Konsep-konsep dasar TINJAUAN PUSTAKA

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep-konsep dasar

Dalam mendesain Pelat beton prategang ataupun pelat beton bertulang biasa, maka hal yang sangat perlu diperhatikan diawal perencanaan adalah memahami konsep-konsep dasar dari karakteristik beton, perilakukanya,dsb. Sehingga kita dapat melakukan kontrol terhadap perencanaan yang akan kita buat. Beton prategang pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai suatu tingkat yang diinginkan. Pada batang beton bertulang, prategang pada umumnya diberikan dengan menarik baja tulangannya. Kekuatan tarik beton polos hanyalah merupakan suatu fraksi saja dari kekuatan tekannya dan masalah kurang sempurnanya kekuatan tarik ini ternyata menjadi faktor pendorong dalam pengembangan material komposit yang dikenal sebagai “beton bertulang”. Timbulnya retak-retak awal pada beton bertulang yang disebabkan oleh ketidakcocokan non compatibility dalam regangan-regangan baja dan beton barangkali merupakan titik awal dikembangkannya suatu material baru seperti “beton prategang”. Penerapan tegangan tekan permanen pada suatu material seperti beton, yang kuat menahan tekanan tetapi lemah dalam menahan tarikan, akan meningkatkan kekuatan tarik yang nyata dari material tersebut, sebab penerapan tegangan tarik yang berikutnya pertama-tama harus meniadakan prategang tekanan. Dalam tahun 1904, Freyssinet mencoba memasukkan gaya- gaya yang bekerja secara permanen Universitas Sumatera Utara 5 pada beton untuk melawan gaya-gaya elastic yang ditimbulkan oleh beban dan gagasan ini kemudian telah dikembangkan dengan sebutan “prategang”. 2.1.1 Material Untuk Beton Prategang 2.1.1.1 Beton Beton, khususnya beton mutu tinggi , adalah komponen utama dari semua elemen beton prategang. Dengan demikian, kekuatan dan daya tahan jangka panjang beton prategang harus diperoleh dengan menggunakan jaminan kualitas dan kontrol kualitas yang memadai pada tahap produksinya. Kekuatan tekan kubus 28 hari minimum yang ditentukan di dalam peraturan I.S. adalah 40 Nmm2 untuk batang pratarik dan 30 Nmm2 untuk batang pascatarik. Perbandingan standar kekuatan silinder terhadap kekuatan kubus dianggap sebesar 0,8 bila tidak tersedia data percobaan yang relevan. Kadar semen minimum sebesar 300 sampai 360 kgm 3 telah ditetapkan terutama untuk memenuhi persyaratan daya tahan. Untuk mengamankan terhadap susut yang berlebihan, peraturan B.S. menetapkan bahwa kadar semen dalam campuran sebaiknya tidak melebihi 530 kgm3. Tegangan beton sesaat sesudah penyaluran gaya prategang sebelum terjadinya kehilangan tegangan sebagai fungsi waktu tidak boleh melampaui nilai sebagai berikut : 1. Tegangan serat tekan terluar 0,6 f’ci 2. Tegangan serat tarik terluar 1 f ci 4 3. Tegangan serat tarik terluar pada ujung-ujung komponen struktur di atas perletakan sederhana 1 f ci 2 Bila tegangan tarik terhitung melampaui nilai tersebut diatas, maka harus dipasang tulangan tambahan non-prategang atau prategang dalam daerah tarik Universitas Sumatera Utara 6 untuk memikul gaya tarik total dalam beton, yang dihitung berdasarkan asumsi suatu penampang utuh yang belum retak. Tegangan beton pada kondisi beban layan sesudah memperhitungkan semua kehilangan prategang yang mungkin terjadi tidak boleh melampaui nilai berikut: 1. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati dan beban hidup tetap 0,45f’c 2. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati dan beban hidup total 0,65f’c 3. Tegangan serat tarik terluar dalam daerah tarik yang ada pada awalnya mengalami tekan 1 f ci 2 Dimana : F’c = Mutu beton Untuk beton bertulang biasa nilai F’c mutu beton 30 Mpa, sedang untuk beton prategang F’c mutu beton yang digunakan 30 Mpa 2.1.1.2 Baja Prategang Baja prategang dapat berbentuk kawat-kawat tunggal, strands yang terdiri atas beberapa kawat yang dipuntir membentuk elemen tunggal dan batang-batang bermutu tinggi. Tiga jenis yang umum digunakan adalah: 1. Kawat-kawat relaksasi rendah atau stress-relieved tak berlapisan. 2. Strands relaksasi rendah atau stress-relieved strands tak berlapisan. 3. Batang-batang baja mutu tinggi tak berlapisan. Kawat-kawat stress-relieved adalah kawat-kawat tunggal yang ditarik- dingin yang sesuai dengan standar ASTM A 421; stress-relieved strands mengikuti standar ASTM A 416. Strands terbuat dari tujuh kawat dengan memutir enam diantaranya pada pitch sebesar 12 sampai 16 kali diameter di sekeliling kawat lurus yang sedikit ≤ ≥ Universitas Sumatera Utara 7 lebih besar. Pelepasan tegangan dilakukan sesudah kawat-kawat dijalin menjadi strand. Besaran geometris kawat dan strand sebagaimana disyaratkan dalam ASTM masing-masing tercantum di dalam Tabel 2.1 dan 2.2. Tabel 2.1 Kawat-kawat untuk Beton Prategang Nawy,2001 Diameter Nominal Kuat tarik minimum Psi Tegangan minimum pada ekstensi 1 Psi Tipe BA Tipe WA Tipe BA Tipe WA 0,192 250.000 212.500 0,196 240.000 250.000 204.000 212.500 0,250 240.000 240.000 204.000 204.000 0,276 235.000 235.000 199.750 199.750 Tabel 2.2 Strand Standar Tujuh Kawat untuk Beton Prategang Nawy,2001 100.000 psi = 689,5 MPa 0,1 in = 2,54 mm, 1 in.2 = 645 mm2 Berat: kalikan dengan 1,49 untuk mendapatkan berat dalam kg per 1000 m. 1000 lb = 4448 Diameter nominal strand in Kuat patah strand min.lb Luas baja nominal strand in² Berat nominal strand lb1000 ft Beban minimum ekstensi 1 lb Mutu 250 140,250 9.000 0,036 122 7.650 5160,313 14.500 0,058 197 12.300 380,375 20.000 0,080 272 17.000 7160,438 27.000 0,108 367 23.000 ½0,500 36.000 0,144 490 30.600 350,600 54.000 0,216 737 45.900 Mutu 270 380,375 23.000 0,085 290 19.550 7160,438 31.000 0,115 390 26.350 ½0,500 41.000 0,153 520 35.100 350,600 58.600 0,217 740 49.800 Universitas Sumatera Utara 8 Untuk memaksimumkan luas baja strand 7 kawat untuk suatu diameter nominal, kawat standar dapat dibentuk menjadi strand yang dipadatkan seperti terlihat dalam Gambar 2.1b; ini berbeda dengan strand 7 kawat standar yang terlihat pada gambar 2.1a. Gambar 2.1 Jenis strand

2.2 Sistem Prategang