penyalur nyeri dan atrofi dari ujung-ujung saraf, sehingga pada usia lanjut diperlukan lebih banyak stimulus guna membangkitkan respon nyeri dari pada
usia dewasa. Jenis kelamin responden kurang lebih dua pertiganya 71,4 adalah
wanita. Hal ini menunjukan bahwa wanita lebih mudah merasakan nyeri dari pada pria. Sesungguhnya mekanisme nyeri pada setiap jenis kelamin adalah sama
Long, 1996. Namun demikian, Potter Perry 2005 menyebutkan bahwa pria diharapkan lebih berani dan tahan terhadap nyeri dari pada wanita meskipun
situasi yang menyebabkan nyeri adalah sama. Seluruh responden 100 bekerja sebagai karyawan pekerja perkebunan
yang menggunakan tenaga dan aktivitas yang lebih banyak, sehingga mudah mengalami nyeri pada pinggang bawah. Bimariotejo 2009 menyebutkan bahwa
trauma dan gangguan mekanis yang diakibatkan karena melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menyebabkan terjadinya
nyeri pinggang bawah. Selain itu, pekerjaan yang mengharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya low back pain
Klooch, 2006 dalam Shocker, 2008.
2.2. Intensitas Nyeri Low Back Pain LBP Sesudah Pemberian Intervensi
Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Sesudah dilakukan pemberian stimulas kutaneus slow-stroke back massage
selama 15 menit segera dilakukan pengukuran intensitas nyeri kembali dengan menggunakan skala Bourbanis. Hasil yang didapatkan adalah kurang lebih dua per
tiga responden 71,4 mengalami penurunan nyeri pada tingkat ringan dan lebih
Universitas Sumatera Utara
dari seperempat responden 28,6 mengalami nyeri pada tingkat sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan nilai intensitas nyeri setiap individu berbeda-
beda walaupun stimulus yang diberikan sama. Perbedaan ini disebabkan karena nyeri bersifat subjektif dan sangat individual Mahon, 1994 dalam Potter Perry,
2005, sehingga respon yang diberikan antara seorang individu dengan individu lain tidak sama, tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti usia,
jenis kelamin, pengalaman masa lalu Smeltzer Bare, 2002 serta makna nyeri dan gaya koping Potter Perry, 2005.
Adanya penurunan intensitas nyeri dikaitkan dengan mekanisme penurunan nyeri teori gate control, yaitu menurunnya intensitas nyeri terjadi
karena transmisi impuls nyeri diblok dengan mengaktifkan serabut A-beta yang banyak terdapat pada kulit Kenworthy, 2002 dalam Potter Perry, 2005.
Serabut ini akan berespon saat melakukan masase pada kulit dengan lembut Guyton Hall, 1997, sehingga setelah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke
back massage terjadi penurunan intensitas nyeri. Disamping itu, pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage
bekerja dengan cara mendorong pelepasan endorfin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri Potter Perry, 2005. Namun kadar endorfin pada setiap individu
berbeda sehingga stimuli yang sama dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda. Kadar ini dikendalikan oleh gen Guyton Hall, 1997; Potter Perry, 2005. Hal
ini menyebabkan tidak semua responden mengalami penurunan nyeri setelah dilakukan pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Terhadap