Identifikasi Isolat secara Spektrofotometri UV Identifikasi Isolat secara Spektrofotometri IR

terhadap isolat yang diperoleh. Kromatogram dan harga Rf hasil KLT preparatif dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 49.

3.12 Uji kemurnian Isolat

Terhadap isolat dilakukan uji kemurnian dengan KLT dua arah dengan menggunakan fase gerak I yaitu n-heksana - etilasetat 90:10 dan fase gerak II yaitu benzena – kloroform 90:10 dengan fase diam plat pralapis dan penampak bercak pereaksi Liebermann- Burchard. Cara kerja: Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel GF 254 ukuran 10 x 10 lalu dielusi memakai fase gerak I yaitu n-heksana - etilasetat 90:10 hingga mencapai batas pengembangan, kemudian plat dikeluarkan dari dalam bejana dan dikeringkan. Setelah plat kering dielusi kembali dengan arah yang berbeda 90° memakai fase gerak II yaitu benzena – kloroform 90:10, disemprot dengan memakai penampak bercak Liebermann- Burchard, setelah itu plat dipanaskan pada suhu 105°C selama 10 menit lalu diamati warna yang terbentuk. Kromatogram dan harga Rf hasil KLT ekstrak n-heksana daun sirsak dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 50

3.13 Identifikasi Isolat

Identifikasi isolat secara spektrofotometri ultraviolet dan spektrofotometri inframerah dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU Medan.

3.13.1 Identifikasi Isolat secara Spektrofotometri UV

Cara kerja: Isolat hasil isolasi dilarutkan dalam pelarut metanol, kemudian dimasukkan kedalam kuvet yang telah dibilas dengan larutan sampel. Selanjutnya absorbansi larutan sampel diukur pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.13.2 Identifikasi Isolat secara Spektrofotometri IR

Cara kerja: Identifikasi isolat secara spektrofotometri IR dilakukan dengan cara mencampurkan 1 mg isolat dengan 150 mg kalium bromida menggunakan alat mixture vibrate, kemudian dicetak menjadi pelet pada tekanan 11,5 ton dan dimasukkan kedalam spektrofotometer inframerah serta diukur absorbansinya pada frekuensi 400-4000 cm -1 .

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia

Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Bogor terhadap tumbuhan yang diteliti adalah sirsak Annona muricata Linn. suku Annonaceae pada lampiran 1. Pemeriksaan karakteristik simplisia secara makroskopik yaitu daun tunggal, rapuh, warna kuning kecoklatan, bentuk bundar panjang, lanset atau bundar telur terbalik, ujung dan pangkal daun runcing, tepi rata. Pada pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia dijumpai adanya epidermis atas, epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik, rambut penutup, pembuluh kayu, sel batu dan berkas pengangkut. Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia daun sirsak diperoleh kadar sari yang larut dalam air 18,27, kadar sari yang larut dalam etanol 12,81, kadar abu total 5,63 , kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,86 dan kadar air 6,66 . Hasil skrining fitokimia serbuk daun sirsak menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoida, glikosida, tanin, alkaloida, saponin dan steroidtriterpenoid.

4.2 Hasil Isolasi Senyawa SteroidTriterpenoid

Ekstraksi dilakukan dengan cara perkolasi menggunakan pelarut n-heksana, dari hasil perkolasi 300 g serbuk simplisia diperoleh ekstrak 10,44 g, jadi rendemennya adalah 3,48. Analisis KLT dari ekstrak n-heksana menunjukkan bahwa fase gerak yang paling baik adalah n-heksana – etilasetat 80:20 karena menghasilkan pemisahan noda yang baik dan diperoleh 4 noda