2.3. Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Terhadap
Intensitas Nyeri pada Penderita Low Back Pain LBP Berdasarkan hasil uji statistik dengan paired t-test, ditemukan adanya
perbedaan intensitas nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage, dimana nilai intensitas nyeri sebelum
pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massaage adalah 4,7 dengan SD=0,76, sedangkan sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back
massaage terjadi penurunan intensitas nyeri dengan nilai 3,3 dengan SD=0,49. Berdasarkan hasil uji analisis statistik paired t-test menunjukan perbedaan
yang signifikan, dibuktikan dengan nilai p=0,000 p ≤0,05. Berdasarkan tingkat
kepercayaan 95 didapatkan nilai t=7,071 t1,96 yang berarti bahwa perbedaan tersebut dapat diterima dengan nilai perbedaan rata-rata mean sebesar 1,43
SD=0,53, dimana wilayah perbedaan tersebut berada pada rentang 0,93-1,92. Hal tersebut menunjukan bahwa pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back
massage mempengaruhi intensitas nyeri pada penderita low back pain LBP Penurunan intensitas nyeri dan perbedaan yang signifikan ini disebabkan
pengaruh dari pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage, berupa tindakan masase pada punggung dengan usapan perlahan selama 15 menit.
Dengan pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage, dapat merangsang serabut A beta yang banyak terdapat di kulit dan berespon terhadap
masase ringan pada kulit sehingga impuls dihantarkan lebih cepat. Pemberian stimulasi ini membuat masukan impuls dominan berasal dari serabut A beta
sehingga pintu gerbang menutup dan impuls nyeri tidak dapat diteruskan ke korteks serebri untuk diinterpretasikan sebagai nyeri Guyton Hall, 1997. Di
Universitas Sumatera Utara
samping itu, sistem kontrol desenden juga akan bereaksi dengan melepaskan endorphin yang merupakan morfin alami tubuh sehingga memblok transmisi nyeri
dan persepsi nyeri tidak terjadi Potter Perry, 2005. Dengan demikian, stimulus kutaneus slow-stroke back massage
mempengaruhi intensitas nyeri pada penderita low back pain dan terbukti mampu menurunkan nilai intensitas nyeri low back pain. Hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Shocker 2008 tentang “Pengaruh Stimulus Kutaneus: Slow- Stroke Back Massage terhadap Intensitas Nyeri Osteoarthritis pada Lansia” juga
membuktikan bahwa stimulus kutaneus slow-stroke back massage mempengaruhi dan menurunkan intensitas nyeri osteoarthritis pada lansia.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1.1.
Hasil pengukuran intensitas nyeri responden dengan menggunakan Skala Bourbanis 0-10 sebelum dilakukan pemberian stimulasi kutaneus slow-
stroke back massage diperoleh bahwa seluruh responden mengalami nyeri pada tingkat sedang.
1.2. Hasil pengukuran intensitas nyeri responden dengan menggunakan Skala
Bourbonais 0-10 setelah dilakukan pemberian stimulasi kutaneus slow- stroke back massage didapatkan sebanyak kurang lebih dua per tiga
responden melaporkan nyeri pada tingkat ringan dan lebih dari seperempatnya pada nyeri sedang.
1.3. Berdasarkan analisis menggunakan komputerisasi dengan software
analisis statistik ditemukan bahwa terdapat perbedaan nilai intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back
massage, dimana nilai intensitas nyeri responden sesudah pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage lebih rendah dibandingkan
pada saat sebelum pemberian stimulus kutaneus slow-stroke back massage. Selain itu, hasil uji analisis statistik paired t test menunjukan
adanya perbedaan yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa stimulus kutaneus slow stroke back massage mempengaruhi intensitas
nyeri penderita low back pain LBP.
Universitas Sumatera Utara