Sistem Prategang TINJAUAN PUSTAKA

8 Untuk memaksimumkan luas baja strand 7 kawat untuk suatu diameter nominal, kawat standar dapat dibentuk menjadi strand yang dipadatkan seperti terlihat dalam Gambar 2.1b; ini berbeda dengan strand 7 kawat standar yang terlihat pada gambar 2.1a. Gambar 2.1 Jenis strand

2.2 Sistem Prategang

2.2.1 Pratarik Pre-tension Pada cara ini, tendon pertama-tama ditarik dan diangkur pada abutmen tetap. Beton dicor pada cetakan yang sudah disediakan dengan melingkupi tendon yang sudah ditarik tersebut. Jika kekuatan beton sudah mencapai yang disyaratkan maka tendon dipotong atau angkurnya dilepas. Pada saat baja yang ditarik berusaha untuk berkontraksi, beton akan tertekan. Pada cara ini tidak digunakan selongsong tendon. a. tendon ditarik dan diangkur Universitas Sumatera Utara 9 b. beton dicor dan dibiarkan mengering c. tendon dilepas, gaya tekan ditransfer ke beton Gambar 2.2 Proses pembuatan beton prategang pratarik Langkah pertama dalam pratarik adalah penarikan tendon kekuatan tinggi biasanya 7-wire strand di antara perletakan pada tempat pratarik. Beton kemudian dimasukkan ke dalam perancah dan setelah kekuatan beton yang diinginkan tercapai, tendon ditarik kembali dan bahan akan menjadi prategang. Tempat penarikan yang juga berfungsi sebagai tempat pengecoran dan perawatan beton, harus dapat diatur sehingga memungkinkan untuk rotasi produksi harian yang membutuhkan tenaga minimum. Alat yang umum digunakan untuk pelepasan kabel yang telah ditarik adalah dengan penggergajian atau pemotongan dengan api. Pada saat pemotongan harus diusahakan agar tegangan yang terjadi tetap simetris. Pemotongan harus dilakukan secara bertahap dan sedekat mungkin dengan produk untuk meminimalisasi jumlah energi yang ditransfer secara dinamis oleh tegangan ikat selama pelepasan. Universitas Sumatera Utara 10 Penggunaan kepala ikat yang memungkinkan untuk pelepasan gaya tarik dengan menggunakan mesin hidrolis dapat mengurangi kemungkinan terhadap kerusakan ikatan di ujung produk. Untuk mendapatkan siklus produksi harian, beton harus mencapai kekuatan yang diijinkan untuk melakukan pelepasan kabel dalam waktu lebih kurang 16 jam. Ini dapat dicapai dengan memanaskan beton atau menggunakan beton berkekuatan awal tinggi. Pemanasan dapat dilakukakan baik dengan pemanasan elektris, perawatan dengan uap panas sistem basah atau dengan mensirkulasi cairan panas sistem kering. 2.2.2. Pascatarik Post-tension Dengan cetakan yang sudah disediakan, beton dicor di sekeliling selongsong ducts. Posisi selongsong diatur sesuai dengan bidang momen dari struktur. Biasanya baja tendon tetap berada di dalam selongsong selama pengecoran. Jika beton sudah mencapai kekuatan tertentu, tendon ditarik. Tendon bisa ditarik di satu sisi dan di sisi yang lain diangkur. Atau tendon ditarik di dua sisi dan diangkur secara bersamaan. Beton menjadi tertekan setelah pengangkuran. a. Beton Dicor Universitas Sumatera Utara 11 b. Tendon Ditarik dan Gaya Tekan Ditransfer c. Tendon Diangkur dan Di-grouting Gambar 2.3 Proses Pembuatan Beton Prategang Pascatarik

2.3 Konsep pemberian prategang