1.3. Intensitas Nyeri Responden Sebelum Pemberian Intervensi Stimulus
Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Intensitas nyeri responden sebelum pemberian intervensi stimulus
kutaneus slow-stroke back massage diukur dengan menggunakan skala Bourbanis selama 3 hari berturut-turut setiap sore hari sebanyak 1 kali intervensi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa intensitas nyeri yang dirasakan responden sebelum pemberian intervensi seluruhnya 100 melaporkan nyeri ditingkat sedang.
Intensitas nyeri responden sebelum pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage dapat dilihat pada tabel 5.
1.4. Intensitas Nyeri Responden Sesudah Pemberian Intervensi Stimulus
Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Setelah responden diberikan intervensi stimulus kutaneus slow-stroke back
massage selama 15 menit, segera dilakukan pengukuran intensitas nyeri kembali dengan menggunakan skala Bourbanis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa intensitas nyeri responden sesudah pemberian intervensi stimulus kutaneus slow-stroke back massage didapatkan
sebanyak kurang lebih dua per tiga responden 71,4 melaporkan nyeri pada tingkat ringan dan lebih dari seperempatnya 28,6 pada nyeri sedang. Intensitas
nyeri responden sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage dapat dilihat pada tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Distribusi, Frekuensi, Proporsi Intensitas Nyeri Responden Sebelum
dan Sesudah Pemberian Intervensi Stimulus Kutaneus Slow Stroke Back Massage n=7
Intensitas Nyeri Skor
Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
F f
Nyeri Ringan 1-3
5 71,4
Nyeri Sedang 4-6
7 100
2 28,6
1.5. Perbedaan Intensitas Nyeri Responden Sebelum dan Sesudah
Pemberian Intervensi Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Untuk mengetahui perbedaan nilai intensitas nyeri, peneliti menggunakan
komputerisasi dengan software analisis statistik. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa nilai intensitas nyeri responden sebelum pemberian stimulus kutaneus
slow-stroke back massage adalah 4,7 dengan SD=0,76. Sedangkan pada sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage adalah 3,3 dengan
SD=0,49. Hal ini menunjukan adanya penurunan nilai intensitas nyeri setelah dilakukan pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Perbedaan Intensitas Nyeri Responden Sebelum dan Sesudah
Pemberian Intervensi Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Rata-Rata Intensitas Nyeri
Mean Standar Deviasi
SD Sebelum intervensi
4,7 0,76
Sesudah intervensi 3,2
0,49 Untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
pemberian intervensi pre-post, peneliti menggunakan analisis statistik paired t- test. Hasil analisis diperoleh nilai p=0,000 p
≤0,05 yang menunjukan adanya perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi, dengan tingkat
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan 95 didapatkan nilai t=7,071 t1,96 yang berarti bahwa perbedaan tersebut dapat diterima dengan nilai perbedaan rata-rata mean
sebesar 1,43 SD=0,53, dimana wilayah perbedaan tersebut berada pada rentang 0,93-1,92. Hasil uji paired t-test tersebut dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Paired T-Test untuk Perbedaan Intensitas Nyeri Low Back
Pain Sebelum dan Sesudah Pemberian Intervensi Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage
Variabel P
t Mean
SD Interval
Kepercayaan 95 Lower
Upper Intensitas nyeri
sebelum dan sesudah pemberian intervensi
0,000 7,07
1,43 0,53
0,93 1,92
2. Pembahasan