3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi
3.3.1 Pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida dilarutkan dalam air, kemudian ditambahkan 2 g iodium dalam air hingga 100 ml Depkes RI, 1979.
3.3.2 Larutan Pereaksi Dragendorff
Sebanyak 8 g bismut nitrat dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat dan 27,2 g kalium iodida dalm 50 ml air. Dicampurkan kedua larutan dan didiamkan sampai
memisah sempurna. Diambil larutan jernih dan encerkan dengan air secukupnya hingga 100 ml Depkes RI, 1979.
3.3.3 Larutan Pereaksi Molish
Sebanyak 3 g alfa naftol dilarutkan dengan sedikit etanol, kemudian ditambahkan asam nitrat 0,5 N secukupnya hingga diperoleh 100 ml
Depkes RI, 1979.
3.3.4 Larutan Pereaksi Besi III Klorida 1
Sebanyak 1,0 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml Depkes RI, 1979.
3.3.5 Larutan Pereaksi Timbal II Asetat 0,4 M
Sebanyak 15,17 g timbal II asetat dilarutkan dalam aquadest bebas CO
2
secukupnya hingga 100 ml Depkes RI, 1979.
3.3.6 Larutan Pereaksi Asam Klorida 2 N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan air suling hingga 100 ml Depkes RI, 1979.
3.3.7 Larutan Pereaksi Natrium Hidroksida 2
Sebanyak 8,00 g natrium hidroksida dilarutkan dalam aquades bebas CO
2
hingga diperoleh 100 ml larutan Depkes RI, 1979.
3.3.8 Larutan Pereaksi Mayer
Sebanyak 2,26 raksa II klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100
ml. Pada wadah lain dilarutkan 50 g kalium iodida dalam 100 ml air suling. Kemudian 60 ml larutan I dicampurkan dengan 10 ml larutan II dan ditambahkan
air suling hingga 100 ml Depkes, 1989.
3.3.9 Larutan Pereaksi Aluminium Klorida 5
Timbang 5 g aluminium klorida, lalu dilarutkan dalam etanol hingga 100
ml Harborne, 1987.
3.3.10 Larutan Pereaksi Liebermann-Burchard
Sebanyak 5 ml asam asetat anhidrida ditambahkan dengan 5 ml asam
sulfat pekat, kemudian campuran dimasukkan kedalam 50 ml etanol. Pengerjaan dilakukan dalam kondisi dingin dan pereaksi dibuat baru.
3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel