian internal. Oleh karena itu, perusahaan akan membentuk komite khusus untuk menangani masalah pengendalian internal. Ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Ukuranperusahaan = Ln Total Asset 3.6.2.6 Pertumbuhan PenjualanX6 Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami kelemahan pengendalian internalWaharini, 2011:54. Diukur dari pertumbuhan penjualan dalam pada suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya. Apabila jumlah persentase hasil dari growth tersebut jumlahnya besar maka perusahaan tersebut meningkat penjualannya. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya. Pertumbuhan Penjualan = St−St−1 ��−1 x 100 Ket: St = penjualan pada tahun ke t St-1 = penjualan pada periode sebelumnya Tabel 3.2 DefinisiOperasional dan Teknik Pengukuran Variabel Variabel Definisi operasional Indikator Skala Pengukuran x dan y Kelemahan Risk management, Training, Dengan mengukur Ordinal Pengendalian dan etika bisnis apakah terdapat menggunakan Internal Y manajemen resiko Variabel dummy pelatihan dan etika bisnis Rapat Perusahaan dengan pertemuan Jumlah pertemuan Nominal komite audit anggota komite audit yang komite audit selama mengklasifikasi X1 lebih sering memiliki satu tahun -kan sebuah kemungkinan yang lebih kecil Objek mengalami kelemahan pengendalian internal Independensi Perusahaan dengan anggota ∑komisi independen Nominal Dewan BoD yang independen Dibagi dengan ∑ mengklasifikasi Komisaris memiliki kemungkinan yang Anggota dewan -kan sebuah X2 lebih kecil mengalami Komisaris Objek kelemahan pengendalian Internal Rapat Dewan Perusahaan dengan pertemuan Pertemuan yang Nominal Komisaris BoD yang lebih sering dilakukan oleh Board mengklasifikasi X3 memiliki kemungkinan yang of Director BoD -kan sebuah lebih kecil mengalami selama satu tahun. Objek kelemahan pengendalian Lanjutan Tabel 3.2 Internal Reputasi auditor Perusahaan yang menggunakan Perusahaan tersebut Ordinal X4 auditor darithe BIG 4 menggunakan auditor merupakan memiliki kemungkinan yang dari the BIG4.Apabila Variabel dummy lebih kecil mengalami Ya=1 begitu kelemahan pengendalian Sebaliknya bila tidak=0 Internal Ukuran Perusahaan dengan ukuran Ln Total Asset Nominal perusahaan yang kecil memiliki mengklasifikasi X5 kemungkinan yang lebih tinggi -kan sebuah untuk mengalami kelemahan Objek pengendalian internal Pertumbuhan Perusahaan dengan x 100 Rasio Penjualan pertumbuhan yang tinggi Hasil X6 memiliki kemungkinan yang Pengukuran lebih tinggi untuk mengalami Dapat kelemahan pengendalian Dibandingkan Internal

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis ini berisi tentang jenis atau analisis dan mekanisme penggunaan alat analisis dalam penelitian.Selain itu juga terdapat penjelasan mengenai alasan penggunaan alat analisis tersebut, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pengujian asumsi dari alat atau teknik analisis tersebut. Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSSStatistical Product and Services Solution. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi dari suatu data. Deskripsi tersebut dapat dilihat dari nilai rata-ratamean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewnesskemencengan distribusi. Analisis statistik deskriptif digunakan hanya untuk penyajian dan penganalisaan data yang disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Penelitian ini menggunakan pengukuran mean, standar deviasi, maksimum, minimum dan sum untuk statistik deskriptif.

3.7.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

3.7.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian Notoadmodjo, 2005 : 188. Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan masing–masing variabel yang diteliti. Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan uji Kolongmorov Smirnov dan korelasi Sperman. Uji kolmogorov Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.Uji korelasi Spearman ialah uji statistik yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel berskala ordinal.

3.7.2.1.1 Uji Kolmogorov Smirnov

Uji Kolmogorov Smirnov adalah pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z- Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

3.7.2.1.2 Uji Korelasi Spearman

Korelasi Spearman merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dua variabel bila datanya berskala ordinal ranking. Nilai korelasi ini disimbolkan dengan dibaca: rho. Karena digunakan pada data beskala ordinal, untuk itu sebelum dilakukan pengelolahan data, data kuantitatif yang akan dianalisis perlu disusun dalam bentuk ranking. Pada uji Korelasi Spearman kita dapat menarik kesimpulan yaitu;jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

3.7.2.2 Analisis Multivariat

Selain analisis univariat, penelitian ini juga menggunakan analisis multivariat dengan analisis logistic regression. Analisis ini digunakan untuk menguji hubungan yang terjadi antara variabel dependen dengan variabel independen. Dengan kata lain, bahwa kelemahan pengendalian internal merupakan fungsi yang terdiri dari independensi auditor, pertumbuhan penjualan, dan variabel dependen lainnya. Alasan penggunaan metode analisis regresi logistik logistic regression adalah karena variabel dependen bersifat dummy melakukan pengungkapan kelemahan pengendalian internal dan tidak melakukan pengungkapan kelemahan pengendalian internal dengan skala ukur ordinal dan variabel x menggunakan skala ukur nominal, ordinal, dan rasio. Tingkat signifikansi penerimaan hipotesis penelitian Hajika ≤ α=5. 1. Adanya Risk management yang dicantumkan pada annual report perusahaan atau tidak dicantumkan pada annual report perusahaan.. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan enam variabel bebas yaitu: rapat komite audit, independensi dewan komisaris, rapat dewan komisaris, laju pertumbuhan penjualan, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Variabel-variabel tersebut membentuk persamaan regresi logistik sebagai berikut: Risk Management = α + β X1 + β X2 - β X3 + β X4 – β X5 + β X6 2. Adanya etika bisnis perusahaan yang dicantumkan pada annual report perusahaan atau tidak dicantumkan pada annual report perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan enam variabel bebas yaitu: rapat komite audit, independensi dewan komisaris, rapat dewan komisaris, laju pertumbuhan penjualan, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan.Variabel-variabel tersebut membentuk persamaan regresi logistik sebagai berikut: Etika Bisnis = α + β X1 + β X2 - β X3 + β X4 – β X5 + β X6 3. Adanya training yang dilakukan perusahaan yang terdapat dalam annual report perusahaan dan tidak adanya training yang dilakukan perusahaan yang terdapat dalam annual report perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan enam variabel bebas yaitu: rapat komite audit, independensi dewan komisaris, rapat dewan komisaris, laju pertumbuhan penjualan, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Variabel-variabel tersebut membentuk persamaan regresi logistik sebagai berikut: Training = α + β X1 + β X2 - β X3 + β X4 – β X5 + β X6 Regresi logistik adalah model regresi yang sudah mengalami modifikasi, sehingga karakternya sudah tidak sesuai lagi dengan model regresi sederhana atau berganda.Oleh karena itu, penentuan signifikansi secara statistik berbeda dengan regresi berganda.Pada model regresi logistik, terdapat kondisi yang perlu diperhatikan dari model output tersebut. Kondisi-kondisi tersebutadalah 1. Uji Kelayakan Model 2. Uji Kelayakan Seluruh Model

1. Uji Kelayakan Model Goodness of Fit Test

Penilaian model regresi logistik dapat dilihat dari pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang dihipotesiskan agar data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai probabilitas sig. pada uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena sesuai dengan data observasinya Ghozali,2001:84. H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

2. Uji Kelayakan Keseluruhan Model Overall Fit Model Test

Dalam menilai keseluruhan model overall model fit ditujukan dengan Log likehood value nilai –LL yaitu dengan cara membandingkan antara nilai -2LL pada awal block number = 0, dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL, pada saat Block Number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai - 2LL Block Number = 0 nilai -2LL Block Number =1, maka menunjukkan model regresi yang baik. Log likehood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan log likehood menunjukkan model yang semakin baik.Femiarti,2012:62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Sampel Penelitian

Gambaran singkat objek penelitian mengkaji tentang profil perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 yang berjumlah 140 perusahaan. Sampel perusahaan tersebut kemudian dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013, dan perusahaan tersebut mempunyai data yang lengkap. Setelah dilakukan seleksi pemilihan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan maka diperoleh 69 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah proses pengumpulan dan peringkasan data, serta upaya untuk menggambarkan berbagai karakteristik data yang telah terorganisasi tersebut Sugiyono, 2007:142. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Peneliti menggunakan statistik deskriptif apabila hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 276 perusahaan untuk periode 2010-2013. Gambaran umum sampel dengan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, rapat komit audit, rapat dewan komisaris, independensi dewan komisaris, risk management, etika bisnis, dan training dapat dilihat pada tabel statistik deskriptif berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Kurtosis Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Risk ManagementY1 276 1 208 .75 .432 -.603 .292 Etika bisnisY2 276 1 32 .12 .321 3.847 .292 TrainingY3 276 1 200 .72 .448 -.985 .292 Rapat Komite AuditX1 276 44 1604 5.81 8.588 11.746 .292 Independensi Dewan Komisaris X2 276 .25 1.00 111.83 .4052 .12262 7.060 .292 Rapat Dewan KomisarisX3 276 48 1552 5.62 9.527 10.685 .292 Reputasi AuditorX4 276 1 109 .39 .490 -1.826 .292 ukuran PerusahaanX5 276 2.48 12.27 1921.84 6.9632 1.57685 .386 .292 Pertumbuhan PenjualanX6 276 -6.56 .92 19.99 .0724 .47207 143.653 .292 Valid N listwise 276 Berdasarkan table 4.1 kita dapat mengetahui bahwa: 2.8 Jumlah sampel N adalah 276 2.9 Independensi dewan komisaris memiliki rata-rata 0,4052 dengan standar devisiasi 0,12. Independensi dewan komisaris memiliki nilai minimum 0,25 dan nilai maksimum 1. Menurut kurtosis, data independensi dewan komisaris berdistribusi tidak normal karena titik puncaknya tidak berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis. 2.10 Ukuran perusahaan memiliki rata-rata 6,9632 dengan standar devisiasi 1,57685. Ukuran perusahaan memiliki nilai minimum yaitu 2,48 dan nilai maksimum yaitu 12,27. Menurut kurtosis, data ukuran perusahaan berdistribusi normal karena titik puncaknya berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis 2.11 Rapat komite audit memiliki nilai rata-rata 5,81 dengan standar devisiasi 8,588. Rapat komite audit memiliki nilai minimum yaitu 0 dan nilai maksimum 44. Menurut kurtosis, data rapat komite audit berdistribusi tidak normal karena titik puncaknya tidak berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis. 2.12 Rapat dewan komisaris memiliki nilai rata-rata 5,62 dengan standar devisiasi 9,527. Rapat Dewan komisaris memiliki nilai minimum 0 dan memiliki nilai maksimum 48. Menurut kurtosis, data rapat dewan komisaris berdistribusi tidak normal karena titik puncaknya tidak berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis. 2.13 Reputasi auditor memiliki nilai rata-rata 0,39 dengan standar devisiasi 0,49. Reputasi auditor memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Menurut kurtosis, data reputasi auditor berdistribusi tidak normal karena titik puncaknya tidak berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis. 2.14 Pertumbuhan penjualan memiliki nilai rata-rata 0,0724 dengan standar devisiasi 0,47247. Pertumbuhan penjualan memiliki nilai minimum -0,35 dan nilai maksimum yaitu 1,27. Menurut kurtosis, data rapat pertumbuhan penjualan berdistribusi tidak normal karena titik puncaknya tidak berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis. 2.15 Etika bisnis memiliki nilai rata-rata 0,12 dengan standar devisiasi 0,321. Etika bisnis memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Menurut kurtosis, data rapat etika bisnis berdistribusi tidak normal karena titik puncaknya tidak berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis. 2.16 Risk management memliki nilai rata-rata 0,75 dengan standar devisiasi 0,432. Risk management memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1.Menurut kurtosis,data risk management berdistribusi normal karena titik puncaknya berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis . 2.17 Training memiliki nilai rata-rata 0,75 dengan standar devisiasi 0,438. Training memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Menurut kurtosis, data training berdistribusi tidak normal karena titik puncaknya tidak berada pada -2 dan 2dengan membagi data kurtosis dengan std. error of kurtosis. 4.3 Hasil Pengujian Hipotesis 4.3.1 Analisis Univariate